32 - EKSEKUSI Bagian 2

5.1K 401 133
                                    

BOY PoV

Gue masih gak habis pikir gimana caranya Alvin tahu soal ke-gay-an gue. Bahkan kita belum lama bareng. Sementara Putra saja yang sudah 20 tahun lamanya bareng dia sepertinya berhasil menutupi orientasi seksualnya itu dari Alvin.

Jelas gue kaget ketika Alvin tahu soal gue. Tapi lebih dari itu gue ngerasa tenang karena Alvin gak sampai ngehajar apalagi ngebunuh gue. Percakapan seputar "pura-pura wawancara" itu masih berlangsung hingga pertanyaan dari Alvin keluar yang membuat gue bingung dengan semua teka-teki yang Alvin simpan. Apalagi yang dia ketahui soal hidup gue?

"Jadi sejak kapan lo suka sama Putra?"

'Putra? Gak salah denger gua? kenapa dia bisa tahu kalau gua suka sama Putra? Apakah Alvin tahu juga kalau Putra itu gay?' kaget gue dalam hati mendengar pertanyaan terakhir Alvin.

"loh Vin.." gue berdiri dan mendekati Alvin.

"gue udah sejak lama tahu kalau Putra juga gay. Tapi... gue belum tahu sejak kapan lo suka sama Putra"

WHAAAAAT?

Jadi Alvin sudah tahu kalau Putra juga gay?

"jujur Vin. Sebelumnya gua bukan seorang gay. Baru setahun terakhir ini aja gua kayak gini. Pacar gua sebelumnya cewek semua. Tapi entah kenapa perasaan itu datang gitu aja kalau lihat cowok-cowok yang mungkin itu adalah tipe gua.-

-Sampai beberapa bulan yang lalu gua ketemu Putra. Yang ada di kepala gua hanya dia Vin. Bahkan gua ingat terus wajah teduhnya ketika pertama kali gua sapa dia di depan kamarnya. Awalnya gua aneh dengan semua yang gua rasain sampai gua yakin kalau gua ini punya kelainan, gua yakin galau gua mulai jatuh cinta sama cowok" entah kenapa penjelasan itu keluar begitu saja tanpa Alvin tanya.

Alvin ketawa kecil.

Kok malah ketawa dia?

Apa ada yang lucu?

"jadi lo juga pernah ML sama cowok?" tanya Alvin terdengar sedikit aneh ditelinga gue.

Aneh?

Iyalah, gue ini cowok, masa ML sama cowok?

"sekali Vin. Sumpah cuma sekali! sama seorang gay bernama Garin"

"Putra tahu kalau lo ini gay?"

"awalnya enggak tapi dia sekarang udah tahu"

"apa Putra juga kasih tahu kalau dia itu gay ke lo?" Alvin semakin menatap gue tajam.

Maksudnya apa nih?

Apa dia mau ngehajar Putra karena gak ngasih tahu dia? Sementara ke gue ngasih tahu?

"iya Vin. Tapi please jangan marah sama dia. Dia gak maksud nutupin semua dari lo, dia hanya takut kehil—"

"gue ngerti maksud dia itu Boy"

"tapi di mata Putra, gua ini mungkin adalah gay seperti kebanyakan Vin yang kerjaannya hanya ngurusin pantat dan tusuk sana sini. Padahal sebenarnya gak seperti itu"

"itu karena lo gak pernah cerita ke dia Boy. Putra itu pemikirannya terbuka, dia gak mungkin langsung menyimpulkan seperti itu sebelum cari tahu kebenarannya kayak gimana. Tapi Boy, ada hal yang mau gue tanya. Kenapa lo bisa suka sama Putra?"

"susah dijelasin Vin, tapi dia spesial buat gua"

"jadi apa yang mau lo lakuin setelah ini. Gue yakin lo ke sini bukan sekedar mau cerita soal ini kan?" Alvin lagi-lagi seperti punya indra ke enam. Dia seperti tahu hal-hal yang gue tutupi.

"gua pengen nembak dia" jawab gue setelah diam beberapa saat.

"gua pengen minta restu lo. Dan gua pengen lo ada disaat gua nembak Putra" lanjut gue. Alvin pun terdiam mendengar itu.

LOVE or LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang