14.1 Truth Or Dare

2.2K 118 1
                                    

Note: Part 14.1 dan 14.2 adalah kunci untuk cerita aku yang kedua dan ketiga ya, jadi pertikan baik-baik

***

"Bundaaaa" begitu sampai rumah Ettan langsung teriak sekencang-kencangnya "Bundaaaa, umpetin semua makanan yang ada, kita kedatangan tikus-tikus rakus lapar yang mampir ke rumah"

Ettan melangkahkan kakinya ke dalam rumah mencari Bundanya.

"Bundaaaa" teriak Ettan kembali.

"Kak Ettan kenapa sih harus teriak-teriak begitu? Berisik tau! Aku sama Jasmine lagi belajar" sungut Poppy yang keluar dari kamarnya dan berdiri di balkon lantai dua.

"Bunda ada dimana?" tanya Ettan yang harus menonggak ke atas untu melihat adiknya.

"Pergi sama kak Darla" jawabnya dengan ketus.

"Lagi belajar apa?" tegur Elang yang berada di belakang Ettan.

"Matematika, Kak" Poppy menuruni tangga untuk menghampiri Elang "Kak Elang ajak kak Vanya dan kak Venya dong kesini, bantuin aku sama Jasmine belajar"

"Dia lagi bimbel hari ini sampai malam" jawab Elang lalu ia merangkul Poppy.

"Kak Juna!" Poppy menghampiri Juna dan mendelikkan matanya "Kak Juna sayang sama aku gak?"

"Sayaaaaaaanggggg banget" Juna mencubit kedua pipi Poppy.

Poppy mengaduh kesakitan namun ia kembali bersikap tidak terjadi apa-apa.

"Kalau sayang, sekarang jemput kak Val kesini dong" pinta Poppy dengan rengekan "Aku kangeeeen banget sama kak Val, aku juga mau minta ajarin matematika sama kak Val, inimah please banget tingkat dewa"

Juna bertingkah seperti orang yang sedang berpikir "Val sedang sibuk karena tugasnya lagi numpuk jadi gak bisa diganggu gugat"

"Hmm" kini Poppy bergumam sendiri, tidak ada yang bisa membantunya sekarang ini.

Vandra mendekati Poppy lalu ia memberikan senyumannya, Vandra berusaha mensejajarkan posisinya dengan Poppy.

"Kamu kelas berapa?"

"Kelas 6 kak" jawab Poppy sambil menunduk.

"Belajar sama kakak aja yuk" ajak Vandra.

Mata Poppy membulat dan bersinar, lalu ia mengangguk dengan senang. Poppy langsung menarik tangan Vandra ke lantai dua, tidak peduli mendengarkan ocehan kakaknya yang di bawah karena membawa temannya itu ke atas.

***

Setelah beberapa jam di atas akhirnya Vandra turun ke lantai bawah untuk menemui teman-temannya.

Untung saja, Poppy dan Jasmine merupakan anak yang cerdas dan cepat tangkap sehingga tidak perlu berlama-lama mengajarkan mereka. Baru sekali diajarkan mereka sudah mengerti.

"Udah selesai?" tanya Ettan.

Vandra mengangguk dan duduk di sofa.

"Sorry ya kalau mereka ngerepotin dan nakal" ujar Ettan dengan rasa tidak enaknya.

"Gak apa-apa, lagian gue seneng kok ngajarin mereka. Gue jadi ngerasa punya adik. Saat gue ngobrol sama adik-adik kalian bertiga, gue ngerasa punya adik" ucap Vandra.

Memang Vandra merupakan anak terakhir. Ia memiliki satu kakak laki-laki namun sekarang tinggal di Australia untuk melanjutkan pendidikannya, jadi Vandra selalu merasa kesepian di rumah.

"Apa itu?" mata Vandra tertuju pada beberapa bungkusan yang sudah ada di meja "Martabak lagi?" tanyanya karena ia sudah hafal dengan plastiknya.

"Dan...nasi goreng kambing!!" tambah Juna dengan wajah yang ceria.

Vandra & EttanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang