Sabtu malam, Satu bulan kemudian
Malam minggu seperti ini adakah yang lebih spesial selain bermalam minggu bersama pacar? Bukan karena sekarang aku jomblo lantas berkata seperti itu. Aku hanya coba mencari kegiatan saja selepas pulang kantor. Harus dengan rutinitas yang sama setiap hari cukup membuatku merasa jenuh.
Sebenarnya, ketika masih jalan dengan Garin pun gak ada ritual untuk jalan bermalam mingguan. Tapi malam ini sepertinya berbeda. Setelah melihat Adi dan beberapa anak creative yang begitu antusias untuk buru-buru pulang karena sang pacar yang menunggu, aku malah mengayunkan langkahku ke garden.
Sesekali kulihat beberapa karyawan StarTV yang pada sibuk dengan pekerjaan mereka di shift malamnya. Aku bisa saja mengisi waktu dengan jadi penonton acara yang sedang ditayangkan StarTV. Tapi lucu saja, masa kerja di sini malem mingguan juga nonton program di sini.
Garden sejauh ini belum ada yang spesial. Maka, beberapa musik di playlist spotify sepertinya lebih aku pilih untuk menemaniku duduk menikmati angin malam di garden ketimbang jalan atau pergi ke club seperti yang dilakukan Alvin dan teman-temannya.
Tiba-tiba saja sebuah minuman Vitamin C menggantung di depan mukaku. Dalam sekejap aku langsung merasa hatam sekali dengan momen seperti ini. Sudah jelas aku tahu siapa yang melakukannya. Setelah ini, pasti yang aku lakukan adalah menunggu tetesan embun dari botol itu jatuh ke tanganku, lalu dengan perlahan kutatap botol minumannya dari ujung paling bawah hingga ke ke tutup botol.
Di ujung tutup botol sana sebuah tangan kecil nan manis sedang berusaha memegang botol itu agar tidak jatuh. Gak lama kemudian terlihatlah wajah manis sang pemegang botol ketika mukaku sudah benar-benar menengadah. Orang itu tersenyum. Aku hafal sekali apa yang akan keluar dari mulutnya setelah aku membalas senyumnya. Lihat saja. Satu, dua tiga:
"10000mg a Vitamin C. Healthy inside, fresh outside" tepat! Itulah yang keluar. Karena bersamaan dengan ia mengucapkan kalimat itu. Lidahku juga ikut bergumam.
Sebenarnya kalimat itu diadopsi dari sebuah iklan minuman vitamin di TV, dan aku dengannya sudah melakukan kebiasaan ini entah berapa ratus kali. Aku ambil minuman itu. Lihat lagi apa yang akan dilakukannya. Dia akan meminta izin untuk duduk di sebelahku.
"Bolehkan aku ikut duduk di sebelah kamu?"
Benar kan. Aku gak perlu menjawabnya. Dia pasti duduk kok.
"lo kok jadi senyum-senyum gitu sih Put?" tanya dia sambil menatap ke arahku.
"pengen aja. Lo masih ingat semua itu ya ternyata" aku gak balik menatapnya melainkan memilih menatap jauh ke depan sana.
"Ah lo juga masih inget apa yang lo lakuin ketika minuman itu muncul Put" dia membalikan.
"by the way, thanks ya untuk minumannya. Tapi kok lo bisa tahu kalau gua di sini? Kirain lo udah pulang" kali ini aku menatap ke arahnya.
"tadinya sih mau pulang. Tapi keburu liat lo, jadi gue ke sini. Udah lama kita ga ngobrol Put. Selama ini lo kayaknya menghindar terus dari gue" Putri menunduk, lalu memainkan rambutnya.
Ya. Sudah tahu kan siapa yang tadi membawakan ku minuman itu? Putri lah orangnya. Dia biasanya muncul di hadapanku dengan membawakan sebotol minuman vitamin C rasa lemon ketika aku lagi diam sendirian. Dulu. Ketika aku masih berstatus sebagai mahasiswa, dan dia juga berstatus yang sama sekaligus sebagai pacarku.
"sorry ya, selama ini gua emang berusaha menghindari lo. Gak tahu kenapa bayangan masa lalu itu selalu hadir kalau gua harus ngeliatin lo terlalu lama. Gak tahu apakah karena guanya yang mungkin terlalu egois dan gagal move on haha"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE or LUST
RomanceBOOK 1 -[COMPLETED]- Highest Rank: #2 "Best Non-Fiction Stories" (March 2018) #1 in "frienship-romance" (May, 2018) #2 in "truestory" (1-24 May 2018) #19 in "gay" (out of 25.7K stories - May, 2018) _____________ * Pastikan FOLLOW dulu sebelum baca k...