19. Penjelasan

1.9K 109 0
                                    

"Ettan aku mau menjelaskan semuanya..."

Suara itu sangat terdengar parau dan begitu pelan. Vandra menundukkan kepalanya sejak berada di dalam mobil tadi. Ia sama sekali tidak berani menatap ke arah samping kanannya yang dimana terdapar Ettan sedang menyetir mobil.

Sejak tadi mereka hanya terdiam tanpa mengucapkan apapun. Hanya lagu-lagu radio saja yang terdengar di telinga mereka berdua. Namun Vandra akhirnya meyakinkan dirinya untuk menjelaskan semuanya pada Ettan, ia tidak akan memperumit keadaan kembali. Semuanya akan jelas, namun Vandra tidak tau pasti apakah semuanya akan kembali baik-baik saja atau sebaliknya.

"Jangan sekarang, aku tau kamu butuh waktu" Ettan masih fokus memandang ke arah depan.

"Gak bisa, aku harus menjelaskan semuanya sama kamu" Berderu-deru kembali napas Vandra hingga ia sangat sulit untuk bernapas "Aku harus menjelaskan dan kamu perlu mendengarkan"

"Siapapun dia, aku percaya kamu" lirih Ettan dengan pelan "Dia hanya masa lalu kamu dan aku tidak peduli"

Vandra menarik napasnya dan melihat ke arah jendela yang berada di sampingnya.

"Gak perlu seperti itu, Vandra" tegur Ettan "Gak cukup ya kalau aku mempercayaimu?"

Vandra menoleh sebentar ke arah Ettan lalu melihat kembali ke arah jendela.

Jauh di dalam lubuk hatinya ia begitu senang karena Ettan tidak terlalu memikirkan hal itu lagi dan bahkan mempercayainya, namun Vandra begitu nerasa bersalah pada Ettan. Sehingga ia nerasa mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskannya pada Ettan. Tapi ternyata Ettan terlihat begitu santai dan mengatakan bahwa Ettan tidak peduli lagi dengan masalah tadi.

Vandra begitu menyesal tidak menceritakan tentang Gerald sejak awal. Isi kepalanya kini berlarian kata 'andai'. Kata itu yang terus tercantum di kepalanya. Andai ia menceritakan semuanya sebelum bencana besar tadi datang.

Karena tadi juga Vandra menjadi tau sosok Ettan yang lain. Biasanya ia melihat Ettan mengintimidasi seseorang hanya melalui mata dan ucapannya, tindakannya hanya sebatas itu yang ia tau. Tapi tadi begitu berbeda, Ettan benar-benar menghajar Gerald di depan matanya bahkan terlihat oleh banyak orang.

Ettan terlihat begitu berani pada Gerald sehingga tidak henti-henti melayangkan pukulan-pukulan pada Gerald. Padahal Gerald tidak membalas memukulnya kembali.

"Apa yang sekarang kamu pikirkan?" tanya Ettan yang berhasil meleburkan lamunan Vandra "Aku baik-baik saja disini atau kamu sedang memikirkan keadaan dia yang sudah kuhabisi tadi, begitu?"

Vandra langsung menoleh lalu mendecak kesal "Tadi di sekolah kata kamu, aku punya hutang penjelasan dan ada hal penting uang harus kamu tau, sedikit pun aku gak pernah mikirin Gerald"

"Oh namanya Gerald" gumam Ettan dengan pelan "Aku tau kalau kamu tidak pernah memikirkannya, tadi aku cuma bercanda. Lalu kamu mikirin apa?"

"Kamu benar-benar gak mau mendengar penjelasan aku?"

Ettan menggeleng "Tidak. Tidak sama sekali. Tiba-tiba aku berubah pikiran. Aku tidak ingin mendengar penjelasan apapun karena aku mempercayaimu"

"Kenapa kamu begitu keras kepala?"

Ettan terkekeh dan mengusap rambut Vandra dengan lembut "Kepalamu ini yang keras. Aku tidak ingin melanjutkan masalah ini lebih jauh. Aku sangat percaya sama kamu. Lagipula apa yang ingin kamu jelaskan?"

"Soal pernyataan Gerald yang bilang kamu selingkuhan aku..." lirih Vandra dengan pelan.

Ettan terdiam dan hanya tersenyum. Tiba-tiba mobil terhenti di pinggir jalanan, Vanda tau ini sudah memasuki perumahan rumah Elang, namun ketika Ettan memberhentikan mobilnya, alisnya menjadi berkerut.

Vandra & EttanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang