Aurora Luna : Gue nggak mau ya nunggu lama lama.
Adlan Bintang : Lo sekarang jalan ke kantin, temuin gue di belakang.
Aurora Luna : Kok gue yang kesana?
Setelah balasan Luna, Bintang tidak menjawabnya, hanya sekedar membaca saja. Cukup lama Luna menunggu mungkin hampir sepuluh menit.
"Aw!" pekik Luna merasa bahunya disentil oleh orang.
Luna berbalik. "Sakit tau!"
"Dari pada lo nunggu lama? Mendingan ikut gue sebentar, ngumpul karena mau makan makan."
"Kenapa gue harus ikut?"
"Karna gue ngajak lo." pasrah Bintang lalu menarik tangan Luna untuk ikut bersamanya.
"Nggak macem macem kan?" tanya Luna saat perjalanan kebelakang kantin.
"Nggak." jawabnya sambil menggeleng kecil.
Bintang mengetuk kecil lalu masuk membuka pintu tua itu. Luna yang memasang telinga erat erat, mendengar bahwa disini cukup ramai dan sangat riuh.
"Gila Bintang! Geng, liat! Bintang bawa cewek!" tunjuk Helmi yang duduk paling ujung bersama teman teman lainnya.
Semua teman temannya berdiri menyambut Bintang dan Luna, kemudian di persilahkan duduk.
"Ini Bin cewek lo?" tanya Rangga.
Bintang mengangguk.
"Mayan nih buat simpanan." sahut Erik.
"Lo ambil, lo mati." jawab Bintang cepat kepada Erik.
"Mampus lo!" kata Helmi kepada Erik.
"Erik, sama yang lainnya langsung ke cafe aja, pesen untuk sepuluh orang aja, kita ambil siang aja, sorenya kasih anggota anggotanya." perintah Rangga kepada Erik, dibalas anggukan dan Erik mengajaknya untuk pergi.
Luna menatap ke sekitar, tatapannya terpacu pada satu perempuan yang menurutnya sangat familiar. "Kak Bintang, itu Manda kan?"
Bintang hanya menoleh mengikuti arah tunjukkan Luna lalu mengangguk.
"Serius itu Manda? Dia ikut geng Kak Bintang juga?" tanya Luna kepo.
"Beni yang ngajak." jawab Bintang singkat.
"Beni nya mana?"
"Toilet."
Luna mengangguk. Lalu berteriak memanggil Manda. Manda yang terkejut berbalik arah kepada arah suara itu. Sempat terlihat bahwa Manda ingin pergi, tapi Beni sudah keluar dan mengajaknya untuk ke cafe duluan.
"Manda?" panggil Luna sambil berdiri.
"Hehe, iya Lun. Gue Manda. Gue diajak sama cowok protektif ini nih." toyor kepala Beni dari Manda.
"Iya nggak apa apa kok. Semoga lo cocok deh sama Beni." balas Luna ramah.
"Iya lo juga tuh! Sama cowok jutek yang nggak pernah bales omongan gue!" sindir Manda kepada Bintang. Bintang hanya menoleh lalu menghadap Beni untuk membawanya pergi.
Luna kembali terduduk. "Sekarang tunggu siapa?"
"Tunggu lo siap untuk diem di hati gue."
Lagi lagi Luna terkena skors jantung yang sangat hebat. Sungguh, perkataanya membuat Luna terbang sampai ke awan.
"Canda, sekarang berangkat." jawab Bintang sambil tersenyum kecil. "Helmi, Rangga, gue duluan. Suruh pacar lo cepetin dateng. Gue nggak mau lama."
<><><><>
![](https://img.wattpad.com/cover/136230866-288-k652223.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Bintang✔️
Novela JuvenilJangan salah kan ikatan cinta jika kita saling terluka, salahkan takdir yang sudah membuat pertemuan lalu mengundang luka. Aurora Luna Alma : "Kalau saja aku tau semua seperti ini, lebih baik aku tidak akan pernah bertemu denganmu sebelumnya." Adla...