Akhirnya, hari² yang ditunggu dateng juga.
---
--Selamat membaca--
***
Hari jumat kemudian......
"Weleh Lyl, bentar ya gue lagi sakit perut, tunggu bentar ya gue mau ketolilet eh toilet, aduh." ucap Airin sambil memegangi perutnya yang terasa seperti di pelintir- pelintir dan langsung berlari terbirit-birit keluar dari kelas, meninggalkan Lyla yang kesal setengah mati karena perkataannya baru saja dipotong oleh sahabat gilanya tapi setia itu.
Hidung Lyla kembang kempis sambil meninju mejanya dan duduk dengan cara tidak cantik. "Masa kaga ada niatan bales gitu....." Dengus Lyla sambil bersedekap dada.
Tiba-tiba mata hati Lyla mengetuk kepalanya. Tuk. Kenapa elo harus marah hanya karena masalah sepele?
Seperti tersengat listrik, seakan dirinya sudah konek. "Iya juga ya?!" pekik Lyla sambil berdiri dari duduknya, dan alhasil ia sekarang jadi pusat perhatian teman sekelasnya yang sebagian sudah berangkat lebih dulu.
Lyla celingukan, kemudian tersenyum kikuk sambil berjalan keluar kelas menutupi mukanya menggunakan telapak tangannya, merasa malu.
"Huh? Ontong eh untung belum banyak yang berangkat." Lyla mengelus dadanya merasa lega.
Merasa ada yang kurang, Lyla celingukan. "Lhah mana si Airin? Lama banget si bokernya, boker apa nungguin doi?!" dengus Lyla kesal sambil berjalan menyusuri koridor menuju toilet.
"Tunggu Lyl," seseorang menarik pergelangan tangan Lyla dan otomatis Lyla berbalik dan terpampanglah muka Jihan yang tampak fresh pagi ini.
"Apa?" tanya Lyla sambil mencari kesempatan untuk melepas pergelangan tangannya yang masih enggan Jihan lepaskan.
Jihan tak masalah dengan itu. "Lo nanti bakal nerima penghargaan pas upacara nanti, siapin mental ya, lo bakal ditonton seluruh siswa siswi satu sekolahan. Bye, gue pergi dulu ada urusan sama osis." ucap Jihan disertai senyumannya yang sukses membuat Lyla menganga lebar. Jihan meninggalkan Lyla begitu saja tanpa ada suatu pertanggung jawaban?. Alay lebay. Hhhhh.
Lyla menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Apa jadinya gue nanti berdiri ditengah lapangan samping mimbar?" Lyla membayangkan jika ia nanti menjadi satu pusat perhatian satu sekolah, membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik ngeri, ia risi bila harus jadi pusat perhatian. Tapi, masa bodo lah, yang penting mana Airin?!
Lyla langsung membalikkan badannya.
Bruk.
"Aduh." dengan tidak sengaja jidat Lyla membentur seseorang. Tangan seseorang tersebut dengan reflek mencegah punggung Lyla untuk tidak terjungkal kebelakang, sedangkan Lyla sedang merintis kesakitan sambil mengusap-usap jidat nya. Ini badan apa batu?! Keras amat?! Anjir. Lyla mengumpat kesal dalam hatinya.
"Sorry Lyla," Lyla langsung membuka matanya dan mendongak menatap pemilik suara familier tersebut. Reno?! Lyla menahan nafasnya merasa sudah sadar bahwa jarak antara keduanya terlalu dekat.
"Apa-apaan lo?!" Lyla langsung mendorong dada bidang Reno untuk menjauhinya. Bukan, tepatnya Lyla yang menjauh karena tenaganya tidak cukup kuat untuk mendorong badan Reno.
"Ya... Sebenernya gue ga ngapa-ngapain, cuma nolongin elo aja." Reno, sang ketua basket tersebut tercengir bahagia mendapati bahwa tadi ia menang banyak.
Menghiraukan cengiran Reno, Lyla langsing melengos begitu saja meninggalkan Reno nge-jomblo. Tuhkan, lebay lagi😂😳.
"Sial. Sial. Sial." umpat Lyla dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal. Untung saja suasana dikoridor tadi tidak terlalu ramai.
Lyla langsung masuk ke toilet berusaha mencari dimana letak toilet yang dipakai oleh Airin. "Woy Rin, keluar lu! Nyusahin gue aja!" akhirnya Lyla memutuskan untuk berteriak dari pada menghabiskan tenaganya untuk menggedor-gedor pintu toilet dan juga akan ada akibat tersendiri nantinya.
"Gue disini Lyl, bentar lagi...." terdengar suara sahutan Airin dari dalam toilet yang ada dipojok sendiri.
Lyla berjalan menuju ke wastafle sedikit membenarkan tatanan jilbabnya.
Drrt.
Ponsel Lyla bergetar dari dalam sakunya.
Lyla membelalakkan matanya kaget, semua rasa kesal yang ia tahan sejak tadi entah sekarang sudah ngiprit kemana Lyla tidak tau dan gak mau tau. Yang penting adalah sesuatu yang ia lihat di ponsel nya ini.
"Yey,"
Ada apa Lyl?
Begitulah balasan pesan yang sudah sejak kemarin-kemarin ia tunggu. Rasanya roh Lyla seperti keluar dari tubuhnya untuk melayang-layang dan menari-nari diudara.
"Aaaa gue harus bales sesuatu," pekik Lyla sambil mulai mengetikkan balasan.
"Woy," Lyla berjengit kaget ketika Airin tiba-tiba saja njebus dari arah belakangnya.
"Ah eloooo... GANGGU AJA!!" sinis Lyla pada Airin.
"Ek alamaks takut gue." balas Airin sambil menutup matanya, kemudian membukanya lagi untuk mengintip apa yang sedang membuat Lyla terlihat sangat senang.
"Yey, oh Ahkam ternyata. Jangan lupa lo Lyl, elo kan mau bantuin gue." Airin menaik turunkan alisnya berusaha mengingatkan Lyla tentang kesepakatan mereka waktu itu. Tentang Lyla yang akan berjanji akan mencari tahu mengenai doi-nya Airin.
Lyla menoleh sambil mendengus. "Iya iya bawel." sinis Lyla dan Airin terkikik geli.
Bersambung........
***
Haloha... Hah kok ane ngantuk. Ah kaga kaga ane becanda ko hehehe. Jadi gini, emmm gimana part-nya?😃.
Aku harap memuaskan dan bikin kalian tetep penasaran sama cerita aku ini😂.
Eh tapi bukan niat gantungin kalian ya, aku kadang juga lagi sibuk, jadi lupa update deh.😪😪.
Maap ya......✌🏻✌🏻✌🏻.
Tapi jangan lupa voment😌😌.
Salam,
Stkholilah22.
![Untukmu Ahkam[SLOW UP]](https://img.wattpad.com/cover/133861849-64-k450160.jpg)