DUA PULUH DELAPAN

28K 1.2K 29
                                    

Part ini panjang, harus ada niatan baca. Jangan pernah diskip!

<><><><>

Acara memang sudah selesai, Bintang dan Thalia pamit pertama kali kepada Helmi, lalu mendiamkan semua yang menyapanya.

Bintang mengantar Thalia sampai didepan rumahnya, tidak jauh dari rumah Bintang.

"Tuh kan! Ada Athala! Mau ngomong apa gue nanti sama dia?!"

"Elah lo banyak omong! Kasih gue yang ngomong, beres semuanya."

Bintang turun dari mobil, diikuti Thalia yang takut kepada Athala.

"Ath, tadi gue ngajak Thalia ke ulang tahun temen gue, tujuannya mau bikin cemburu gebetan aja, udah ah nggak usah sok sinis gitu. Nggak gue apa apain nih cewek lo. Masih aman."

Athala hanya diam, lalu menyuruh Bintang keluar dengan bahasa isyarat. Athala memang sangat dingin, bukan mengikuti sikap cerita cerita wattpad, hanya saja ia lebih nyaman dengan kedinginannya.

Bintang pulang dengan rasa yang tidak bisa diutarakan. Sebal, kesal, bimbang, cemas, rindu. Sejak tadi Luna hanya melihat Bintang bersama Thalia. Bintang mencoba menahan rasa amarahnya karena mereka mengumbar kemesraan, sementara Thalia ingin cepat pulang karena ada Athala.

<><><><>

Bintang mencoba mencari social media Luna.

'Aurora Luna Alma
Evan.'

Bintang sedikit kesal, berarti Luna sudah menerima Evan apa adanya.

Bintang menulis sesuatu.

'Entah apa yang aku rasakan, aku ingin menemuinya. Mungkin sekarang?'

Bintang menarik nafas. Luna tidak pernah berhubungan spesial dengan Luna, tapi merasa jauh saja ia sangat merindukannya.

Adlan Bintang : Bisa ketemu?

Dalam situasi Luna, Luna yang sedang dikamar mandi menatap layar ponsel yang tergantung menggunakan pelindung membuka matanya selebar lebar mungkin.

Luna tidak tahu harus berbuat apa, tangannya dipenuhi busa shampoo yang begitu harum. Luna cepat cepat membersihkan rambutnya serta tubuhnya dan membalas Bintang.

Aurora Luna : Memangnya penting? Gue nggak mau kalo ketemuan cuma buat di bentak dan diusir.

Adlan Bintang : Cuma sebentar, di cafe sixtynine.

Aurora Luna : Of Course.

Bintang hanya membacanya, lalu bergegas pergi ke cafe yang sudah di survei oleh Bintang.

<><><><>

Bintang mengenakan pakaian hitam, dari penglihatan Luna jika datang, Bintang duduk ditempat king size berwarna merah, sedangkan Luna duduk di single size tetapi elegan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear, Bintang✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang