35 - CERITA MANTAN DAN DENIS

5.8K 350 86
                                    

Seharian ini aku hanya menghabiskan waktu dengan menonton film di NETFLIX, lalu tidur, makan dan tidur lagi. Begitulah terus berhubung makanan dan minuman juga sudah disiapkan Alvin gak jauh dari posisi tidurku di sofa ruang televisi.

Sebenarnya perasaanku sudah lebih enakan. Hanya saja, masih banyak bagian tulang-tulangku yang terasa ngilu jadi aku belum terlalu bisa untuk jalan kesana-kemari. Sejak hari senin atau tepatnya tiga hari terakhir ini aku memilih untuk tidur di sofa, karena jarak kamar mandi yang gak begitu jauh jika dibandingkan dari kamar tidur. Sehingga aku masih bisa memaksakan bangun untuk sekedar ke kamar mandi.

Meski urusan mandi masih dibantu sama Alvin.

Tenang-tenang, Alvin gak sampai melihatku bugil kok. HAHA

Waktu menunjukan hampir jam 6 sore. Sekitar sejam lagi biasanya Alvin pulang sambil membawa makan malam.

"Putraaaaa!" teriak seseorang yang tak lain adalah Mbak Lea.

Apartemen ini dikunci sebenarnya. Tapi masih bisa dibuka menggunakan kode yang menempel di samping pintu. Selain Alvin sang pemilik tempat ini, hanya Aku dan Boy yang bisa akses kode itu.

Lagi-lagi berhubung aku belum bisa bergerak terlalu banyak apalagi jalan sampai ke pintu, maka Alvin memberikan akses ke Mbak Lea untuk sementara selama aku sakit menggunakan kartu apartemen milik Alvin.

Seperti hari-hari sebelumnya, Mbak Lea datang dengan tentengan. Jika kemarin cemilan, hari ini yang dibawanya pasti buah. Besok cemilan lagi, besoknya lagi buah. Seperti itulah terus karena dia datang tiap hari.

Benar kan apa yang aku katakan. Mbak Lea hari ini membawa buah karena aku melihat buah Apel dan Mangga baru saja dikeluarkan dari plastik yang ia bawa. Gak lama setelah itu ia terlihat mulai mengupas Apel.

"eh Put mumpung lagi sepi, ada kabar baik yang mau gue omongin ke lo. Sebenarnya sih pengen dari kemarin-kemarin tapi rame terus" Mbak Lea menaruh apel yang sedang dikupasnya lalu menghampiriku.

"apaan Mbak, kayaknya serius banget" aku memperbaiki posisi rebahanku.

"udah seminggu ini di kostan gue ada sepupu jauh gue. Dan dia itu cowok!"

"so?"

"GOSH! He's a gay Putra"

"and so what?"

"ogh come on Putra, I'm serious. He is cute"

"and then?"

"Putra ayo dong serius dikit... lo pasti suka deh sama dia"

"Mbak gua harus bilang berapa kali sih? Gua udah gak mau pacaran lagi sama cowok!"

"but he is different! I swear!"

"Sebeda apapun!" aku membenarkan bantal. Mbak Lea berdiri di sebelahku sambil membawa apel yang baru dikupasnya separo, lalu kembali mengupasnya sambil duduk di sampingku.

"Put, lo bahakan belum berusia 25. Banyak cowok-cowok di kota ini yang bahkan udah berkepala empat aja belum nikah. Lihat Pak Galuh usianya 32 loh. Maksud gue, ya lo jangan buru-buru ngambil keputusan gara-gara si Garin itu. Coba sekali lagi deh buat buka hati"

"entahlah Mbak.." Mbak Lea lalu memberikan potongan apel pertamanya kepadaku, aku menerimanya.

"ya udah gue gak akan maksa lagi. Tapi gue mengundang lo makan malam di apartemen gue setelah lo sehat nanti. Gue bakal kenalin lo sama dia" aku gak menjawab perkataannya selain asik menikmati apel.

"-oh ya soal Alvin. Lo serius kan Put kalau dia masih single? Gak apa-apa deh dia brondong juga. Gue kepikiran dia terus masalahnya" Mbak Lea menaruh potongan apel terakhir ke piring kecil dan berjalan ke arah dapur hendak membuang kulit apel di tangannya.

LOVE or LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang