Part 36 Pada Saat Kelas Tiga SMA

10 0 0
                                    

Pada saat kelas tiga SMA, usia Eka memang sudah menginjak tujuh belas tahun, tanpa terasa dia akan mengakhiri masa SMAnya, dan kedekatan Icha dengan Eka memang semakin akrab, pada saat itu, Icha sedang duduk di kursi sebelah kelasnya, dan Eka yang baru sampai di sekolahnya melihat Icha sedang melamun.

"Dari dulu, aku melihat kamu seperti orang yang sedang banyak memikirkan sesuatu...", Eka menilai dirinya dari raut wajahnya.

"Yah, aku memikirkan kamu....", Icha mengakui hatinya.

"Aku memikirkan perasaanku padamu, yang aku sendiri masih bimbang untuk menemukan jawabannya, dan rasanya aku merasa bersalah, jika mengungkapnnya tanpa ketulusan, kamu terlalu baik untuk jadi orang Eka....", Icha berkata panjang lebar.

"Icha, apapun itu aku hanya manusia biasa....", Eka menyahut sambil merendah, dan Icha yang masih duduk di kelas menyusulnya masuk ke dalam kelas.

Sejak dari kelas satu memang perasaan itu tidak pernah bisa hilang, bahkan tidak pernah akan hilang, hati itu rasanya sangat besar dimiliki oleh Icha dengan apa yang disimpannya terhadap Eka.

Sikap Eka, memang terlalu perhatian kepada siapa saja, hingga sulit membedakan dengan siapa dia akan menaruh perhatian yang berbeda dari lainnya, Icha tidak pernah luput dalam pikirannya mengenai hal itu, dan Eka sendiri lamban laun, dia memikirkan perasaannya sendiri, kali ini seperti ada yang benar - benar istimewa dari semuanya.

Mungkin kalau Indah dulu, tidak tapj bagajmana dengan Icha sekarang, sepulang sekolah Eka yang seperti biasa pergi ke tempat kerjanya, dia memikirkan hal itu, dan di tempat berbeda Icha yang baru saja sampai dirumahnya, Adit yang pernah sekelas dengannya waktu di kelas dua datang kerumahnya.

Tatapannya seperti tidak biasa, kala dia berdiri di depan pagar rumahnya, dan Icha menatapnya heran sambil mempersilahkan dirinya masuk.

"Sebenarnya aku datang kemari, untuk meneruskan pertanyaanku yang dulu, apa kamu benar - benar jatuh cinta dengan tulus kepada Eka....", ! Suaranya yang terdengar tegas, membuat Icha tidak bisa bergeming satu kalimat.

"Kamu merasa cemburu....", Icha berkata dengan terbata, dan Adit hanya mendesah nafas menatap lurus ke depan.

"Sejujurnya, kamu adalah seorang gadis yang menarik untuk dicintai siapapun..., tapi rasanya sulit Eka untuk jatuh hati kepada seorang gadis, dan entah kepada siapa dia bisa, aku takut kamu akan kecewa, kalau kamu hanya salah kaprah dengan kebaikannya...", dari gaya bicara Adit seolah berkilah dengan perasaannya sendiri.

"Kalau kamu ingin mengujinya coba saja permainkan hatinya....", perkataan yang kedua Adit membuat Icha menjadi tercengang, dia membelalakan mata dengan seribu pikiran diatas kepalanya.

"Maksud kamu, aku harus pura - pura cinta, tapi bagaimana jika benar - benar jatuh cinta,..", Icha berkata dengan terbata.

"Kenapa tidak dicoba saja, kamu turuti dulu perkataanku....", Adit berkata dengan tenang sedangkan Icha merasa gelisah, jika dia melakukannya maka akan ada akibatnya, tapi Icha ingin tahu perasaan Eka lebih dalam.

"Bukan hanya itu Adit, Eka seperti menyimpan seribu misteri dalam dirinya...", kata - kata Icha membuat Aditpun penasaran, dia tidak akan mengatakan kepada Icha dengan apa yang akan di lakukannya namun Ichapun begitu.

Jika dia sendiri pula, sedang memikirkan tentang sikap pura - pura cintanya dan mempermainkan perasaan Eka, untuk menguji hatinya kepadanya.

Namun pada akhirnya entah kenapa seperti Icha terpengaruh oleh perkataan Adit kepadanya, dia memiliki rencana untuk memanfaatkan kepolosan hati Eka, dengan menguji hatinya, Icha akan berpura - pura jatuh cinta, walau sebenarnya hati tidak pura - pura, tapj Icha niat itu seperti sudah bulat dari dalam hati Icha, dia ingin tahu seberapa besar perasaan Eka, kepadanya, tidak mungkin kalau Eka tidak pernah jatuh cinta, salah satunya pasti ada yang dicintainya dengan tulus.

EKA Proses PenerbitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang