EMPAT PULUH SATU

22.7K 982 20
                                    

Sekali lagi Luna mengecek surat itu yang tersimpan aman di laci nakas nya. Apa yang dikatan Helmi memang benar adanya, Bintang menaruh alamat di belakag surat itu, jangan sangka, itu bukan alamat rumahnya, melainkan alamat surat yang tertuju nantinya kepada Bintang.

Disitu juga terdapat kalimat kecil. 'Jika rindu, coba tuliskan kepada ku apa isi hatimu.'

Lagi lagi Luna menangis. Ia pun heran dengan dirinya, Bintang yang bukan siapa siapa mengapa bisa menangis seakan akan merasa kehilangan.

<><><><>

Disisi lain, Bintang hanya duduk di sofa, entah itu makan, tidur, menonton televisi, ataupun menjaga ayah nya.

"Ayah, sampe kapan Ayah terus kayak gini? Udah cukup yang lalu Ayah seperti ini. Bintang kangen." ucap Bintang penuh sendu.

"Kak Bibin, Ayah! Liksa pulang!" teriak Antariksa sambil membuka pintu yang di antar oleh Vera.

Bintang menoleh. Melihat Vera, Bintang menjadi pembenci seketika. "Kak Bibin jangan malah dulu. Mungkin dengan adanya Bunda, Ayah bisa bangun atau membaik." kata Antariksa sambil memegang gendongan tas nya.

Antariksa menarik Bintang keluar dan memantaunya dari kaca. Dengan amat sangat pasrah, Bintang mengikuti ajakan Antariksa.

"Jangan Anda apa apa kan Ayah saya." ucap Bintang sebelum pergi.

Vera hanya mengangguk. Menunggu Bintang dan Antariksa keluar lalu mendekati Gatama.

"Tama." lirih Vera sambil menggenggam tangannya. "Maafin aku, aku yang membuat mu seperti ini."

"Aku siap, jika anak anak mu membenci aku. Membenci aku yang sudah membuat mu seperti ini. Aku minta maaf jika kau hanya menyusahkan mu selama ini." ringis Vera memeluk Gatama.

Sebenarnya BIntang ingin masuk kedalam. "Kak Bibin jangan masuk dulu, kita doa aja, semoga Ayah bangun. Kak Bibin juga halus ikhlas dulu kalo Bunda lagi sama Ayah. Kak Bibin nggak kasihan sama Ayah yang udah berhali hali koma?"

Bintang mendengar perkataan Antariksa. Ada benarnya juga jika ia harus mengikhlaskan Vera bersama Gatama dulu untuk beberapa hari. Dan mungkin bisa ada keajaiban jika Gatama tersadar dari koma nya.

Bintang dan Antariksa masih bisa mendengar Vera berbicara apa kepada Gatama. Seddari tadi mereka bedua hanya memantau Gatama bersama Vera.

<><><><>

Ingat Evan? Jangan lupakan dia. Karena kita setiap hari diajarkan mengingat, bukan melupakan.

"Bagaimana dengan perkembangan Satelit, dok?" tanya Evan bersama ketiga teman lainnya kepada dokter yang baru saja mengecek keadaan Satelit.

"Saya bisa simpulkan, Satelit sudah membaik. Hanya perlu dorongan serta motivasi agar ia terbangun. Kami dari pihak rumah sakit, berharap nanti, di bulan ini, Satelit bisa sadar dan kembali pulih."

Siapa yang tidak senang mendengar kabar seperti itu? Sudah tiga tahun Evan menunggu kabar baik tentang Satelit, dan ini lah saatnya. Waktu nya ia harus bersama Satelit sampai ia sadar.

"Sat, kabar dari dokter sangat bagus. Gue tau, semangat lo buat bangun itu besar banget. Dalam waktu sebulan ini udah bisa di simpulkan bahwa lo akan sadar. Gue cuma pengen lo sadar dan kumpul lagi sama kita, Sat." ucap Evan bahagia.

 "Van, nyokap nya dateng." kata Gibran dari belakang. Evan menghadap kebelakang, sontak saja ia menyalimi perempuan itu dan memeluknya.

"Tan, Satelit sudah membaik. Satelit akan cepat sadar." Evan melepaskan pelukannya.

"Ini semua juga berkat kalian yang selalu doa kan anak Tante."

"Tunggu. Kok Tante kelihatan seperti habis menangis?" tanya Vicky. Perempuan itu hanya tersenyum dan menggeleng.

"Pasti gara gara dia kan? Dia kan yang buat Tante nangis? Harus di kasih pelajaran!" kata Evan memanas.

"Bukan, Evan. Tante hanya rindu kepada anak anak Tante. Terima kasih ya karena kamu sudah mau menjaga Satelit selama tiga tahun ini."

Evan tersenyum. "Nggak cuma Evan kok tante. Mungkin dengan Satelit pindah ke rumah sakit yang lebih bagus yaitu ini, Satelit bisa lekas sembuh, dan Tante juga harus berterima kasih kepada teman teman saya, karena mereka ingin menjaga Satelit sampai sadar." 

Perempuan itu mengusap air matanya yang hampir jatuh. "Satelit pasti bangga, punya teman seperti kalian."

"Satelit pasti juga bangga punya Ibu seperti Tante."

<><><><>

Dear, Bintang✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang