Ketika dilema yang sangat dibenci, melanda orang yang membencinya.
---
--Selamat Membaca--
***
Lyla membantingkan tubuhnya dikasur dengan menghembuskan nafas lelah. "Haduh, lelah batin lelah fisik gue," gumam Lyla sambil menggulingkan badannya kekanan dan memeluk gulingnya. "Tidur dulu gapapa kali ya?" Gumam Lyla sambil memejamkan matanya.
"Lyla!"
"Ya Alloh..... kenapa sekali aja gue istirahat," gerutu Lyla kesal disela-sela tidurnya. Lyla enggan membuka matanya dan tidak menggubris teriakan mamanya.
"Aw aw sakitt," ringis Lyla saat telinganya dijewer. "Mah sakit mah," gerutu Lyla kesal sambil merintih kesakitan.
"Udah jam dua tuh, cepetan pergi ke madrasah sana, nanti telat lagi...." suruh Indah.
"Iya-iya bawel," balas Lyla sambil berjalan dengan malas kearah kamar mandi.
Dan berakhirlah seperti ini dimadrasah. Lyla melipat kedua tanganya diatas bangku dan meletakkan kepalanya disana. Kalian tau kenapa? Molorrrr.Pak Alif yang sedang mengajarpun baru sadar kalau Lyla ternyata sedang tidur, lantas Pak Alif langsung berdehem agar Lyla bangun. "Ehm," tidak ada sahutan sama sekali.
Semua pandangan para santri-santri dikelas langsung tertuju kearah Lyla. "Ehm ehm," masih tidak ada jawaban sekali.
"Ehmmm," lantas seluruh kelas berdeham dengan keras agar Lyla bangun.
"Astaghfirulloh," spontan, Lyla langsung bangun dari tidurnya dengan muka kusut. Lyla merasa risih karena semua santri saat ini sedang menatapnya. "Ehm, maaf pak, saya tadi ketiduran." Aku Lyla sambil menutupi wajahnya menggunakan kitabnya.
Pak Alif hanya mengangguk saja, dan semua santri langsung fokus pada pelajaran.
"Tolol," gumam Lyla kesal.
"Bosen gue," gumam Lyla sambil menopang pipinya. Selama pelajaran berlangsung, sama sekali tidak ada penjelasan yang nyantol diotak Lyla, bahkan sekedar mampir saja enggak."Ehm, bagaiman? apakah ada yang mau ditanyakan?" Tawar Pak Alif saat dirinya sudah selesai menjelaskan.
"Pak, cerita pak, udah lama bapak ga cerita," usul salah satu santriwati yang memang usil disaat jam pelajaran, siapa lagi kalau bukan Imas.
"Iya pak cerita dong," sahut santriwati yang lainya yang bernama Ilma.
Pak Alif merasa dirinya dipojokkan dan akhirnya Pak Alif mengalah. "Ya sudah," ucap Pak Alif akhirnya. "Tapi saya bukan mau cerita, saya mau memberitahu sesuatu." Tekan Pak Alif pada kata 'memberitahu' dan dengan senyum mengembang diakhirnya.
"Lhah, mulai lagi nih... basa basi." Gumam Lyla merasa kesal ketika Pak Alif mulai berbasa basi.
"Sebelumnya saya minta maaf, maaf untuk semuanya, sebenarnya saya ingiin sekali menemani kalian lulusan kelas III Tsanawiyah nanti, tapi sepertinya tidak bisa," Pak Alif berucap dengan nada penuh kekecewaan disana, dan sebagian santriwati mulai menundukkan kepalanya, ada yang terisak juga.
"Saya tidak bisa menemani kalian lulusan nanti karena saya harus menikah," sambung Pak Alif dengan nada sedih.
Jederr. Nikah? What? Kok, kayak ada pait-paitnya gitu ya...(Ucap batin Lyla sedih).
"Sekali lagi, saya minta maaf, sebenarnya ini bukan keinginan saya, melainkan orang tua saya, mungkin 2 bulan lagi saya sudah tidak mengajar dimadrasah."
Pak Alif mulai mengemasi alat-alat mengajarnya. "Saya rasa sudah cukup pelajaran hari, bila ada kesalahan saya mohon maaf, assalamu'alikum wr.wb." ucap Pak Alif akhirnya.Setelah Pak Alif keluar dari kelas, semua santriwati yang ada dikelas langsung menangis kecuali Lyla. Lyla hanya terlihat sedih, dan wajahnya pucat. Yah, Pak Alif mau nikah, kok cepet amat sih, andai nikahnya ama gue, eh? Anjay (Ucap batin Lyla sedih).
Sedangkan yang lainya menangis, Lyla beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kelas. Ia tidak mau terbawa suasana dan akhirnya jadi mewek deh.
Sesampainya dirumah, Lyla disambut oleh mamanya yang membawa sebuah surat. "Kenapa mukamu lecek gitu? Nih ada kiriman," tanya Indah lalu menyerahkan sebuah kiriman untuk Lyla dan meninggalkan Lyla didepan pintu tanpa menunggu sebuah jawaban dari Lyla.
"Ish, gimana sih mah, tadi nanya eh malah ditinggal." Gumam Lyla kesal. "Apa nih? Surat? Dari siapa?" Gumam Lyla bertanya-tanya.
Lyla berjalan menuju kamarnya, meletakkan kitabnya dirak lalu langsung membuka surat tersebut. "Hah, Kak Ahkam coyyy bales surat gueee." Ucap Lyla girang sambil loncat-loncat dan menari-nari gaje.
"Aduh ga nyangka gue kalo Ahkam mau bales surat gue," Lyla beeucap dengan nada sangat senang.
Kemudian raut diwajah Lyla langsung berubah murung. "Eh, Kak Alif mau nikah, kok gue agak gak rela gitu ya.... harusnya gue seneng," ucap Lyla dengan nada lesu dan menghempaskan dirinya dikasur.
"Huaaaaa, gue bingung harus seneng atau sedih..." teriak Lyla frustasi-frustasi alay. *Hahaha bhak lupakan:)).
Bersambung......
***
Gaje? Iya.....
Salam,
Stkholilah22.