DUA PULUH LIMA

28.9K 1.3K 63
                                    

Ini part panjang, harus ada niatan baca baru bisa selesai.
Jangan lupa vote and commentnya!

<><><><>

Pagi pagi ini, Luna coba untuk datang lebih awal. Dengan ocehan Gani didalam mobil membuatnya tidak menghiraukan apapun yang terjadi. Tujuannya satu, bertemu dengan Bintang. Sejak kemarin, Evan sama sekali tidak menghubungi Luna. Memberikan notifikasi saja tidak.

Luna sedikit tidak peduli. Dalam hatinya, berbeda jika dia dekat dengan Evan maupun Bintang.

Rangga memang selalu datang lebih awal. Rangga rajin. Luna memberanikan diri untuk mengunjungi kelas Bintang.

"Kak Rangga!" panggil Luna membuat Rangga yang sedang menonton televisi menoleh kearah Luna.

"Kak Bintangnya ada?"

"Bintang-nya belum dateng, bentar lagi juga dateng. Sengaja dia dateng pagi, katanya mau ngerjain pr."

"Ngerjain nya dimana?"

"Biasanya di perpus. Atau nggak dibelakang kantin."

"Lebih sering dimana?"

"Perpus sih." jawa Rangga sedikit ragu. "Nah itu dia -Bintang-"

Luna menoleh, melihat Bintang datang dengan wajah serius, rahang yang kaku dan seperti biasa ; tidak membawa tas, rambut yang sedikit tidak tertata, baju keluar dan tidak memakai dasi. Luna tidak memperdulikan hal itu.

"Bin, dicari Luna nih." kata Rangga lalu masuk lagi kedalam kelas.

Bintang menoleh kearah Luna, lalu menaikkan kedua alisnya dan setelah itu masuk kedalam kelas. Luna masih tidak percaya, Bintang seperti ini. Luna tidak menginjak kakinya ketempat yang lain. Ia melihat bahwa Bintang mengambil buku nya dan buku Rangga kemudian keluar dari kelas.

"Sampe kapan disitu? Balik." kata Bintang cuek.

"Mau kemana?"

"Bukan urusan lo juga kan?"

"Ikut."

"Balik, masih pagi. Tidur aja sana." kalimat yang di lontarkan Bintang membuat sedikit tersayat hati Luna. Luna bersih keras untuk tetap mengikuti Bintang yang sudah jalan menuju perpustakaan.

Bintang menulis namanya serta tujuannya untuk ke perpustakaan.

'Bintang ganteng - nyari AC'

Luna sedikit tersenyum, lalu sadar kembali bahwa Bintang masih bersikap sama seperti kemarin. Bintang duduk dan diikuti oleh Luna yang disebelahnya.

Suasana perpustakaan memang sangat ramai jika pagi pagi, tetapi semua yang ada disini begitu tertib, karena penjaganya mempunyai kekuatan seperti ultraman.

'katanya pinter? Buat PR aja masih nyontek, emang dasarnya ya orang pintar itu males?'

"Habis ini mau kemana?" tanya Luna membuka topik.

Bintang menggendikan bahunya.

"Gue minta maaf Kak, nggak bermaksud buat nyakitin hati siapa siapa kok."

"Ya terus mau gimana? Siapa yang sakit hati?"

Luna tau pasti Bintang berbohong. Helmi mengatakan bahwa Bintang cemburu, sama saja kan?

"Mau minta maaf sama lo."

"Cukup panggil gue Bintang."

"Iya, gue pengen minta maaf aja sama lo."

Dear, Bintang✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang