Tunduklah dengan yang sudah membolak-balikkan hati kita.
---
--Selamat membaca--
***
Ahkam mulai mengemasi barangnya untuk kembali ke pondok dan mengamati sebuah amplop ditangannya. Amplop tersebut berisi sebuah balasan yang nantinya akan Ia berikan pada seorang perempuan yang mengiriminya surat. "Hem, kirim gak ya?" Gumam Ahkam merasa dilema. "Nanti kalau abah tau bisa dimarahi," ucap Ahkam sedih. "Emm kirim aja deh," ucap Ahkam telak.
"Ayo Kak Ahkam, mobilnya sudah didepan tuh," ajak Azmi sambil membuka pintu apartemen.
"Iya...." balas Ahkam.
Aban sudah berada dimobil lebih dahulu dari pada Ahkam dan Azmi, dan didalam mobil Aban sudah tertidur dengan pulas.
"MashaAlloh... Kak Aban...." ucap Azmi sambil menggelengkan kepalanya melihat Aban yang kerjaannya hanya molor saja.
"Pak nanti ke pos dulu ya? Mau ngirimin surat," ucap Ahkam kepada pak sopir."Iya tuan," jawab sang sopir.
Azmi yang mendengar Ahkam ingin ke tempat pos terlebih dahulu mulai bingung dan merasa penasaran, tapi Azmi memilih untuk pura-pura tidak tau saja dan memilih untuk tidak ikut campur urusan Ahkam.
----
"Ahkam," merasa namanya dipanggil, langsung saja Ahkam menolehkan kepalanya ke sumber suara.
"Iya abah, ada apa?" Tanya Ahkam sambil mencium tangan Abahnya.
"Emm sini-sini duduk dulu sama abah," ajak abah sambil menggiring Ahkam untuk duduk dibalkon pondok.
Wah, kalau sudah diginiin nih pasti mau serius-serius nih. (Ucap Batin Ahkam tegang).
"Ada apa bah?" Tanya Ahkam setelah Ia duduk dengan anteng dikursi.
"Emm begini, abah langsung ke intinya aja ya, begini kalau kamu abah jodohkan gimana?" Ucap abah menawarkan.
Ahkam sedikit berfikir keras. Berjodoh? Seperti ada yang mengganjal dihati Ahkam, semenjak dirinya dikirimi surat oleh perempuan waktu itu seperti ada sebuah rasa yang berbeda.
"Tapi abah, Ahkam masih 18 tahun, apa tidak terburu-buru? Tunggu Ahkam dewasa abah." Pinta Ahkam pada abahnya.
"Hm, baiklah kalau begitu, kalau itu maumu, abah tidak masalah." Ucap abah sambil tersenyum kepada putranya. "Ya sudah, abah tinggal dulu kalau begitu," abah menepuk bahu Ahkam lalu pergi meninggalkan Ahkam.
"Huft," Ahkam menghembuskan nafasnya lega begitu perjodohannya dapat ditunda.
"Door,"
"Astaghfirulloh...." Ahkam dibuat terkejut dengan kedatangan Aban yang tiba-tiba.
"Kenapa kak? Kok murung gitu?" Tanya Aban sambil duduk disamping Ahkam.
"Nggak papa," jawab Ahkam berusaha biasa saja.
"Mau dijodohin ya...?" Tebak Aban langsung jleb.
Ahkam langsung menoleh kearah Aban dengan muka terkejut. "Kamu nguping ya? MashaAlloh Aban... nguping itu tidak baik," ucap Ahkam menasehati.
"Huehehehe, ya abisnya Aban khilaf deh, mmm tapi emang benerkan? Kak Ahkam mau dijodohin?" Ucap Aban cengengesan baru setelah itu Ia mulai bertanya lagi.
Ahkam menghirup udara dengan dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan, kemudian terpampanglah wajah murung disana. "Hm, iya." Jawab Ahkam berusaha tersenyum. "Tapi diundur," sambung Ahkam.
"Lhah, kenapa kok Kak Ahkam keliatan tak bahagia begitu? Kak Ahkam memikirkan wanita pengirim surat itu ya?" Aban selalu menebak dengan tepat sasaran.
Ahkam menoleh kearah Aban dengan muka pucat tapi secara sekilas kemudian langsung mengalihkan pandanganya kearah santri-santri yang sedang bermain bola trakow. "Hm, sepertinya begitu," jawab Ahkam jujur.
Aban menggelengkan kepalanya. "Hahaha Kak Ahkam... kau ini begitu saja difikirkan, atau... aku saja yang bilang ke abah kakak kalau kakak tidak ingin dijodohkan melainkan kakak sedang memikirkan wanita lain?" Ucap Aban sambil menaik turunkan alisnya.
Ahkam menoleh dengan muka terkejut lagi. "Aban, jangan mengada-ngada kamu." Ucap Ahkam kawatir.
"Lhah, aku tidak mengada-ngada kak, aku serius." Balas Aban sambil berdiri dari duduknya dengan smirk yang terpampang disana.
"Heh, nggak usah, biar kakak aja nanti yang akan ngejelasin." Cegah Ahkam sambil mencekal tangan Aban.
"Oh begitu...." jawab Aban mulai mengerti. "Tapi beneran lo ya, kalau enggak, nanti aku aja yang kasih tau abah," ucap Aban menaik turunkan alisnya.
Ahkam tak menggubris perkataan Aban, Ia malah berjalan kearah santri-santri yang sedang bermain takrow dan mulai ikut serta didalamnya.
"Lhah, dikacangin lageee...." gumam Aban kesal, langsung saja Aban berlari dan juga ikut bermain takrow.
Notes: "Apalah daya kita yang sudah dibolak balikkan hatinya oleh yang diatas:))"
Bersambung........
***
Waktu itu ada yang ngechat kapan update-nya kapan next? Aduh aku minta maaf banget kalau aku up-nya lamaaaaaaa banget..... hadeh, maaf banget pokonya.
Pertama gini, sayakan ada lomba, trus latian full buat lomba tersebut, sampai saya gak keinget kalau harus update nih cerita, nah pas udah hari H ternyata lombanya dibatalin, saya juga masih capek gegara latian jadi gak update deh, maaf banget ya....
Tenang aja, dengan tempo cepat, cerita ini bakalan aku update, daripada nanggung mulu.
Dan, saya ucapkan terimakasih bagi yang udah setia baca cerita saya.:)))
Salam,
Stkholilah22.