Apa ini? Kenapa aku begini?. Apakah ini karena salahku yang tak pernah sekalipun menengok kearah mahromku?
---
--Selamat membaca--
***
Azmi dan Aban langsung membantingkan tubuhnya dikasur seusai pentas sholawatan tadi.
"Hei Kak Ahkam, apakah kau tak capek?" Tanya Aban sambil melepas baju kokonya.
"Capek," jawab Ahkam sambil melepas kopyahnya dan berniat mengambil air wudhu untuk sholat Dhuhur.
Aban memandang Ahkam aneh. "Capek kok jalan mulu dari tadi," gumam Aban merasa aneh dengan Ahkam.
Kemudian pandangan Aban beralih kearah Azmi yang sedang berbaring sambil memejamkan matanya ditempat tidur yang lain disampingnya. "Azmi," panggil Aban memastikan apakah Azmi benar-benar tidur.
"Hmm," respon Azmi.
"Ga jadi," ucap Aban sambil tertawa tertahan.
***
Malam harinya setelah sholat 'isya', entah Azmi, Aban maupun Ahkam memiliki kesibukannya masing-masing. Diantaranya yaitu Azmi yang sedang mengotak-atik ponselnya, Aban yang sibuk memakan cemilannya sambil menonton TV, dan Ahkam yang sedang membuka Al-quran mencari ayat yang pas untuk Ia jadikan kaligrafi nantinya. Jika dipondok, mereka pasti akan disibukkan dengan hafalan Al-quran dan diantara mereka tidak ada yang mengeluh sama sekali tapi mereka juga butuh refreshing, jadi kapan lagi mereka bisa bersantai seperti ini sambil menikmati waktu-waktu terakhir mereka diKota Kediri ini.
"Nah, udah nemu." Gumam Ahkam senang karena sudah menemukan ayat yang pas yang akan Ia gambar.
Sekilas, Azmi mendengar gumaman Ahkam. "Kak Ahkam lagi ngapain?" Tanya Azmi.
"Mau gambar aja," jawab Ahkam diselingi tawanya.
"Baru pertama kali ini aku melihat Kak Ahkam mau gambar," ucap Azmi sambil berjalan kearah Ahkam.
"Ya, karena aku tidak pernah menunjukkannya ke-siapapun," jawab Ahkam sambil mencari-cari spidolnya.
"Dimana spidolku?" Tanya Ahkam pada dirinya sendiri sambil menengok kekanan dan kekiri.
"Didalam tas kali kak," timpal Azmi.
"Oh, iya.... kakak lupa. Astaghfirullohal'adziim....." jawab Ahkam sambil menggelengkan kepalanya.
Ahkam mulai menggambar ditemani Azmi yang sedang memerhatikannya.
Aban merasa cemilannya sudah habis dan acara televisinya pun sudah tidak menarik, Aban menoleh kekanan tepat dimana Ahkam dan Azmi berada. "Wey, kalian lagi ngapain? Kok aku tak diajak ha, kalian tuh...." gerutu Aban sambil beranjak dari duduknya menuju kearah Ahkam dan Azmi.
Aban seperti menginjak kertas, Ia menengok kebawah. "Apa ini?" Gumam Aban melihat amplop pink yang keluar dari tas milik Ahkam yang tergeletak sembarangan.
Aban mengambilnya dan mengamatinya dengan seksama. "Kak Ahkam, apa ini?" Tanya Aban secara blak-blakan.
Sontak, Ahkam dan Azmi pun menoleh. "Hah? Mana?" Tanya Ahkam.
"Ini......" jawab Aban sambil menunjukkan sebuah amplop berwarna pink didepan wajah Ahkam.
"Pink? Apa itu surat cinta?" Celetuk Azmi diselingi tawa.
"Aku juga tidak tau, yang jelas surat itu tadi dari seorang perempuan," jelas Ahkam sambil mengedikkan bahunya.
"Sejak kapan Kak Ahkam mau menerima pemberian dari seorang perempuan ha?" Tanya Aban sambil berkacak pinggang.
"Iya kak, biasanya Kak Ahkam selalu ceramah kalau kita itu kaum adam dilarang bersitatap dengan perempuan, nggak mungkinkan kalau Kak Ahkam menerima surat itu tanpa menatap wajahnya?" Ucap Azmi panjang lebar.
Ahkam menggaruk-garuk tengkuknya. "Ya.... abisnya Kakak tadi gak sengaja kesenggol tangan dia, Kakak jadi grogi terus Kakak terima aja, lagian.... dia manis." Jawab Ahkam sambil melamunkan wajah wanita yang memberi surat tersebut sambil tersenyum. "Eh, Astaghfirullohal'adziim..... Kakak khilaf," ucap Ahkam sambil menyadarkan dirinya dari lamunan yang seharusnya tidak terjadi dan mengelus dadanya.
"Ehm, ehm....." goda Aban dan Azmi bebarengan sambil bertatapan dengan senyum jahil.
"Hush kalian berdua ganggu saja, sini suratnya." Ucap Ahkam mengambil surat dari tangan Aban.
"Padahal, masih mau Aban bacalah Kak," ucap Aban sedih.
"Sudah-sudah kalian tidur sana," ucap Ahkam menyuruh Aban dan Azmi untuk tidur.
"Oke kak, Azmi tidur.... lusa kita balik ke-pondokkan? Yuk Kak Aban tidur.... tidurrr," ucap Azmi seperti toa masjid sambil menggiring Aban menuju tempat tidur.
Ahkam tertawa lalu tiba-tiba Ia penasaran dengan isi surat tersebut. Perlahan, Ia membuka amplop tersebut, mengambil seutas kertas yang dilipat dengan rapi.
Ahkam membuka lipatan tersebut.
From: Lyla
To: Kak Ahkam:)Kak Ahkam.
Dari sini, aku mengagumimu,
Dari sana, mungkin kau mengabaikanku,
Hari demi hari, aku tak bisa melihatmu, tapi aku selalu memikirkanmu,
Kita bagaikan langit dan bumi,
Aku bukan apa-apa bagimu, tapi kau adalah penyemangatku,
Aku terlalu memujamu, tapi mungkin kau tak begitu memikirkannya,Petikan nada ini telah menemaniku menulis sebuah kata-kata yang tak begitu indah tapi mampu membuat bebanku ringan,
Suasana ini semakin membuatku percaya diri kalau kau akan membaca ini dengan sebuah senyuman:),
Dan, harapan.
Dan seperti yang tertulis dalam surat tersebut, Ahkam berusaha untuk tidak tersenyum. "Ya Alloh, ada apa denganku?" Ucap Ahkam sambil menepuk pipinya.
Bersambung............
***
Tuhkan, saya gantungin kalian lagi.... maaf ya guys maaf banget kalau kalian merasa digantungin. Soalnya saya lagi puyeng nih mau lomba hadehhh.....
Tapi, kalian juga harus nyemangatin saya dengan pencet tombol bintang dibawah ini↓↓↓↓;-):-)