Part 7 Ulangan Tengah Semester Hari Ketiga

5 0 0
                                    

Pada hari ketiga di ulangan semester, Mawar gadis yang mendekati Eka tersebut, dia semakin mendekatinya, bahkan mereka menjadi sahabat, namun Eka bukan anak yang pilih - pilih teman, dia akan bersahabat dengan semua temannya.

     Meskipun Mawar adalah sahabat barunya, namun Eka tetap berteman juga dengan sahabat lamanya yaitu Fajar.

      Di kelas Fajar yang duduk bersama, Eka pada saat memgerjakan, dia sedikit ingin menyenggol tangan Fajar, namun Bu Sri seorang  pengawas dengan wajah yang terlihat sangar agak memelototi dirinya, Fajar yang mengetahui hal itu.

       Dia langsung segera menyadarinya, dan langsung menunduk sambil mengerjakannya, Eka yang mengetahuj akan hal itu, dia hanya memandangnya sambil melirik, Eka yang sudah selesai lebjh dulu, langsung membawa lembaran soal dn jawaban, keatas meja guru lalu pergi keluar, dan Fajar yang selesaj belakangan, mencari dirinya dan teryata sedang duduk di kursi pinggir kelas sambil menghadap kearah lapangan.

         "Eka, aku minta maaf, kalau hampir ingin mencontek kamu, untung saja kamu tidak ikut terkena, aku tidak tega jika kamu mendapat hukuman karena diriku...", Fajar berkata sambil berdiri di sampingnya.

      "Fajar, aku tahu, aku maafkan, tapi apakah setidaknya itu pelajaran untuk kita, jika ingin meraih mjmpi harus belajar sungguh - sungguh, kalau tidak pernah terjadi akan sesuatu maka kita tidak pernah menyadarinya siapa diri kita.....", sepertj biasa Eka selalu menasehati teman - temannya.

       "Aku memang harus rajin belajar, karena keadaan diriku, untuk bisa meraih mimpi", Eka menambahkan kata - katanya.

       "Itu benar", Fajar mengiyakan dan duduk di sebelahnya, kemudian Eka teringat akan sesuatu dia ingin ke perpustakaan.

        "Aku ingin rasanya meminjam buku lagi.....", Eka bergumam sendiri.

        "Bagaimana kita ke kantin dulu", ? Fajar menawarkan Eka yang lain.

         "Kalau dibayari lagi, aku sungkan......", Eka menggeleng, dan memang seperti itu dirinya tidak mau merepotkan orang lain.

          "Aku tidak masalah", Fajar hanya berkata singkat.

          "Sudah tidak apa - apa, aku ingin ke perpustakaan saja", Eka bersikeras tetap menggelengkan kepala, lalu berjalan kearah perpustakaan, pada waktu yang bersamaan Mawar mencari dirinya.

         Lalu melihat Fajar, dan langsung menghampiri dirinya sambil berlari kecil, dengan terengah - engah.

         "Eka dimana", ? Tanya Mawar dengan nafas menderu

         "Dia dj perpustakaan", Fajar menjawab polos, lalu kemudian Mawar langsung berjalan kearah perpustakaan.

        Disana dia melihat, Eka sedang serius membaca buku, dan langsung berjalan perlahan kearahnya.

          "Kamu disini rupanya..", ? Dia bertanya, dan Eka yang sedang membaca menoleh kearahnya dengan tatapan tersenyum ramah.

          "Ohhh, kamu rupanya, juga aku baru saja membaca buku", Eka yang baru sadar ada Mawar di sebelahnya langsung menjawab.

           "Aku mencarimu barusan", Mawar mengakui dirinya, sambil berjalan kearah rak dan mengambil satu buku lagi untuk dibaca.

            "Aku melihat dirimu senang sekali membaca", Mawar melirik kearahnya.

             "Karena membaca adalah jendela dunia", Eka menjawab polos.

Dan Mawar hanya terkekeh perlahan, mendengar kata - kata Eka, seakan dia memiliki kesan kepada temannya itu.

                "Teryata kamu, memang senang menasehati teman - temanmu yah,...", Mawar memberikan pendapat.

                 "Tidak ada salahnya, jika kita berbuat kebaikan selama masih ada di dunia, dan itu untuk orang lain...", Eka menanggapinya dengan bijak.

       Dari kata - kata sederhana, Eka inilah membuat Mawar sangat berkesan, berteman dengan Eka, dan entah rasanya juga timbul rasa menyukaj, namun dia tidak pernah menyadari jika sebenarnya, hal itu di lakukan kepada siapa saja, seorang Eka yang baginya tanpa orang lain ketahui dia hanya ingin berbuat kebaikan saja kepada orang lain tanpa pandang bulu.

        Meskipun dalam hidupnya sendiri, menyimpan banyak kekurangan, tetapi hal itu tidak di perlihatkan kepada orang lain, dia memang sungguh anak laki - laki yang istimewa kelahirannya ke dunia.

       Kebaikannya, sudah seperti malaikat, meskjpun sebagai manusia biasa Eka juga memiliki kekurangan dalam dirinya atau hidupnya.

EKA Proses PenerbitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang