Fisika kurang kerjaan banget.
---
--Selamat membaca--
***
Lyla berhasil kabur dari Jihan, langsung saja Ia mengeluarkan ponsel dan mengirimkan satu pesan untuk Jihan.
'Jangan kejar gue lagi.'
Send.Lyla menghembuskan nafasnya lega sekaligus merasa bersalah. Ia memasuki kelas dengan langkah lesu.
Tepat saat Lyla duduk di bangkunya, bel tanda masuk telah berbunyi dengan nyaring. Lyla menutup telinganya karena suara bel yang begitu nyaring padahal ya biasa aja sih, cuma Lyla aja yang alay kayanya, mungkin gara-gara kepikiran rasa bersalahnya pada Reno dan Jihan kali ya. "Argh, bel gila! Keras amat sih ngalahin toa-nya Airin!" Kesal Lyla sudah tampak seperti orang nahan boker.
"Apa lo ngata-ngatain gue disaat gue ga ada! Dasar kutu kupret!!" Sergah Airin yang baru datang dan sudah berdiri didepan Lyla sambil bersedekap dada.
Lyla menatap Airin sambil nyengir. "Hehehe, dari mana aja Rin?" Tanya Lyla mengalihkan pembicaraan.
Airin mengambil tempat duduk disebelah Lyla. "Abis apel doi." Sedetik kemudian wajah Airin sudah tampak berseri-seri.
Lyla jadi ikutan bahagia juga lihat sahabatnya bahagia. "Ah masaaa." Respon Lyla terkesan alay.
Pletak.
"Wadaw." Ringis Lyla karena Airin menjitaknya. "Napa sih Rin? Mood lo garing gitu, tadi katanya apel doi." Kesal Lyla.
Airin langsung berwajah masam menatap Lyla. "Ya abis gue kesel banget sama si-Barik!" Jelas Airin.
Lyla mengelus-elus jidatnya sebentar lalu menatap Airin lagi. "Kenapa? Kok jadi Barik eww lo gaje banget."
"Masa dia nembak gue sih Lyl di kantin, kan gue kesel, dulu gue suka sama dia kaga ada respon lhah sekarang pas gue udah ga ada perasaan eh dianya maen nungul gitu aja, kan bangsadh!!" Kesal Airin.
"Sabar woyy!! Ngebet amat emosinya, calon santri koo gitu." Lyla terkikik.
Kemudian Airin mengelus dada meredam emosi. "Ga bisa Lyl, gue pokoknya kesel banget sama si-Barik." Airin mencebikkan bibirnya.
Lyla bewajah aneh menatap Airin. "Terus, elo terima gitu...?" Tanya Lyla.
"Nggak."
"Sadissss," Lyla bergidik.
"Apanya yang sadiss? gue mah biasa aja." Respon Airin.
"Ya... Dikantin kan banyak orang Rin, terus lo tolak gitu mentah-mentah, dia pasti sakit hati tuh." Jelas Lyla.
"Gue ga yakin dia bakal patah hati, liat aja nanti." Airin tersenyum miring.
"Serah lo aja." Lyla menopang dagunya dengan kedua tangannya.
***
Rasanya, rasa kantuk telah menguasai diri Lyla. Padahal bentar lagi bel tanda pulang sudah mau bunyi. "Hoamm." Lyla mangap-mangap mendengarkan penjelasan Bu Rina guru fisikanya yang terlalu muter-muter.
"Ish apaan sih, gaje banget." Gerutu Lyla dengan suara lirih.
Airin menyikut perut Lyla dan spontan Lyla menoleh. "Kenapa?" Bisik Airin.
![](https://img.wattpad.com/cover/133861849-288-k450160.jpg)