Satu minggu sudah berlalu dari acara makan malam antara aku, Mas Galuh dan Mbak Clarissa yang membicarakan soal gelagat seseorang yang telah meneror ku. Selama itu pula aku jadi parno dibuatnya. Apa yang dikatakan Mas Galuh terngiang terus di kepalaku. Bisa saja benar jika si peneror itu bukan berhenti melainkan sedang merencanakan sesuatu. Tapi satu hal yang selalu aku garis bawahi dari semua kasus ini. Pelakunya pasti orang yang tahu siapa aku. Bisa saja, dia bekerja di kantor ini atau bahkan satu divisi denganku atau orang yang selama ini pernah berhubungan denganku?
Tapi sebentar.
Apakah orang yang mengirimkan foto ke rumahku waktu itu adalah orang yang mengirim kepala ayam padaku juga? Apakah orang yang sama?
Oh Tuhan, kenapa aku gak kepikiran ke arah situ. Kalau pelakunya sama, berarti aku harus menghubungi orang rumah siapa orang yang datang waktu itu.
Tapi bagaimana caranya mereka bisa tahu? Mereka pasti gak mengenal orang itu. CCTV? Rumahku mana ada CCTV.
CCTV komplek dan yang terpasang di pintu pagar rumahku yang menghadap jalan? Ya. Aku bisa melihatnya dari situ.
Tapi sudah berapa bulan kejadiannya? Apa masih ada file rekamannya?
Baiklah. Aku harus mulai mencari jadwal secepat mungkin untuk pulang ke rumah sebelum sesuatu yang aneh kembali menimpaku. Hubunganku dengan orang rumah? Ah, aku gak peduli dengan itu. Aku harus mendapatkan bukti siapa orang dibalik ini semua. Kenapa tahun ini kejadian demi kejadian yang gak biasanya terus menimpaku?
Hari ini Selasa, minggu ini aku dapat libur hari sabtu dan harus ku gunakan buat pulang ke Bandung.
Kring...kring...
Tiba-tiba saja sebuah telepon masuk di tengah-tengah jam kerjaku.
Boy? pikirku. Ada apa dia tumben-tumbennya menghubungiku di jam kerja.
"Hallo?" sapa ku membuka percakapan.
"Put, makan siang di luar ya.. bareng gua? nanti gua jemput ke situ" Boy gak membalas sapaan ku dan langsung ke intinya.
"gak bisa" aku langsung memberikan penolakan mengingat kerjaanku lagi banyak.
"ayolah Put, gua lagi suntuk nih di kostan, gua juga gak ada jadwal ke kampus"
"kerjaan gua lagi banyak Boy. Gak bisa kalau harus keluar. Gua makan di kantor aja dah"
"Putra... ada yang mau gua omongin ke lo. Please.. mau ya"
"ya tunggu aja sampe gua balik kerja kalau gitu. Biasanya juga lo nungguin gua di depan pintu kamar. Atau enggak lo ajak Devina aja coba, lo kan suka curhat sama dia"
"kan si Devina kerja"
"gua gak bi-" belum sempat aku menolak ajakan Boy, dia langsung memotong ucapanku.
"gua abis putus Put, gua lagi patah hati, gua butuh cerita"
"Hah? Putus? Emang selama ini lo punya pacar? Siapa? Kok lo gak pernah bilang ke gua? katanya lo jomblo"
"HAHA"
"kok malah ketawa? Jawab Boy!" nada suaraku tiba-tiba saja meninggi mendengar itu.
"cieeee... ngomongin soal pacar aja langsung keluar seribu pertanyaan. Gua bercanda Put HAHA'"
"haaarghh asem lo! Dah ah, lo ganggu gua kerja aja"
"eh jangan ditutup dulu. Gua emang gak punya pacar dan gak sedang patah hati. Justru sebaliknya. Gua lagi Happy. Gua butuh cerita. Mau ya makan siang sama gua hari ini"
![](https://img.wattpad.com/cover/134957350-288-k909264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE or LUST
RomanceBOOK 1 -[COMPLETED]- Highest Rank: #2 "Best Non-Fiction Stories" (March 2018) #1 in "frienship-romance" (May, 2018) #2 in "truestory" (1-24 May 2018) #19 in "gay" (out of 25.7K stories - May, 2018) _____________ * Pastikan FOLLOW dulu sebelum baca k...