17 - PERAYAAN 20 TAHUN

7.2K 432 69
                                    


Sudah lebih dari dua puluh menit aku menunggu Boy menjemputku dari waktu yang telah dijanjikan. Telepon sama pesan yang berkali-kali ku kirimkan belum juga ada jawaban seolah-olah diabaikannya. Pas jam pulang kantor tadi, aku adalah orang pertama yang meninggalkan ruangan. Kenyataannya, justru akulah yang masih ada dikantor sampai sekarang sementara teman-temanku sudah pada pulang semua.

"Putra. Kamu masih disini ternyata, kirain udah kemana" tiba-tiba Mbak Lea menyapaku saat tiba di loby dan melihatku yang sedang duduk sambil memainkan HP.

"eh, iya Mbak lagi nunggu teman jemput" aku segera berdiri lalu memasukan HPku ke kantung celana.

"teman apa teman nih, perasaan tadi buru-buru deh keluar dari ruangan" entah itu bercanda atau ledekan serius karena nadanya selalu saja dingin terhadapku.

"Teman kok Mbak, lagian dia juga laki-laki. Tapi belum datang juga nih padahal kita janjian setengah jam yang lalu"

Mbak Lea hanya diam seolah gak begitu mempercayai penjelasanku.

"mas Putra ya?" tanya seorang satpam seketika menghampiriku. Aku mengangguk.

"ada yang nyari tuh di depan nungguin" sambungnya.

Mbak Lea terlihat celingukan melihat ke arah luar, tepatnya ke depan gerbang. Sejak kapan atasanku ini kepo seperti ini? Atau emang dia tipe orang yang ingin selalu tahu urusan orang lain?

Di depan gerbang terlihat Boy yang masih duduk di dalam kemudinya melambaikan tangan ke arahku. Sepertinya dia bisa melihatku dari balik kaca.

TIN...TIN...

"itu orangnya Put? Pria secakep itu masa bela-belain jemput teman doang" celetuk Mbak Lea pelan ketika Boy keluar dari mobil.

"kenapa sih orang-orang cakep itu sukanya sama yang cakep juga?" bisik Mbak Lea yang bisa terdengar jelas olehku sekalipun sangat pelan.

Aku gak begitu tertarik untuk membahas perkataannya barusan.

"saya duluan ya Mbak, sampai jumpa besok" aku pergi meninggalkan Mbak Lea dengan buru-buru. Entah dia dengar apa tidak karena wajahnya masih serius memperhatikan ke arah Boy.

Sesaat kemudian aku jadi ngebayangin ucapan Mbak Lea. Tepatnya lebih kepada ingin mengamini. Andai saja Boy itu seorang gay, aku pasti sudah lebih dulu berusaha mendapatkannya sebelum kenal Garin. Hanya saja...., ya sudahlah. Seorang gay sepertiku hanya terlalu banyak bermimpi kalau harus mendapatkan pria-pria idaman yang orientasinya lurus.

"buruan jalannya Put, kayak gak tahu aja jam pulang kerja macetnya kayak gimana. Nanti telat loh" sahut Boy ketika aku berjalan ke arahnya.

Hari ini makhluk yang ada di depanku benar-benar membuatku pangling. Aku bagaikan seorang tuan Putri yang dijemput oleh pangerannya. Atau mungkin seorang pangeran yang dijemput pangerannya juga? Entahlah.

Boy terlihat sangat berbeda tidak seperti yang aku kenal sehari-hari, setidaknya dalam sebulan terakhir saja dengan gaya rambut barunya model Undercut Man Bun dan pakaian casual yang senempelnya di badan. Tapi sore ini dia benar-benar membuatku terpana. Menggunakan bawahan Navy Dress dipadu dengan slim-fit white Dress Shirt bergaris biru dibagian kancing dan sakunya yang juga memperlihatkan bicepnya yang tidak begitu besar tapi pas. Sepatu yang ia kenakan adalah jenis Dark Brown Leather Oxford ditambah rambut yang ditata dengan model The Classic Pompadour yang memperlihatkan sisi maskulinitas seorang metroplitan. Semua yang dia padukan hari ini benar-benar pas. Intinya, dia tampan pakai banget.

"woy! Hobi banget sih sama bengong. Buruan!" teriak Boy membuyarkan perhatianku. Untuk menutupi kegugupan, aku langsung berputar menuju pintu mobil di sebelah kiri lalu masuk dan duduk disebelah kursi kemudi Boy. Tak lama Boy pun masuk.

LOVE or LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang