EMPAT PULUH SEMBILAN

21.8K 951 15
                                    

"Ayah." panggil Bintang melihat Gatama sedang menonton televisi bersama Antariksa.

"Ada apa?" jawab Gatama.

"Ayah kenal sama Satelit?" tanya Bintang membuat Gatama yang tadinya menonton televisi langsung terfokus kepada Bintang.

"Sini duduk." balas Gatama. "Ayah kenal Satelit. Saat itu Ayah ingin bertemu dengan Satelit. Setelah itu Ayah kena kecelakaan."

Bintang mengangguk mengerti. "Ayah masih pengen ketemu Satelit?"

Gatama tersenyum. "Tentu. Tetapi Ayah tidak tau Satelit dimana."

"Bintang tau. Satelit ada di rumah sakit yang sama kayak Ayah. Ayah, Bintang minta tolong, temuin Bintang dengan Satelit. Gimana pun juga itu anak Bunda satu satunya."

"Tunggu Ayah benar benar pulih. Lalu kita temui Satelit."

Bintang mengangguk. Lalu kembali ke kamar untuk beristirahat. Belum semenit, Evan menghubungi Bintang agar bertemu.

Evan Meganta : Bin? Lo bisa temuin gue di depan rumah sakit? Disana ada warung kecil.

Bintang seketika melotot. Ada apa sampai Evan ingin menemui Bintang.

Adlan Bintang : Oke. Otw.

<><><><>

Bintang sudah melihat Evan sedang menunggu dirinya. "Van?" panggil Bintang membuat Evan menoleh.

"Eh? Duduk sini Bin. Gue pengen ngomong sesuatu."

Bintang duduk. Lalu mengambil posisi enak. "Bin, beneran lo nggak mau balik lagi ke Jakarta?"

Bintang mengendus kesal. "Buat apa juga si Van? Semua udah hilang."

"Hilang? Hilang gimana sih maksud lo? Lo yang hilang kenapa semua lo bilang hilang? Temen temen lo selalu nyariin lo setiap hari Bin,"

"Oke gue tau itu semua gara gara gue yang lo liat lagi duduk bareng Luna. Itu cuma sebates gue untuk anter dia pulang, dan nemenin dia sampe lo keluar dari sekolah. Dia nggak tau kalo itu lo, Bin."

"Dan, satu sekolah nyariin lo sekarang. Apa tetep lo nggak mau balik?"

"Van, gue masih butuh waktu aja untuk-,"

"Halah! Bin, gue juga bakal balik ke Jakarta. Asal temen gue udah sadar, dan dia bisa gue bawa ke Jakarta. Jangan jadiin Ayah lo yang pindah kesini ngebuat lo harus ngehilangin semua temen lo,"

"Kalo suka, nyatain. Jangan di pendem. Karena cinta yang terpendam, akan musnah karena kehadiran seseorang yang baru. Dan lo? Lo yang udah suka sama Luna dari lama, hilang gitu aja karena anak kemarin sore? Apa lo mau?"

"Nggak! Gue nggak mau. Gue sayang sama Luna, Van. Gue takut kehilangan aja."

Evan tertawa geli. "Kehilangan? Selama ini lo kehilangan karena gue kan? Bin, nggak bakal ada yang bisa saingin lo, karena gue udah punya yang lain."

Bintang tersenyum. "Mesti gue balik?"

Evan memukul jidat Bintang. "Kenapa harus nanya lagi?! Balik selagi ada waktu. Oke, beberapa hari lagi ulang tahun Luna. Mungkin lo bisa dateng saat itu sebagai surprise untuk temen lo dan Luna, apa lo mau?"

Bintang mengangguk. "Bantu."

<><><><>

Bintang ingin sekali bertemu dengan Satelit. Sesampainya ia di rumah, ia sangat rengkeh untuk bertemu dengan Satelit sekarang.

Vera dan Gatama merasa sudah waktunya mempertemukan Bintang dengan Satelit.

Baru Vera berdiri. Ponsel nya bergetar dan langsung diambil oleh Vera. Disitu pun Vera langsung terkejut karena keadaan Satelit yang melemah.

"Ada apa Bun?!" tanya Bintang panik.

"Ayo cepat ke rumah sakit. Keadaan Satelit melemah!"

Dengan rasa panik, Gatama, Antariksa dan Bintang langsung menuju mobil yang sudah di supiri Vera.

<><><><>

Hai guys. Maaf ya seminggu ini ga upload sama sekali, karena :

1. Sibuk.
2. Banyak Acara.
3. Ga mood.
4. Lupa alur.
5. Gak dapet feelnya.
6. Males.
7. Lupa kalo DB belum selesai.

Tujuh pilihan itu yang bikin DB ini diem. Gatau sih, Nggak ada yang semangatin gitu.

OH IYA MAU NANYA, JAWAB YA!!!!!!!!!

ADA YANG MAU TAU WAJAH AKU? MAU FOLLOW?

Dear, Bintang✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang