Vandra sejak tadi hanya diam saja karena Ettan juga tidak bicara padanya. Apa Freya benar-benar memberitahu Ettan soal Gerald? Kalau iya, Vandra sudah habis. Vandra sendiri pun dilema karena ia tidak diajak bicara sejak tadi.
Vandra turun dari motor karena mereka telah sampai tujuan, rumah Ettan.
Ettan menarik lengan Freya dan menatapnya dengan dingin. Ettan menarik napasnya sejenak.
"Oke Vandra, aku gak bisa kalau harus diem-dieman begini terus sama kamu!" Vandra masih terdiam sambil menatap Ettan, Ettan mendecak "Aku minta maaf soal tadi di kantin karena Freya tiba-tiba aja narik tangan aku. Dia memang ngajak aku bicara, tapi aku udah berusaha menghindar kok. Kamu kan juga liat sendiri. Jangan diemin aku kayak gini" Vandra terkejut sekaligus merasa lega dengan apa yang didengarnya.
"Iya gak apa-apa" hanya itu yang terdengar dari telinga Ettan.
Vandra bingung ingin menjawab apa. Ia kira Ettan sudah tau Gerald dari Freya sehingga Ettan sejak tadi diam ternyata Ettan menganggapnya marah karena Freya menghampirinya. Ettan benar-benar ngeselin!
"Kamu mau maafin aku?" tanya Ettan kembali.
Vandra menatapnya dan memberikan sedikit anggukan kecil. Sudah lah, biarkan Ettan berpikir seperti itu daripada ia harus curiga padanya. Vandra akan menceritakan soal Gerald nanti, tidak di sini.
"Senyum dong Van, kita akan ketemu Bunda" pinta Ettan dengan sedikit rengekan "Nanti Bunda berpikir kalau aku benar-benar sudah ngecewain kamu. Trus aku disuruh putusin kamu, gimana?"
"Ihh jangan!" lalu Vandra tersenyum manis sekali "Masa Bunda setega itu?"
"Aku kan udah cerita sama kamu pas kita makan martabak" ujar Ettan yang mengingatkannya. Ettan menarik tangan Vandra masuk, lalu di depan pintu ia berhenti dan menoleh lagi ke Vandra "Inget ya senyum, kita harus keliatan bahagia dan cocok. Kayak Pangeran William dan Putri Kate Middleton"
Vandra terkekeh mendengarnya.
"Bundaaaa. Aku nemu anak ilang nih" Ettan memasuki rumah dan masih menarik tangan Vandra "Bundaaa, mau pungut anak gak?"
"Ihh rese!!" ucap Vandra sambil tertawa.
"Kakak!!" suara itu dari lantai dua, Poppy dan Jasmine sudah ada di balkon, menyengir dihadapan mereka berdua "Kak Vandra!!" mereka menyapanya dengan riang dan melambaikan kedua tangannya.
"Hallo" Vandra ikut melambaikan tangannya.
Ettan melihat ke atas yang terdapat kedua adiknya "Bunda ada di mana?"
"Di dapur" jawab seseorang dari ruang tengah.
Ettan langsung berjalan dan masih menarik tangan Vandra.
"Kenapa? Mau pamer pacar baru? Bunda ada di dapur tuh, lagi ada Mama Celia" Darla terlihat sinis dengan Ettan, ia berdiri dan meraih tangan Vandra "Kamu sini, jangan dekat-dekat Ettan"
Vandra hanya mengikutinya dan ikut duduk di sofa sebelah Darla.
"Kamu kok mau sih sama Ettan? Kamu itu yang beberapa minggu yang lalu kesini kan? Saat kita sedang kumpul semua?" Darla menerka-nerka, lalu ia menopang dagunya "Bukannya waktu itu kamu sama Ettan dengan keras bilang kalau kalian tidak pacaran ya?"
"Hati orang mana ada yang tau, bisa berubah kapan aja" jawab Ettan dengan dingin "Lagian kakak ikut campur aja deh"
"Kakak gak ngomong sama kamu. Lagian kemarin aja malu-malu gak ngakuin. Giliran sekarang aja ngebet banget" Darla menjulurkan lidahnya "Udah sana, kamu buatin minum aja buat Vandra. Baru dateng pasti dia kehausan"
![](https://img.wattpad.com/cover/133271932-288-k274788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra & Ettan
Teen FictionCERITA SUDAH LENGKAP DAN TIDAK DI PRIVATE YAA! FREE FOR READ! Ettan Orlando Janes: Ettan Orlando Janes adalah siswa laki-laki yang takut akan Tuhan, taat pada agama, sayang dengan keluarganya, dan pengamal pancasila yang baik. Kehidupannya berjalan...