Perlahan ia membuka matanya, "Kak..."
Luna yang berekspektasi tinggi, tak menyangka bahwa kehadirannya yang ia tunggu selama ini sudah berdiri di panggung, memicingkan matanya seolah olah mencari pasangannya.
"To, Moon,
Sejarah cinta memang selalu berbentuk lingkaran. Entah itu sakit atau kebahagiaan. Semua hubungan akan selalu berputar, walau mereka percaya, hanya akan ada kebahagiaan yang datang di hatinya.
Tapi semua itu hanya fiktif belaka. Aku sendiri tidak percaya akan hal itu, karena sekarang, aku merasakan sedang berputar dan berada di bawah.
Sungguh, memang bukan ini hal yang aku minta, tetapi begini adanya. Tak bisa di ubah, hanya bisa di perbaiki. Aku pergi bukan berarti meninggalkan selamanya secara mentah hubungan ini.
Aku pergi, karena ingin memperbaiki hati ini sebelum kita memperbaiki hubungan kita kembali. Dan setelah aku kembali, aku sudah berkaca diri, apa yang aku lakukan memang jahat. Tidak perlu berbohong dan berpura pura seakan akan aku baik.
Apa yang di katakan dia memang benar. Kita seperti benda langit, saling bersama, saling menyinari, tapi tidak akan bersatu. Tapi dia lupa akan sesuatu, hal yang paling terutama dari bintang dan bulan yaitu, saling melengkapi.
Mereka memang selalu bersama, dan tak akan pernah bosan. Aku mengutarakan ini secara fakta. Dan sekarang, aku tak ingin panjang lebar. Tujuan ku hanya satu, mengungkapkan rasa lalu menyatakannya.
To, Moon,
Dimana pun kamu berada sekarang, ketahuilah, aku sudah mencintaimu, jauh sebelum kau mencintaiku. And I just wanna say,
AKU MENCINTAIMU JUGA, TO THE STAR AND BACK."
Ulah siapa lagi ini?
Sangat tepat, ini ulah Bintang. Bintang tak merencanakan bagaimana ia akan berbicara. Secara tidak sengaja semua tertuai dari mulutnya. Saat itu juga, Bintang mendapat tepukan gemuruh dari semua orang yang berada di pesta ini. Dan saat itu juga, Bintang melihat Luna menangis dan pergi menuju luar pesta.
Dengan cepat Bintang menyuruh untuk melanjutkan pesta ini dan berlari mengejar Bintang. Bintang yang merasa lebih leluasa dengan gampang menarik Luna dan memeluknya seakan tidak ingin lepas.
Bintang tidak mengatakan apapun, hanya desakan tangis dari Luna yang terdengar. Luna sama sekali belum memeluk Bintang dengan sempurna, ia masih terlalu sakit untuk menunggu Bintang kembali padanya.
Luna bukan benci atapun kecewa, ia hanya malu dan terharu karena sosok yang ia rindu secara tiba tiba datang padanya.
"Kamu jahat." lirih Luna sambil menangis dengan desakan yang cukup keras. Luna masih mencoba memukul bidang dada Bintang. Sementara Bintang semakin menjadi jadi memeluknya lebih erat.
"Udah aku bilang, aku memang jahat. Terima kasih karena udah mau jujur." balas Bintang tetap memeluk Luna lebih erat. Bintang hanya ingin Luna memeluknya, terasa lama karena mungkin Luna yang masih menangis, Bintang menarik tangan Luna menggunakan satu tangannya agar tangan Luna mengalungi pinggangnya.
"Peluk. Jangan di lepas. Ketahuan dia yang sebenarnya jahat." ucap Bintang membuat Luna mengeratkan pelukannya kepada Bintang.
Sungguh, ini namanya definisi rindu yang sangat nyata.
"Kenapa baru balik di waktu yang lama?" ucap Luna dengan desakan tinggi.
Bintang hanya tersenyum dan mengelus punggung Luna. "Aku sedang berkaca diri waktu itu. Intropeksi diri bukan hal yang mudah, Lun. Semua butuh tahap dan proses." balas Bintang pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Bintang✔️
Genç KurguJangan salah kan ikatan cinta jika kita saling terluka, salahkan takdir yang sudah membuat pertemuan lalu mengundang luka. Aurora Luna Alma : "Kalau saja aku tau semua seperti ini, lebih baik aku tidak akan pernah bertemu denganmu sebelumnya." Adla...