2.1 Keluarga Besar

2.9K 155 2
                                    

"Harta yang paling berharga adalah keluarga"

——————————————————

Vandra kini sudah duduk di motor Ettan untuk yang pertama kalinya. Ia tidak menaiki mobil Elang karena Elang memutuskan untuk menjemput adik-adiknya yang sedang bimbel sedangkan Juna secara tiba-tiba ban motornya bocor sehingga ia perlu waktu untuk menambalnya.

Sebenarnya bisa saja Vandra menunggu Juna, tapi Juna tidak ingin Vandra lama menunggu apalagi harus ikut mendorong motor menuju tempat tambal ban. Jadi, Vandra hanya memangut saja saat disuruh ikut bersama Ettan. Lagipula rumah Ettan hanya beda beberapa blok dari rumahnya.

Saat melewati rumahnya, Vandra memberitahu pada Ettan bahwa itu rumahnya. Ettan mengangguk dan tetap fokus mengendarai motornya.

Mereka telah sampai di rumah berwarna putih tulang dengan gerbang berwarna hitam, memiliki garasi yang luas dan taman yang cukup untuk menanam beberapa tanaman dan rumput sintesis. Begitu terlihat mewah namun tetap asri.

Security rumah itu membukakan gerbang rumah yang amat besar tersebut saat tau Tuan muda nya telah datang. Vandra turun dari motor setelah mesin motor dimatikan. Vandra takjub dengan rumah ini. Bergaya vendor eropa yang modern, ia suatu saat akan membangun rumah seperti ini.

Pagar tersebut terbuka lebar saat mobil citycar berwarna hitam metallic memasuki rumah. Ettan seperti acuh dengan kedatangan orang tersebut, Vandra jadi penasaran siapa yang ada di dalamnya.

Keluar seorang perempuan cantik dengan paras yang hampir sama dengan Ettan, namun ia lebih terlihat kearab-an dibanding Ettan. Matanya bulat besar, alis yang rapih dan tebal, memiliki bulu mata yang panjang dan lentik dan Vandra yakin itu bukan extension. Tinggi dan postur tubuh wanita dewasa yang begitu sempurna.

Vandra kini melihat dirinya sendiri yang memiliki rambut ikal dan mengembang, hidung kecil tidak terlalu mancung, bibir tipis dan badan yang terlalu kurus. Astaga! Dibandingkan wanita ini Vandra hanya secuil kecil, ia merasa bahwa perbandingannya antara bumi dan langit! Apa yang bisa dibanggakan dari dirinya kecuali alis dan matanya yang menurut Gerald sangat indah? Nothing.

"Ettan, baru sampai rumah?" tegur wanita itu dengan ramah.

"Seperti yang kakak liat" jawab Ettan dengan santai.

Vandra tidak terkejut dengan ucapan Ettan, karena ia juga sedari tadi yakin bahwa wanita ini adalah kakaknya Ettan.

"Ettan wajah kamu!" pekik wanita tersebut dengan suara yang melengking.

Ia bersidekap.

Sedangkan Ettan hanya mendecak.

"Aku bilangin ayah sama bunda baru tau rasa kamu" ancam wanita tersebut.

Ettan hanya santai menanggapinya, tidak ada raut kecemasan di wajahnya.

"Bilangin saja, percuma juga kakak mengadu nanti ayah sama bunda juga akan liat sendiri" ucap Ettan dengan memiringkan senyumannya dan mengalihkan pandangannya "Lagian laki-laki berantem itu wajar. Nenda juga pernah bicara seperti itu"

Kakaknya Ettan hanya menggelengkan kepalanya, ia sepertinya sudah bosan dengan kelakuan adiknya ini.

"Siapa cewek ini? Pacarmu?" kakaknya Ettan menengok sebentar ke arah Vandra.

Vandra menggelengkan kepala dengan cepat.

"Bukan!" tegas Ettan "Dia temanku, anak baru di kelas kebetulan rumahnya satu komplek dengan kita di C-45" ujar Ettan dengan kekesalannya.

Vandra & EttanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang