"Kamu terlambat Ettan" tegur Vandra yang sudah menunggu kekasihnya itu di depan gerbang rumahnya.
"Aku minta maaf, tadi memang aku terlambat bangun tidur"
Ettan memberikan helm kepada Vandra sedangkan gadis itu masih saja cemberut.
Hari ini tidak begitu cerah, cenderung berawan dan gelap. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun.
"Jangan ngedumel terus, lihat tuh langitnya, dia gak suka kamu marah-marah"
Vandra terdiam namun tetap memasang wajah kebeteannya, Ettan yang melihatnya dari kaca spion hanya bisa tersenyum melihat kekasihnya yang sedang merajuk tersebut.
"Masih cemberut aku turunin nih"
"Turunin aja kalau berani" balas Vandra yang tak kalah berani.
Ettan menghentikan sepeda motornya sejenak di pinggi jalan, Vandra sedikit keheranan sekaligus ketakutan akan ucapan Ettan yang akan menurunkan dirinya di jalanan.
"Kamu beneran mau turunin aku di jalan?" sungut Vandra dengan berani.
"Turun dulu sebentar"
"Engga"
"Sebentar doang" ucap Ettan dengan suara yang begitu lembut.
"Gak mau!"
"Vandra..."
Dengan kesal dan berat hati Vandra turun dari motor Ettan, sebenarnya ia takut jika nanti Ettan akan meninggalkannya di pinggir jalan. Ettan juga ikut turun dari motornya.
"Kenapa sih?" tanya Vandra yang masih kesal.
"Itu ban aku kurang angin, aku cuna mau cek doang udah marah-marah aja"
Vandra tertunduk malu, ternyata yang ia takutkan tidak terjadi. Ettan hanya mengecek ban motornya yang kurang angin.
"Kamu kenapa sih marah-marah mulu? Padahal aku cuma telat jemput doang. Lagi dateng tamu ya?"
"Bawel. Udah ayo isi angin ban nya, nanti kita bener-bener telat"
Sebelum Vandra mengoceh kembali, Ettan mengalah untuk naik motor kembali dan melanjutkan perjalanan sambil mencari tukang tambah angin untuk ban motornya.
Setelah menemukan tukang tambah angin, Vandra sambil menunggu hanya bisa duduk di trotoar sambil melihat jalanan yang cukup ramai namun lancar. Vandra mendesis kesal karena akan menunggu lama, ban motor Ettan bukan hanya sekedar kurang angin namun bocor.
Ettan duduk di samping Vandra dan menirukan gaya duduknya yang bertopang dagu pada kedua lututnya.
"Pulang sekolah kita makan martabak lagi, mau?"
"Gak mau" tolak Vandra dengan halus.
"Kamu kenapa sih marah-marah mulu? Kalau kamu takut telat ke sekolah, kamu berangkat duluan aja sama ojol"
Vandra menggelengkan kepalanya "Aku gak mau ninggalin kamu"
"Takut ya aku digodain orang?"
"Takut kamu digondol sama kucing" ucap Vandra dengan ketus.
"Kenapa sih? Cerita dong"
"Gak apa-apa" Vandra menengok sebentar ke arah Ettan, lalu Ettan tersenyum lebar padanya dengan gaya yang begitu manis "Ihh, kesel liatnya" ucap Vandra ketika melihat kelakuan Ettan.
Ettan tertawa renyah saat melihat Vandra menunjukkan ekspresinya.
"Nyebelin" Vandra mulai ikut tertawa kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra & Ettan
Teen FictionCERITA SUDAH LENGKAP DAN TIDAK DI PRIVATE YAA! FREE FOR READ! Ettan Orlando Janes: Ettan Orlando Janes adalah siswa laki-laki yang takut akan Tuhan, taat pada agama, sayang dengan keluarganya, dan pengamal pancasila yang baik. Kehidupannya berjalan...