DUA BELAS

31.9K 1.3K 8
                                    

Hari ini Bintang tidak bisa menjemput Luna, terpaksa Bintang mengendarai motor dan mengantar Antariksa.

Bintang sudah menghubungi Luna. Untung saja Luna sudah sampai di sekolah.

Suara notifikasi berbunyi.

Aurora Luna : Kak, sekarang jadwal Kakak harus dateng sebelum setengah tujuh. Nah, lo harus bawa tas dan isinya buku pelajaran bukan majalah fashion pria. Gue tunggu di perpus!

Bintang sedikit mengernyit. Membawa tas? Bintang sama sekali tidak pernah membawa tas, apa lagi buku pelajaran. Hanya sesekali Bintang membawa tas dan isinya majalah fashion pria.

Bintang tidak tahu harus berbuat apa, ia sudah di perjalanan mengantar Antariksa. Tinggal dua puluh menit Bintang harus sampai disekolah. Sementara sekolah Antariksa terbilang lumayan jauh.

Bintang tidak memperhatikan aturan yang dibuat Luna. Aturan pertama sudah dilanggar oleh Bintang.

<><><><>

Dengan santai Bintang berjalan ditengah koridor sekolah. Masih dengan penampilan yang sama seperti hari kemarin. Tak disengaja ia melihat Dena yang mungkin sedang bingung mencarinya, karena Bintang termasuk murid yang telat. Segera Bintang bersembunyi dibelakang dinding sambil mengintip sesekali melihat Dena sudah menjauh atau belum.

Sama sekali tidak ada murid yang berkeliaran, semua sudah masuk dan memulai pelajaran. Bintang teringat, bahwa sebelum Bintang datang, Luna akan menunggu di perpustakaan, jadi Luna bisa keluar untuk membantu Bintang.

Adlan Bintang : Bisa ke koridor tengah? Ada orang pake baju hitam bawa pistol gitu. Bisa bantu kan?

Aurora Luna : Bercanda kan? Mana ada orang bisa masuk setelah bel dimulai.

Adlan Bintang : Lewat belakang kantin banyak pintu. Tolong?

Aurora Luna : Pasti lo telat kan?

Adlan Bintang : Enggak. Tadi sama Helmi ke ruang bahasa nyari adem.

Aurora Luna : Hm.

Bintang tau setelah itu Luna akan beranjak dari duduknya dan menemui Bintang. Cukup lama Luna datang, karena dari perpustakaan ke koridor tengah cukup jauh, harus melewati tangga tiga kali dan berbelok belok lalu sampai.

Luna mencari cari Bintang, berharap Bintang jujur dengan perkataanya yang baru saja dari ruang bahasa.

Tanpa sengaja Luna melihat Bintang yang sedang mengintip-ngintip dibelakanh dinding. Ide Luna datang, ia berencana untuk mengagetkan Bintang dari depan.

Hadapan Bintang terus menoleh ke arah belakang, sampai ia tidak terfokus untuk melihat kedepan.

"DOR!" teriak Luna sambil memegang lengan Bintang.

"HEH!" dehaman Bintang yang cukup berat ditambah ekspresi dengan mata melotot dan mulut yang sedikit tertarik rahang.

"Ngagetin aja!" balas Bintang mencoba kembali normal sedangkan detak jantungnya masih berdegup kencang.

"Pasti telat kan?"

"Siapa bilang?"

"Gue."

"Bilang apa?"

"Lo telat."

"Lo juga telat kan? Nggak masuk kelas dari tadi? Pasti nungguin gue kan? Hahaha."

Luna menciut.

"Kenapa nggak bawa tas? Kenapa nggak pake dasi? Rambutnya kenapa belum di potong? Kenapa sepatunya beda sebelah?" tanya Luna dengan satu nafas.

"Males."

"Kakak itu ya, udah dibikin jadwal nggak dilaksanain."

"Lo itu ya, nggak nyambung. Kalo panggil gue pake 'kakak' ya 'kakak' kalo 'lo' ya 'lo'."

"Terserah gue dong."

"Tahun depan gue janji bakal laksanakan peraturan lo. Nggak sekarang. Masih pengen bebas."

"Peraturannya ini berlaku satu bulan, bukan satu tahun. Tinggal berbuah apa susahnya?"

"Susah. Ini sikap gue. Gue nyaman sama yang ini, bukan sama yang lo buat! Gue punya hak untuk rubah sikap gue, bukan lo!"

Luna sedikit mundur. Bintang membentaknya pertama kali. Mungkin ini tidak akan dilupakan oleh Luna. Semarah marahnya Gani, Gani tidak pernah membentaknya seperti ini.

"Oke kalo itu mau lo. Gue bakal nyerah, thanks ya udah ngebentak gue untuk kebenaran lo sendiri. Maaf, gue terlalu maksain lo untuk berubah." kata Luna lalu pergi menuju kelasnya.

Luna tidak menangis, untuk apa? Hanya rasa kesal yang ada dihati Luna. Luna sudah berusaha untuk merubah sikap Bintang, ternyata ekspektasi Luna tidak sama dengan realita.

<><><><>

"Luna, lo kenapa? Kok kesel gitu, untung aja lo masuk pas gurunya ke toilet." kata Manda yang mencoba menenangkan Luna.

"Nggak kok." balas Luna mencoba kembali normal.

"O-oh, iya yaudah." balas Manda gagu.

<><><><>

Hallo ghenk,

Selamat Pasisolam ya, heuheu.

Lagi seneng aja nich, karena GALEXA meningkat. Semoga kayak gitu terus ya *AMENNNN.

Jangan sungkan sungkan untuk bagi bagi cerita sama aku, aku baca kok walaupun lama.

Yaudah segitu aja dulu,

Ditunggu ya vote and commentnya,

Salam,
Angel.
15 Maret 2018.

Dear, Bintang✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang