7 - HALLO STRANGER

11.4K 555 43
                                    

Aku meraba area sensitifku, dengan perlahan dan sangat hati-hati aku buka celana yang kukenakan, lalu....

'woaaaa.... Boy... kemana celana dalem g..u..a...?...?'

--------------

TING!

Aku tersadar ketika sebuah pesan masuk ke layar ponselku lalu mengacak-ngacak rambutku untuk kesekian kalinya. Bayangan itu selalu hadir bahkan sudah seminggu lamanya kejadian itu berlangsung tapi hingga hari ini belum ada kejelasan apa yang sebenarnya terjadi. Dari awal aku bertemu Boy, aku berharap sekali dia seorang gay dan aku bisa tidur dengannya. 

Tapi kalau harus seperti waktu itu aku gak bisa menerima. Apalagi aku gak tahu apakah Boy seorang gay apa bukan. Tapi gak mungkin dia seorang gay. Tapi kenapa pakaianku berubah hari itu? Kemana celana dalamku? Aaaarrrgghh.... aku pusing.... "kemana sih lo Boy?"

Dari sejak kejadian itu, aku tak lagi melihat Boy. Bahkan kostannya selalu sepi, entah jam berapa boy selalu pulang. Sudah empat kali aku mencoba mendatangi kamarnya namun selalu terkunci. Beberapa pesan WhatsApp yang aku kirim pun tidak semua dibalasnya. Hanya satu dua pesan yang dibalas itupun sangat singkat. Tidak sebanding dengan banyaknya chat yang aku kirimkan padanya. 

Dua hari yang lalu, aku sempat berusaha menemui Devina. Hasilnya sama. Mantan pacar SMA ku itu juga susah sekali di hubungi. Balasan terakhir pesan WA-nya mengatakan jika mahasiswa skripsi sedang benar-benar sibuk karena dikejar banyak deadline. Hanya pesan itulah yang sedikitnya membuatku mengerti dan bisa berhenti menanyakan tentang Boy. Aku berusaha mengerti apa yang terjadi dengan Boy sehingga susah ditemui. Tapi lagi-lagi perasanku belum bisa tenang. 

Aku perlu tahu apakah Boy melakukan sesuatu? 

Apakah dia seorang gay? 

Tapi kalau bukan, apa yang sudah dia lakukan? 

Apa yang terjadi?

Oh iya aku jadi menyadari sesuatu tentang betapa bodohnya aku selama enam hari terakhir ini. Aku benar-benar tidak pergi kemana-mana selain diam di kostan tanpa ada kegiatan yang berarti. 

Nongkrong? Pun sama sekali tidak. 

Pikiranku hanya terfokus pada Boy. Bahkan Alvin yang biasanya menjadi tempat pelarianku juga seolah-olah terlupakan sementara. Tapi lihatlah, aku gak bisa membohongi keadaan. Bagaimanapun aku merasakan bosan yang begitu besar selama seminggu ini. Jam tidurku menjadi jauh lebih banyak dari biasanya. Masa tiap hari harus diam dan tidur terus?

'lupakan masalah si Boy kampret itu. Gua harus cari teman lain. Teman baru!' bisikku dalam hati.

'Grindr, Hornet, Blued, apalagi yang harus gua install? Kostan ini besar. Dari seratus kamar yang ada, gua yakin salah satu dari penghuni kost ini ada yang belok. Ya, gua harus install lagi, gua harus cari tahu. Siapa tahu gua dapat teman baru' Rasa bosan itu tiba-tiba saja mendorongku untuk melakukan sesuatu yang selama ini sudah aku tinggalkan. 

Hampir dua tahun ini aku tidak berhubungan lagi dengan aplikasi-aplikasi Gay Social Dating. Tepatnya ketika aku bertemu Putri yang berakhir pada hubungan percintaan yang serius. Aaarrghh.... ya sudahlah.

Kini semua yang sudah lama terkubur itu seolah-olah terbangun kembali. Pertama ketika diriku bertemu dengan Boy di hari pertama aku kost. Kemudian rasa bosan yang terus menyelimutiku yang membuat perasaan itu semakin kuat untuk menyeruap kepermukaan. Belum lagi kasus bangun tidur di kamarnya Boy. Jadwal ujiku di StarTV akan dilaksanakan di Minggu ke empat. Itu artinya ada waktu membosankan seminggu lagi yang harus aku hadapi.

LOVE or LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang