BOOK 1
-[COMPLETED]-
Highest Rank:
#2 "Best Non-Fiction Stories" (March 2018)
#1 in "frienship-romance" (May, 2018)
#2 in "truestory" (1-24 May 2018)
#19 in "gay" (out of 25.7K stories - May, 2018)
_____________
* Pastikan FOLLOW dulu sebelum baca k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketika aroma kopi Gayo sudah menabrak pagi, aku memutuskan untuk mengisi akhir pekan nanti dengan kesunyian yang menenangkan. Paling tidak, itulah niatku setelah seminggu penuh di kantor dengan segudang pekerjaan yang tak kunjung sedikit. Selalu banyak bahkan melewati jam kerja kantoran saking numpuknya pekerjaan yang harus kuselesaikan.
Aku duduk di pelataran ruang terbuka menyaksikan Jakarta pagi ini dari lantai atas gedung The East. Merencanakan dan mencari tempat yang pas untuk aku kunjungi di akhir pekan nanti. Tidak perlu ke luar negeri, yang terpenting tempat itu harus menenangkan. Kalau bisa, aku tidak mau mendengar sedikit pun suara kendaraan apapun jenisnya. Alam, itu adalah apa yang paling aku idamkan.
Maka sepersekian detik lamanya, pikiranku berterbangan bersama kepulan asap yang berasal dari secangkir kopi panas yang melayang ke udara bertabrakan dengan gerombolan polusi Ibu Kota.
Di sela-sela itu, telepon genggam ku berbunyi. Ada sebuah pesan WhatsApp dari sahabatku yang kini berada di negeri Paman Sam.
'Gimana cerita lo minggu ini? Apa respon pembaca bagus? Sorry gue belum sempat baca lagi saking padatnya gue. Agh, gila gue di sini. Ngerasa 24 jam itu kurang'
Aku membaca pesan itu dengan perasaan senang yang diakhiri sedikit kekecewaan.
Senang karena sudah dua minggu lebih orang ini gak memberiku kabar. Aku sering mengiriminya pesan namun tak kunjung ada balasan. Kecewa karena pertama, dia gak menyempatkan untuk baca ceritaku yang publish setiap dua kali dalam seminggu. Artinya, dia sudah melewatkan empat bahkan lima bab ceritaku. Kedua, kekecewaan itu masih tersisa gara-gara keputusan dia meninggalkan Indonesia. Kita jadi susah komunikasi, sekalipun ketika dia masih di Jakarta kita jarang ketemu. Padahal banyak sekali hal yang mau aku ceritakan padanya.
Maka dengan segera aku membalas pesannya meski gak terlalu banyak percakapan karena dia keburu menghilang. Pun dengan aku yang harus segera bekerja.
Aku menulis sebuah cerita di Wattpad. Sebuah cerita bertema gay yang aku angkat dari orang-orang di sekitarku. Aku sadar, menulis cerita seperti ini sangat sensitif. Maka dari itu, aku berjanji pada mereka yang terlibat di cerita ini untuk menjaga privasi mereka dengan baik. Keseharianku menulis skrip, kadang menulis berita dan kadang juga menyisihkan waktu untuk melanjutkan novel ku yang tak kunjung selesai padahal sudah sangat lama aku tulis. Tapi cerita yang baru aku tulis akhir tahun lalu dan kemudian aku publish awal tahun ini, gak kerasa sudah di akhir cerita.
LOVE or LUST.
Ini adalah judul cerita pertama yang aku tulis dan publish di Wattpad.
Aku masih ingat bagaimana aku membicarakan cerita ini dengan beberapa tokoh yang masuk di dalam cerita. Panjang sekali riset yang aku lakukan sampai sebuah judul keluar dan disepakati: LOVE or LU[O]ST (Bisa dibaca: Love or Lust / Love or Lost).