Vandra tau di pagi yang cerah ini semua orang yang berada di koridor telah menatapnya. Bahkan tadi sebelum jalan dikoridor dan masih di parkiran semua telah melihatnya. Ada yang sinis sampai tersenyum manis.
Semua karena unggahannya kemarin, langsung banyak sekali komentar-komentar yang masuk ke dalam notifikasinya. Ada yang dari teman-teman sekolahnya yang lama dan teman sekelasnya yang sebenarnya ia juga tidak tau pasti, mereka semua mengucapkan selamat. Permintaan untuk mengikutinya pun melesat tajam, sepertinya satu sekolah ini langsung berbondong-bondong mengikuti sosial media miliknya.
Perubahan hidupnya sepertinya langsung berbanding terbalik jika dibandingkan dengan kemarin-kemarin. Vandra kemarin terpuruk sendirian, menangisi Gerald sendirian tapi sekarang ia bisa berdiri kembali semua karena Ettan.
Setelah pulang dari rumah Ettan kemarin pun mereka sempat berkeliling menaiki motor berdua sebelum Vandra pulang ke rumah, hanya untuk mengelilingi perumahan sebanyak lima kali. Mereka berdua senang-senang saja karena sedang bahagia. Perubahan bicara pun terjadi pada mereka yang menjadi agak kaku dan mengubah kata 'lo-gue' menjadi 'aku-kamu'. Terasa geli untuk didengar namun sangat menyenangkan.
Vandra sebenarnya tidak nyaman jika terus diperhatikan seperti ini, sehingga sejak tadi ia hanya menundukkan kepalanya dan terus mencoba berjalan di samping Ettan. Lalu tangannya tergenggam, ia menoleh ke depan, Ettan memberikan senyumannya. Vandra ikut tersenyum. Sekarang terasa mudah jika ia ingin tersenyum, lihat saja Ettan tersenyum lalu ia akan melakukan hal yang sama.
"Woy, Tan" sapa Fandi ketika mereka telah sampai di kelas "Baru jadian ya?"
Vandra hanya tersenyum kecil dan menunduk kembali, ia tau pasti pipinya sedang merona.
"Congrats deh!" ucap Fandi kembali padahal mereka berdua tidak menjawab apapun "Eh Van, bisa kali gue di follback dari kemarin gue tunggu. Ettan gak ngelarang lo buat gak ngefollow cowok kan?"
Vandra menggeleng "Iya nanti ya" jawabnya.
Ettan mendekat dan membisikkan sesuatu "Jangan semua cowok di sekolah ini kamu kasih accept buat follow kamu"
Tuh kan, Vandra geli sendiri saat Ettan bilang 'kamu'!
Vandra menatapnya "Kenapa?" tanyanya dengan suara yang kecil.
"Aku gak sanggup kalau harus menghadapi semua cowok satu sekolah ini" bisiknya kembali.
"Kamu mau apain? Berantem?" Vandra melotot ke arahnya.
"Kalau kamu kasih izin"
Vandra memukul lengan Ettan "Ih jangan gitu"
"Gitu lah. Enak banget mereka, aku yang usaha tapi mereka bisa lihat foto kamu dengan bebas"
Vandra tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Jadi...kalau Fandi gak boleh?"
"Kalau dia boleh"
"Kenapa?"
"Dia temen aku, kalau musuh aku langsung block aja"
"Ya, ya misi ya, mau lewat ini jangan di tengah jalan" Juna menghadang Vandra dan Ettan yang berdiri di depannya, ia langsung menaruh tasnya di meja tempat ia duduk.
Ettan menatap Vandra sedangkan Vandra hanya mengangkat bahunya.
Elang yang baru datang langsung menghampiri Juna.
"Jun, hidup lo gak semangat amat. Putus cinta jangan gini-gini banget lah. Gue kenalin deh sama orang yang suka ngasih gue cokelat. Mau gak?" tawar Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra & Ettan
Novela JuvenilCERITA SUDAH LENGKAP DAN TIDAK DI PRIVATE YAA! FREE FOR READ! Ettan Orlando Janes: Ettan Orlando Janes adalah siswa laki-laki yang takut akan Tuhan, taat pada agama, sayang dengan keluarganya, dan pengamal pancasila yang baik. Kehidupannya berjalan...