LIMA

43.4K 1.7K 50
                                    

Adlan Bintang : Maaf, nggak bisa jemput. Masih ngantuk.

Luna sedikit terkejut melihat notifikasi yang cukup pagi merambat di ponselnya. "Siapa juga yang mau dijemput?" tanya nya pada diri sendiri.

Luna sudah siap, tinggal menunggu Gani yang sedang membersihkan badanya. Seperti biasa, Luna menunggu di sofa sambil menonton masha and the bear ditemani susu dan roti yang sudah disiapkan Yola.

Gani yang sudah selesai membersihkan tubuhnya dan sudah rapih memakai pakaian sekolahnya menghampiri Luna.

"Lun, Kakak nggak bisa nganter kamu kesekolah. Soalnya Kakak buru buru kesekolah karena ada rapat osis." kata Gani membuat Luna terkejut.

"Lho? Terus yang anter Luna siapa? Kak Yola? Udah berangkat duluan, Bunda? Lagi ke pasar, pulangnya lama. Kak Gani? Buru buru kesekolah, Luna sama siapa?" tanya nya membuat Gani menggaruk kepalanya.

"Kamu minta tolong aja sama pacar kamu yang kemarin ajak jalan." balas Gani menghindar dari Luna karena Luna memukulnya.

"Kakak ih! Luna serius. Luna nggak mau telat lho."

"Kakak juga serius kali Lun. Kamu sama pacar kamu aja ya. Kakak mau berangkat sekarang. Dada!" pamit Gani merambat tas dan kunci mobilnya lalu keluar rumah.

Luna takut jika ia menaik kendaraan umum. Luna trauma karena masa kecilnya dengan Ayahnya.

Aurora Luna : Kakak gue nggak bisa nganter, bisa jemput gue nggak?

Adlan Bintang : Nggak. Malas.

Aurora Luna : Minta tolong.

Adlan Bintang : Oke, otw.

Luna senang mendengar kabar jika Bintang bisa menjemputnya, bukan apa apa, karna pelajaran ini ada ulangan dan Luna tidak ingin telat.

Luna menunggu cukup lama dan mengisi waktu luangnya dengan belajar. Ini sedikit bentuk refreshing Luna jika ia stres.

Terdengar samar samar suara bel mobil berbunyi di depan rumah Luna. Luna memasukkan bukunya lalu keluar. "Bi Onti tolong kunci." kata Luna sambil berlari kecil kedepan pagar.

"Masuk, sebentar lagi udah bel." kata Bintang didalam mobil sambil menunduk dikit. Luna masuk dengan elegannya lalu duduk mensenyumi Bintang karna sudah menjemputnya.

"Thanks ya udah mau jemput gue." ucap Luna menoleh kepada Bintang.

"Hm."

Luna kembali terdiam, Bintang pun juga terdiam, keheningan selalu datang kepada mereka.

<><><><>

"Masuk keburu telat, kalo mau sama gue terus, telat aja." kata Bintang yang diam ditengah jalan koridor sekolah.

"Emangnya lo nggak takut di marahin?" tanya Luna menghadap Bintang.

"Nggak,"

"Tau."

"Lah? Terus kalo bolos mau ngapain?"

"Jalan jalan."

"Jalan jalan emangnya cari apa?"

"Cari bahagia,"

"Tapi nggak jadi."

"Kenapa?"

"Jalan sama lo aja gue udah bahagia."

Sesaat pipi Luna langsung merah merona. Bintang yang jutek mampu membuat Luna terbawa dalam kalimatnya.

"Senyum aja." kata Bintang menoleh ke arah Luna. "pulang sekolah jangan kemana mana, tunggu diparkiran dan jangan kemana mana. Gue nggak mau lo hilang." lanjut Bintang lalu jalan meninggalkan Luna.

Dear, Bintang✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang