EMPAT

42.2K 1.8K 12
                                    

"Udah makan?" tanya Bintang dalam mobil.

"Udah." jawab Luna menoleh lalu memainkan kukunya.

"Bohong. Tadi nggak kelihatan di kantin." balasnya membuat Luna terdiam. "bilang sekarang, atau gue turunin ditengah jalan?"

"Iya belum." kata Luna jujur.

Bintang hanya mengangguk, menaikkan tangannya disela sela jendela pintu kanannya sambil melihat kearah kanan yang mungkin sudah akan sampai ditempatnya.

"Turun, lalu masuk. Cari meja nomor delapan. Gue mau cari parkiran." perintahnya membuat Luna turun dan masuk kedalam cafe itu.

"Selamat siang, dengan nama Aurora Luna Alma?" tanya salah satu pegawai cafe.

Luna hanya mengangguk, lalu diantar oleh pegawai itu untuk duduk di meja nomor delapan. "Mbanya ini pacar nya Mas Bintang ya?" tanya pegawai itu membuat Luna yang baru duduk menoleh ke arah pegawainya.

"Bukan, saya cuma adik kelasnya." jawabnya santun.

"Oh, gitu. Ya sudah saya kebelakang dulu." potongnya lalu menuju kebelakang.

Bintang masuk kedalam cafe itu diiringi oleh bel kecil diatasnya, lalu duduk pas dihadapan Luna.

Tidak ada yang membuka topik. Mereka berdua hanya terdiam sambil mendengarkan band kecil yang sedang bernyanyi di tengah tempat.

"Suka lagu apa?" tanya Bintang menatap Luna, membuat Luna sedikit gugup.

"Karna gue suka Bulan, gue memilih lagu Fatin Afeefa - Tentang Bulan." jawabnya tersenyum manis.

Bintang hanya mengangguk. Lalu memanggil pegawai yang tadinya mengajak ngobrol Luna untuk meminta menggantikan lagu sesuai permintaan Luna.

Bulan dan bintang
Bersinar berkelipan
Dan menerangi
keindahan malam
Tanpamu bulan
Malam kegelapan
Tanpamu bintang
Hilanglah keindahan

Ini kisah tentang bulan
Bulan bintang jadi kawan
Bergitulah persahabatan
Yang cuba kami eratkan
Moga berkekalan selamanya

Bergitulah kami hidup lima sekawan
Sesama berjanji susah senang dirasa
Dibawah sinaran cahaya bulan bintang
Menjadi saksi janji kami semua.

Sepanjang lagu Luna hanya menatap hangat penyanyi itu. Tak tersadar, Bintang menatap lurus Luna dengan wajah datarnya. Senyuman Luna membuatnya terpikat.

"Lun." panggil Bintang membuat Luna menoleh sadar.

"Eh? Ada apa?" jawabnya menoleh kearah Bintang.

"Enggak. Sekedar tes." balasnya kikuk. Luna  mengernyit. "dimakan, keburu dingin." lanjut Bintang membuat Luna mengangguk dan memulai makannya bersama Bintang.

Luna sudah menyelesaikan makananya, sedikit mendongak kearah Bintang, melihatnya hanya meminum kopi hangat.

"Kenapa nggak makan?"

"Karna nggak lapar."

Luna terdiam. "Tadi lo bilang apa ke Bunda, sampe Bunda izinin gue untuk pergi sama cowok jutek kayak lo?" tanya Luna membuat Bintang menoleh lagi kearahnya.

"Rahasia." jawabnya singkat. "terimakasih atas pujiannya." lanjutnya membuat Luna mengernyit.

"Gue mau pulang, udah malem." potong Luna membuat Bintang berdiri lalu meninggalkannya.

Luna lagi lagi mengernyit. Tidak ada balasan, hanya berdiri lalu meninggalkan.

Bintang yang sudah didalam mobil menunggu Luna untuk masuk kedalam mobilnya. "Cepetan." kata Bintang membuat Luna pasrah dan cepat masuk kedalam mobil.

<><><><>

Sampai dirumah Luna, Bintang tidak pergi. Ia ikut masuk kedalam rumah Luna.

"Tante, saya sudah jaga anak Tante. Jadi saya masih bisa deket sama Luna. Saya permisi. Mau belajar." ucap Bintang lalu pergi keluar dan menuju kerumahnya.

"Tuh Lun! Bintang itu rajin. Saking rajinnya dia cepet cepet pulang gitu karna mau belajar." kata Gani yang duduk bersama Yola dan Bunda di sofa.

"Kak Gani apaan sih, paling bohongan." jawab Luna meramal.

"Kayaknya ada yang mau pacaran nih." kompor Yola.

"Kak Yola jangan mau ketularan Kak Gani. Bunda juga nggak boleh. Luna belum punya pacar. Baru dua hari sekolah, nggak mungkin Luna dapet pacar secepat itu." jawabnya sambil duduk bersama Gani dan Yola, sementara Bunda berada di kursi single.

"Mungkin itu bukan berarti nggak akan pernah kan?" tanya Bunda tersenyum.

"Bunda ih! Sama aja kayak Kak Gani." balas Luna lalu pergi menuju kamarnya.

"Kayaknya adikmu lagi detik detik jatuh cinta." kata Bunda seperti bergosip bersama Yola dan Gani.

"Bunda ih! Rumpi deh, no secret! Muah." balas Yola mengikuti gaya asli.

"Ya sudah Bunda ke kamar dulu." potongnya lalu bediri melangkah kakinya ke kamar.

<><><><>

Hi ya!

Selamat Pasisolam ya <3

Pasti bakal update dua part sehari, dan inget tapi kalo udah masuk klimaks di turunin ya :)

Aku baca semua comment comment di story pertama aku, mayoritas "sedih". emangnya sesedih itu ya? Aku aja yang bikin nangis bukan dibagian Rumit. tapi kalian ma aku beda.

Semoga kalian suka sama cerita baru yang ini.

Yaudah segitu aja,

Ditunggu ya vote and commentnya,

Salam,
Angel.
25 Februari 2018

Dear, Bintang✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang