Gue juga humoris kok(^.^).---
--Selamat membaca--
***
"Lyl, lo tadi berangkat naik apa? Kok gue liat tadi motor lo ga ada sih, biasanya aja parkir deket gue, trus sekarang lo mau pulang sama siapa?" Tanya Airin pada Lyla yang sedang melamun.
"Woy," Airin membuyarkan lamunan Lyla.
"Eh itu, aku tadi dianterin sama Ahkam," Jawab Lyla secara spontan lalu langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
"Aha! Keceplosan ngomong lo," Kemudian Airin malah tertawa terbahak-bahak. "Hadehh, gimana rasanya Lyl? Digandeng sama calon imam?" Goda Airin sambil menaik turunkan alisnya menatap Lyla.
Lyla memandang Airin sekilas. "Ngga usah kepo, mending lo urusin akang ulil lo itu." Ucap Lyla sambil tersenyum simpul dan terkikik.
"Sa aelah," Balas Airin berusaha tersenyum bangga padahal aslinya ia kesal dengan kang santri yang namanya Ulil Albab.
Lyla menoleh kearah Airin dengan tampang terkejut. "Jadi, elo direspon nih sama Ulil, ceilah....." Goda Lyla bergantian.
Airin mendecih kesal. "Respon apa? Chat Whatsapp gue aja cuma centang dua abu-abu kok, dasar orang aneh ya, orang secantik gue dicuekin? Wah ngga bisa di biarin nih," Kesal Airin setengah membanggakan dirinya sendiri.
Lyla terlihat menahan tawanya. "Apa? Elo? Cantik? Wahahaha," Dan kali ini Lyla tertawa mengejek Airin. "Masih banyak kali yang lebih cantik dari elo menurut si-Ulil." Ucap Lyla mulai meredakan tawanya.
Airin mengerutkan keningnya datar. "Maksud lo?"
"Ya.... Itu tandanya lo bukan prioritas bagi dia," Satu cengiran lolos dari mulut Lyla.
Airin memasang wajah cengo. "Kurang apaan sih gue?" Tanya Airin sendiri yang masih bisa didengar oleh Lyla.
Lyla berdiri dari duduknya karena Ahkam sudah menelfon. "KURANG ALIM." Setelah mengucapkan dua kata itu, Lyla langsung menggas langkahnya berlari menuju Ahkam berada seperti tempat tadi pagi.
"Heh, paan lu Lyl! Gue kurang alim?!" Teriak Airin tanpa beranjak dari duduknya sama sekali, kemudian ia langsung memegang kedua pipinya. "Eh, masa iya gue kurang alim? Eh iya juga ya, gue emang ga ada alim-alimnya malah." Gumam Airin mulai menyadari ketidak aliman dirinya.
Airin berjalan dengan lesu keluar kelas. "Ada benarnya juga tuh curut."
***
Lyla berhenti didepan Ahkam dengan nafas ngos-ngosan. "Hah, capekkk." Eluh Lyla sambil mmengibaskan tangannya.
Ahkam tertawa sejenak melihat Lyla seperti itu. "Siapa suruh lari-lari." Ahkam geleng-geleng.
"Ya abis, aku tadi jailin Airin wahahaha," Dengan entengnya Lyla ketawa ngakak didepan Ahkam. Sungguh tidak ada manis-manisnya sama sekali.
"Ya udah ayok, kita pulang." Timpal Ahkam.
Lyla melongo menatap Ahkam. "Hah, apa? Kita?" Tanya Lyla lagi mengulangi perkataan Ahkam.