Part 25 Hari Terakhir Mos.

2 0 0
                                    

Anggota Osis, masuk ke dalam kelas, dan mulai memberikan tugasnya lagi, kali ini tugas yang diberikannya adalah membersihkan kelas, dan mereka semua membersihkan kelas secara bersama - sama, dan pada saat Eka sedang menyapu tiba - tiba saja Icha yang sedang berjalan tanpa sengaja menginjak sapu Eka dan tersendung, dengan sigap Eka menahan tubuhnya, dengan memegang pergelangan tangannya, Icha menatap Eka lama, dan pada saat itu semua mata tertuju kepadanya.

     "Ciyeeeeee",

Mereka semua bersorak, Icha yang tersadar langsung agak menghindar dari Eka, sambil meminta maaf, namun peristiwa itu tidak terlupakan dalam hidupnya, dan pada saat tugas selesai mereka, masih diberi tugas lagi untuk persiapan malam Inagurasi.

    Dan di malam Inagurasi, mereka harus bermain drama Cinderella, dan entah bagaimana, yang terpilih menjadi Cinderella dan Eka sebagai pangerannya.

    Di hari itu juga, Icha menjadi merenungi tentang dirinya sendiri, dia duduk di kursi pinggir kelas, tatapan matanya menatap kearah lapangan dengan berbinar.

      "Besok adalah hari kita akan memakai seragam SMA, dan aku bahagia membayangkannya, karena aku akan memakainya dengan dirimu, yang kini menjadi sahabatku...", Icha berkata sayu.

     "Kamu sepertinya adalah sosok milik semua orang yang akan menjadi sahabatmu, namun adakah pernah yang memiliki dirimu sebagai pacarmu...", perkataan Icha membuat Eka tercengang mendengarmya.

     "Dari SMP, kasih sayang yang ku rasakan terhadap orang lain adalah hanya persahabatan..", Eka berkata polos.

     "Yah persahabatan, namun kamu tahu kita sekarang sudah anak SMA, dan kamu tahu apa arti dari itu semua...", ! Perkataan Icha berubah menjadi tegas, dan Eka hanya djam saja melongo di depannya.

       "Aku berencana nanti hari minggu mau kerumahmu boleh...", ? Icha bertanya lagi.

       "Boleh saja.., Icha terus terang kamu seperti menyembunyikan sesuatu di balik kata, boleh aku tahu itu apa...", ? Eka mencoba menelusuri hatinya, namun Icha hanya menggeleng.

       "Kita akan tahu nanti...", kemudian dia berjalan meninggalkan lorong sekolah.

EKA Proses PenerbitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang