Kini hancur hanya karena bedebah sialan itu!!
---
--Selamat membaca--
***
Lyla hari ini memang sengaja tidak masuk madrasah, ia izin karena dirinya kurang enak badan, padahal badan Lyla fit fit aja kok, wah kumat lagi nih penyakit bandelnya Lyla.
"Lyla, kamu lagi ngapain kok ga berangkat madrasah?" Tanya Indah sambil menyembulkan kepalanya ke ruang keluarga, melihat putrinya yang terbaring disofa depan televisi yang dibiarkan menyala sambil ngorok, eh ya ngga lah.
Indah geleng-geleng kepala jegeg. "Hadeh, ini anak udah makin besar tapi kok bandelnya minta ampun." Oceh Indah sambil meletakkan secangkir kopinya dimeja depan televisi dan berjalan menuju tempat putrinya terbaring. Indah sudah menebak dari awal kalau putrinya ini hanya pura-pura tidur aja kok, alasannya cuma males madrasah aja.
Satu cubitan mendarat mulus di paha Lyla yang spontan langsung membuat Lyla bangun dengan akting mengucek sebelah matanya. "Aduh ma, sakit tauk...." Ringis Lyla karena paha kanannya terasa nyut-nyutan, sungguh mamanya ini memang memiliki jurus cubitan maut, batin Lyla.
Indah bersedekap dada memelototi Lyla yang sedang melaksanakan acting-nya itu. "Kenapa ngga berangkat madrasah sana? Liat, udah sore tuh." Maki Indah sambil menunjuk jam yang tertancap di dinding.
Lyla juga ikutan bersedekap dada sambil cemberut, kemudian perhatiannya teralih karena ia mencium aroma-aroma sedap yang sangat ia gilai itu. Lyla mencium aroma kopi yang sangat sedap, sudah dari sejak pagi tadi ia ingin sekali minum kopi tapi tidak keturutan, dan akhirnya sekarang keturutan.
Lyla memandang secangkir kopi yang masih mengepulkan asap itu dengan binar mata antusias. Tanpa izin dari Indah, Lyla langsung meneguk kopinya hingga habis. "Ahhh, uennak kopi buatan mama." Lyla nyengir pada Indah yang memandangnya tak percaya.
"Lyla! Kamu itu udah ngga mau berangkat madrasah, sekarang pake acara ngabisin kopi mamah ya kamu! Dasar anak bandel, sebagai gantinya, kamu harus buatin mamah kopi lagi!" Lyla melongo saja mendengar ocehan mamanya, sungguh ia jegeg sendiri mendengar mamanya ngomong ngebut banget kaya motor rosi, ngerem akhiran mulu kalo udah kelar tanding. Ck ck ck.
"Iya iya mah, Lyla buatin nih auhh hish." Lyla berdiri sambil menggosoki pahanya yang terasa panas akibat cubitan maut mamanya itu.
Indah tersenyum puas kemudian ia mengambil alih tempat Lyla molor tadi, dan duduk-duduk santai disana sambil menonton acara televisi favoritnya.
Gampang. Lyla tinggal menakar kopi dan gula sesuai takaran pada umumnya, dan menyeduhkan air hangat.
Setelah selesai, Lyla langsung memberikannya pada mamanya itu dan ngibrit gitu aja ke kamar nya. Entah apa yang membuat Lyla jadi bad mood seperti ini? Setelah seharian tadi disekolah Lyla terus saja diteror oleh Reno si ketua basket disekolahnya itu. Sungguh menyebalkan batin Lyla. Mungkin gara-gara itu Lyla menjadi bad mood sampai ngefek kerumah sekaligus. Sampai di rumah pun Lyla males ngapa-ngapain, kemudian mood nya agak terbaiki oleh petikan senar gitar yang ia hasilkan dari tangan sendiri seperti saat ini.
Lyla melamun sambil terus memetikkan senar gitar, yang perlahan menghasilkan lantunan nada indah. Lyla melakukan fingerstyle lagu surat cinta untuk starla, entah pemikiran dari mana, yang jelas Lyla sekarang ingin sekali memperagakan fingerstyle lagu itu.
Diselingi ia melakukan fingerstyle, tak sengaja seklebat bayangan Ahkam berjalan dengan cepat di fikiran Lyla. Lyla langsung menggelengkan kepala menyadarkan dirinya sendiri dan spontan juga menghentikan permainan gitarnya.