Selasa pagi aku sudah keluar dari rumah sakit. Bersama dengan Boy, aku segera pulang menuju kostan. Sebenarnya Alvin sempat memintaku untuk tinggal di apartemennya hingga aku benar-benar pulih. Namun Boy berhasil meyakinkan Alvin kalau dia bakalan menjagaku dikostan. Aku juga sempat menghubungi Adi perkara izin kerjaku. Ternyata sejak sabtu, Boy sudah memberikan surat sakit dari dokter ke kantorku dan aku mendapatkan izin gak masuk selama lima hari termasuk hari minggu, artinya aku baru masuk kerja lagi hari kamis.
Menuju siang aku memutuskan untuk bermain di tempat Boy karena rasa bosan mulai kurasakan jika terus sendirian di dalam kamarku. Untungnya hari ini dia gak ada jadwal ke kampus sehingga aku bisa bermain dikamarnya. Baru saja aku hampir sampai tepat di depan pintu, Boy keluar menenteng peralatan mandi dan handuk.
"eh Put, lo mau ke kamar gue?" tanya Boy ketika berhasil menangkap sosokku di hadapannya. Aku hanya mengangguk.
"emm... ya udah kalau gitu gak jadi gua kunci, lo masuk aja. Gua mau mandi dulu-" Boy memutar balik arah kunci dan mencabutnya. Lalu dimasukannya kunci itu kembali dari dalam.
"-kan tahu sendiri terakhir gua mandi itu di RS kemaren sore haha" bisiknya menambahkan. Boy pun berlalu. Sementara aku langsung masuk dan segera menyalakan TV.
Gak ada acara yang benar-benar menarik perhatianku selama hampir lima menit aku memindah-mindahkan channel.
Drrt...drt...
Tiba-tiba saja aku teralihkan pada suara getaran yang berasal dari sebuah HP. Benar saja, iPhone Boy yang tergeletak begitu saja di atas karpet. Aku benar-benar gak menyadari ada HP di situ, untung saja aku gaak mendudukinya.
Terlihat beberapa pesan WhatsApp dan LINE muncul di layar ketika HP itu menyala. Aku hanya melihatnya sesaat. Tapi sebentar, ada sesuatu yang sedikit mengganggu mataku.
Aku meraih HP itu dan ada notifikasi dari aplikasi yang sangat gak asing buatku. Aplikasi berwarna orange dengan-
'hornet? Ini kan hornet? Sejak kapan Boy pake Hornet? Apa jangan-jangan... enggak-enggak.. ini gak mungkin! Gak mungkin.... kalau.... Boy itu.... belok. Tapi.. seorang straight gak mungkin install aplikasi kayak gini' pikirku berusaha meyakinkan diri sendiri.
Aku meletakan iPhone itu kembali ke tempatnya. Setelah beberapa saat ada rasa penasaran mulai menggerayami otakku. Aku segera meraihnya kembali.
'GR! Ya, notif hornetnya sebuah pesan dari seseorang berinisial GR. Emm.... Garin? NO! Gua yakin itu bukan dia' aku memejamkan mata.
Lalu entah kenapa bayanganku lari ke masa dimana aku pertama kali mengenal sosok pacarku itu. Aku dan Garin kenal dan ketemu lewat aplikasi hornet. Garin menggunakan nama... Ya! Dia menggunakan inisial "GR" di akunnya. Tapi dia kan sudah uninstall semua aplikasi gay semenjak pacaran denganku. Damn! Sekujur tubuhku terasa panas seketika. Panas bertambah rasa penasaran yang begitu tinggi.
Aku belum yakin sepenuhnya kalau seseorang berinisial GR di pemberitahuan chat hornet punya Boy itu adalah pacarku. Bahkan tidak yakin sedikitpun.
'okey. Gua harus buka buat mastiin kalau itu bukan Garin' bisikku.
Namun rupanya malaikat yang baik belum berpihak padaku.
'Touch ID or Password' gumamku.
Boy menggunakan password, bagaimana aku bisa tahu kodenya? Dengan cepat aku berusaha berpikir untuk mencari tahu kode itu. Angka yang umum dipakai - 5555, salah. Kucari dompet untuk menemukan KTP Boy. Setelah kudapat, aku masukan anggka tanggal dan bulan lahirnya. Masih salah. Begitupun dengan tahun lahirnya. Aku benar-benar berpikir keras dibuatnya. Beberapa kode lain yang kumasukan masih salah terus. Aku bulak-balik seperti setrikaan. Sekali lagi aku salah memasukan kode bisa bermasalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE or LUST
RomanceBOOK 1 -[COMPLETED]- Highest Rank: #2 "Best Non-Fiction Stories" (March 2018) #1 in "frienship-romance" (May, 2018) #2 in "truestory" (1-24 May 2018) #19 in "gay" (out of 25.7K stories - May, 2018) _____________ * Pastikan FOLLOW dulu sebelum baca k...