8 - ONE NIGHT STAND?

11.1K 486 21
                                    

Garin masih dengan posisi tiduran ketika mengobrol denganku. Kedua tangannya dilipat ke belakang dijadikannya bantal. Sementara aku duduk di tepi kasur di sebelahnya. Obrolanku dengan Garin itu semakin gak tentu arah. Segalanya dibicarakan.

Entah kenapa aku merasa ini adalah pertama kalinya aku bisa ngobrol selama ini dengan orang yang baru aku kenal dari aplikasi gay. Aku begitu menikmati perbincangan seputar kuliah, dunia kerja dan tentu saja dunia pelangi yang aku bahas dengan Garin.

Garin tidak begitu banyak berbicara sebenarnya, tapi setiap kalimat yang aku lontarkan selalu dibalasnya. Ada kekaguman yang begitu saja muncul. Dia seperti tahu segala hal. Urusan kuliah saja, seakan-akan dia tahu banyak ketika aku sudah menjelaskan padanya jika aku lulusan dari Jurusan Ilmu Komunikasi.

Kemudian aku beranikan diri untuk bertanya soal kuliah Garin. hanya sebatas ingin tahu dia kuliah dimana. Bisa saja kalau ternyata dia sudah kerja.

Ternyata saat ini Garin sedang kuliah di BINUS jurusan Teknik Informatika, semester 14.

Apa?

Garin gak sedang bercanda kan?

Gak ada alasan yang ia berikan kenapa bisa sampai selama itu dia belum lulus juga. Yang pasti, aku juga gak berani menanyakan itu pada Garin karena takut menyinggung perasaannya.

Kalau dia sudah tujuh tahun lamanya duduk dibangku kuliah, ada kemungkinan usia dia...

Benar saja.

Dia seumuran denganku, karena dia lahir di tahun yang sama.

"memangnya kalau boleh tahu lo lahir bulan apa?" tanyaku.

"Bulan Desember" jawab Garin.

Kalau begitu bulan lahir kita juga sama. Aku juga lahir bulan Desember.

"tanggal?" tanyaku lagi penasaran.

"Lima" jawabnya singkat.

Beda lima hari?

Wah, bisa gitu ya.

Aku lahir tanggal sepuluh di bulan dan tahun yang sama dengan Garin.

Oke Garin gak nanya tanggal lahirku. Jadi aku gak perlu seenaknya bilang soal kelahiranku juga, Hehe.

"seru ya ngobrol sama lo. Sejauh ini kalau gua kenal orang-orang di hornet pasti untuk fun bukan ngobrol-ngobrol gini" Garin menatapku sambil menyilangkan kakinya. Aku hanya menjawab ucapan Garin dengan senyuman.

"by the way, lo udah punya pacar?" tiba-tiba pertanyaan Garin membuatku terdiam selama beberapa detik.

"pacar? Gak ada. Udah putus beberapa bulan lalu" jawabku terus terang.

Gak ada sikap yang diberikan garin setelah itu.

"Putra.." ucap garin pelan.

"hem?"

Tiba-tiba saja satu tangan Garin menarikku.

"mau ngapain Gar?" aku jadi gugup seketika.

Tak ada jawaban dari mulut Garin. Hanya saja aku merasakan hal lain. Garin baru saja menempelkan bibirnya tepat di bibirku.

Aku terpejam.

Bibir itu.

Kapan aku terakhir berciuman?

Lebih dari setahun yang lalu.

Itu juga dengan pria yang kutemui dari aplikasi.

Selama pacaran sama Putri, aku bahkan gak berani menyentuh bibirnya. Apalagi sampai bersiuman. Tapi saat ini aku bahkan belum tahu posisi Garin di dunia per-gay-an ini sebagai apa. Seorang Top (bertindak seperti laki-laki pada persetubuhan normal) kah? Atau Bottom (Bertindak seperti perempuan jika dalam hubungan normal, atau yang di fuck sama si Top)? Garin gak menginformasikan rolenya itu di aplikasi.

LOVE or LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang