Part 18 Pada Usia Empat Belas Tahun.

6 0 0
                                    

Tanpa terasa waktu yang berlalu itu sangatlah cepat, sekarang usia Eka empat belas tahun, dan sudah duduk di bangku kelas tiga SMP, dan kebahagiaan yang dimilikinya dalam hjdup dirinya sendiri serta keluarganya, tidak pernah surut, saat ini pula usia Diki menginjak tiga tahun, dia semakin menjadi anak yang pintar, namun belakangan Nano kembali mengeluh dengan hasil panen yang belum laku dijual di pasar untuk menjadi beras.

     Keluhan itu terdengar di telinga Eka pada saat dia sedang belajar, dan karena dari kecil dia sering mengalami keluhan tersebut yang di dengarnya kini Eka langsung ikut bicara, karena usianya sendiri sudah semakin dewasa.

     Meskipun dia masih seorang anak remaja, Eka membuka pintu kamarnya, dan berdiri di ambang pintu

       "Bapak, kalau sedari dulu itu masalah yang sama, aku akan mencari kerja, sambil sekolah....", Eka berujar dengan terbata.

       "Wes ora opo - opo, kamu belajar saja yang rajin, mungkin bapak mencoba cari pekerjaan lain..., siapa tahu ada tawaran di kota besar....", Nano menasehati anaknya.

       "Tapi aku akan mencoba membantu orang tua, walau umurku baru empat belas tahun, aku bisa membantu orang tuaku, apa saja, terutama untuk menjaga Diki, dia adik laki - lakiku satu - satunya..", ! Tegas Eka.

       "Tidak apa - apa nak..." , Nano masih membujuknya.

       "Coba tanya - tanya teman mas, siapa tahu ada pekerjaan yang bagus", Yanti berbisik dan Eka sudah meninggalkan tempat tersebut entah apa yang dipikirkannya, namun Nano sedang memikirkan perkataannya kepada.

  Keesokan harinya....

Pada saat sedang bekerja di sawah, Nano mencoba bertanya Yadi, seorang pria yang bertubuh gemuk dengan keringat di keningnya.

      "Koe punya channel ndak..., buat aku bisa bekerja dengan pekerjaan yang lebih bagus", ? Nano bertanya padanya.

       "Oh anu, ada sepupuku di Jakarta, tepatnya di Tangerang...namanya Galih mereka satu keluarga tinggal disana. Dan Galih itu punya bengkel di sana, mereka mengelola bersama - sama, dengan istrinya Lina, dan adiknya Febi, ikut tinggal dirumah mereka...", Yadi bercerita panjang lebar.

      "Kalau begitu, berikan alamatnya padaku, mungkin kita semua akan pindah ke Jakarta, setelah Eka lulus SMP nanti....", Nano berkata panjang lebar.

        Dan pada saat sudah sampai dirumah, Nano menyampaikan hal itu kepada Yanto, dan Yantj agak sedikit tercengang mendengarnya.

     "Jadi kita akan pindah ke Jakarta...", ?

    "Iyah, dan kalau perlu kita akan mengontrak rumah di daerah Tangerang, dekat dengan tempat kerjaku namun itu nanti saja, kalau sudah Eka lulus SMP...", Nano bercerita panjang lebar.

    Dan pada saat yang bersamaan, Eka sedang bersama Indah di sekolah, dan Eka sedang menatap alam sambil membuat puisi.

   "Sepertinya kamu sangat mencintai alam...", Indah berkata sambil memiringkan kepalanya dengan tersenyum manis.

     "Karena melihat alam membuat kita semakin dekat pada Tuhan...", dia berkata dengan lembut, dan entah bagaimana ada rasa yang tertahan ingin dikatakannya dalam hati oleh Indah, dia menunduk sejenak.

      "Eka sebenarnya, aku ingin kamu tahu satu hal...", dia berkata lembut.

      "Tapi bukan sekarang waktunya", kemudian Indah menggeleng.

EKA Proses PenerbitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang