12-Alami dari hati😌-

3.2K 186 3
                                    

Segila-gilanya temen, pasti dia juga yang bakal ngasih motivasi dan inspirasi buat kita.

---

--Selamat membaca--

***

Lyla terus senyum-senyum gaje saat ini. "Aaaaa hahaha," pekik Lyla sambil tertawa bahagia.

"Hmm, gue bosen nih," celetuk Airin sambil menopang dagunya menggunakan sebelah tangannya tapi tak digubris sama sekali oleh Lyla.

"Keluar yuk," ajak Airin dengan nada bosan.

Lyla tetap tak menggubris ucapan Airin. Airin menghela nafasnya, lalu perhatiannya teralihkan ke-ponsel Lyla yang tergeletak sembarangan dikarpet bulu-bulu dibawahnya. "Ish nih anak ngapain aja sih, dilempar-lempar kali ya ponselnya, tau gitu buat gue aja dah ponselnya." Gerutu Airin sambil beranjak dari duduknya dan berjalan mengambil ponsel Lyla.

Iseng, Airin membuka aplikasi WhatsApp milik Lyla dan membuka semua pesan-pesannya lalu membalasnya dengan iseng.

Mata Airin membelalak kaget saat satu chat masuk dari Reno.

Renovan :"Malem-,-"

"What?!" Pekik Airin dengan suara pelan.

Akhirnya dengan senyuman jahil, Airin membalas pesan tersebut.

Lyla: "Iya, malem jugak."

"Buahahaha, jelmaan Lyla." Ucap Airin sambil tertawa ngakak, Airin melihat sekilas kearah Lyla ditempat tidur yang sedang asik mengkayal.

Renovan: "Tumben ga cuek,"

Lyla: "Pengen cuek?"

Renovan: "Ga ga, gini aja lebih enak:)"

Lyla: "Ngapain chat?"

Renovan: "Ada perlu;-)"

Lyla: "Apa?"

Renovan: "Besok bisa kesekolah? Kita basket yuk, udah lama nih ga tanding berdua, gimana?"

Airin berfikir sejenak sebelum membalas pesan yang ini. "Au ah, bodo amat."

Lyla: "Boleh juga,"

Renovan: "Jam setengah 8 Lyl, gue tunggu."

Lyla: "Yes,"

Renovan: "Ya udah, night."

Lyla: "Night too,"

Setelah selesai membalas chat dari Renovan, Airin langsung meletakkan ponsel milik Lyla kembali pada tempatnya.

"Lyl, keluar yuk." Ucap Airin dengan suara toa.

Lyla langsung terlonjak kaget mendengar suara toa Airin. "Alamak! Gila lo ngajak gue keluar malem?! Yang ada gue malah diusir dari rumah tauk," ucap Lyla merasa jengah.

"Ya udah, gue pulang aja dah, udah malem juga." Pamit Airin melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Lyla.

"Eh, jangan dulu elah, lo nginep sini aja deh, gue mau curhat." Ucap Lyla berbinar-binar.

"Iya udah deh, yang penting elo nyiapin semua keperluan gue." Ucap Airin sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Gampang, sini-sini." Balas Lyla, kemudian menepuk-nepuk tempat disampingnya dan Airin menurut saja.

"Lo pasti gak tau ya Rin?" Tebak Lyla.

"Apa? Gue gak tau apa emangnya?" Tanya Airin terlihat kebingungan.

Lyla memutar bola matanya, lalu mulai menceritakan kejadian saat menonton Syubbanul Muslimin tadi dari awal sampai akhir tanpa ada sedikitpun yang tertinggal.

"Sumpah, gue gak sengaja tau gak nyentuh tangannya Ahkam, Aaaaaaa." Ucap Lyla bahagia.

"Terus-terus," ucap Airin yang mulai kepo lagi dengan pengalaman Lyla ini.

"Dan, bagian paling membahagiakan yaitu saat Kak Ahkam nerima surat pemberian gue.... siapa coba yang gak seneng, gue gak tau sih dibaca apa enggak suratnya." Ucap Lyla berbinar kemudian tampak lesu.

"Yaelah Lyl, masa perjuangan lo cuma sekali doang, coba lagi dong, siapa tau nyantol." Ucap Airin menyarankan.

Lyla langsung menatap Airin. "Maksud lo?" Tanya Lyla bingung.

Airin menepuk jidatnya. "Ya maksud gue.... lo tulis surat lagi dong, terus lo kirim ke Ahkam, gimana?" Ucap Airin menaik turunkan alisnya.

"Nulis kata-kata lagi dong," ucap Lyla merasa ogah-ogahan.

"Gak harus dengan kata-kata indah, ungkapin aja sesuai yang ada dalam hati elo, jangan difikir terus, gila ntar." Ucap Airin sambil tertawa.

"Iya juga ya, wah lo puitis banget ya." Ucap Lyla berbinar.

"Eh, besok kita kesekolah, ada pertandingan basket." Ucap Airin teringat dengan perjanjiannya tadi dengan Renovan.

"Hah? Ogah ah males," balas Lyla sambil berbaring dan menutupi wajahnya dengan selimut.

"Minimal temenin gue elah, kalo enggak gue cari temen baru aja dah." Ancam Airin.

"Iya iya gue temenin...." jawab Lyla akhirnya. "Ya udah, tidur sono." Suruh Lyla.

"Oke." Jawab Airin lalu langsung berbaring dan menutup matanya.

Lyla tetap membuka matanya sambil memikirkan kata-kata yang beberapa menit lalu dilontarkan oleh Airin. Gak harus dengan kata-kata indah, ungkapin aja sesuai yang ada dalam hati elo.

Lyla menengok kearah Airin tidur, dan ternyata Airin sudah tidur dengan pulas.
"Dasar kebo,"

Lyla beranjak dari tidurnya dengan gerakan sepelan mungkin dan berjalan menuju meja belajarnya.

Lyla mengambil pena dan sebuah buku tulis. Perlahan, Lyla mulai berfikir keras bagaimana Ia harus merangkai kata-kata. "Eh, alami Lyl.... alami dong," gumam Lyla berbicara sendiri dengan dirinya.

"Wah, gue gila dong bicara sendiri," ucap Lyla sambil menutup mulutnya.

Lyla mengetok-ngetokkan bolpoin dijidatnya. "Aduuuuh, pusing gue...." gumam Lyla frustasi.

Kemudian, Lyla membuka laci meja belajarnya mengambil foto Ahkam disana. "Aaaaa, lo manis banget sih." Pekik Lyla dengan suara pelan sambil menciumi foto Ahkam.

"Andai kita jodoh," gumam Lyla lesu. Detik demi detik, menit demi menit, Lyla tetap meneliti setiap inchi wajah Ahkam dalam foto tersebut, yaitu foto yang tadi Ia ambil saat nonton Syubbanul Muslimin.

Dengan memandang foto Ahkam ditangannya, perlahan demi perlahan Lyla mulai menuliskan semua isi hatinya.

Tak sampai satu jam, Lyla sudah selesai menulis surat. "Aaaaa akhirnya, gue bisa." Ucap Lyla girang. "Kalo ini juga dibaca sama Kak Ahkam, berarti secara gak langsung dia beri gue harapan," Lyla mulai memeluk surat bersamaan dengan foto Ahkam dengan perasaan membuncah.






Bersambung..........

***

Waktu itu ada yang nagih buat cepet-cepet nulis lanjutannya dan inilah lanjutannya, maaf ya kalo merasa digantungin hehehehe. Soalnya, saya juga lagi ngurusin lomba saya nih, doa'in aja dah saya menang yak>_^.

Tunggu ya, next partnya.... Setiain aja deh.

Coment dong, buat notif saya rame kalo bisa hehehe.....



Untukmu Ahkam[SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang