"Aniiinnn."
"Niiinn, cus kerja yukkk."
"Bareng gak? Gue udah siap nih."
Itu suaranya Hangyul. Suara beratnya menggema di seluruh rumah Anin.
"Kak apaan sih masih pagi juga, berisik. Anak ayam Seonho lagi bobo." Kata Seonho.
Hangyul cuman nyengir. "Anin mana? Gue mau ajakin dia ke kantor bareng." Kata Hangyul.
"Ada tuh di kamarnya. Nomor pertama dari tangga yang pintunya warna putih." Kata Seonho.
Hangyul langsung lari ke kamarnya Anin. Pas dia buka pintu kamarnya Anin, Hangyul kecewa. Aninnya belum bangun, padahal 5 menitan lagi batas waktu masuk kantor.
"Aigoo, anak perawan tapi tidurnya kayak kebo. Untung gue masih suka." Kata Hangyul sambil berkacak pinggang.
"Tapi sayang dia kesayangannya bos gue tercinta." Kata Hangyul lirih.
Hangyul langsung buka gordyn kamarnya Anin dan buka jendelanya biar ada udara yang masuk.
"Nin, bangun wooy." Hangyul goyang-goyang badannya Anin. Tapi Anin diem aja, dia belum bangun juga.
"Nin, ba...." Hangyul langsung berhenti bangunin Anin pas dia ga sengaja pegang tangannya Anin.
"Nin, lo sakit? Badan lo panas." Kata Hangyul khawatir pas dia pegang dahinya Anin buat mastiin klo Anin ini emang sakit.
Hangyul tiba-tiba panik, dia langsung berniat buat manggil orang tuanya Anin. Tapi tangan dia dicekal sama Anin. Hangyul refleks noleh kearah Anin yang lagi gak sadar itu.
"Jangan tinggalin gue." Ujar Anin lirih.
"Gue mau manggil Mamah lo dulu, Nin." Kata Hangyul. Dia coba buat lepasin tangannya Anin, tapi gabisa.
"Lo bilang, gue bintang polaris lo. Tapi kenapa lo gak pulang ke gue?" Ujar Anin lirih.
Hangyul langsung menatap Anin serius. "Nin?"
"Kita baru aja ketemu, tapi kenapa lo harus pergi lagi, Kak Ong." Tiba-tiba air mata Anin jatuh dari sudut matanya.
"Ong? Ck.." Tiba-tiba Hangyul kesel. "Lo tidur aja masih mikirin dia? Orang yang udah nyakitin lo sampe lo ngurung diri selama satu tahun, lo masih mikirin dia, Nin?" Ujar Hangyul lirih.
Hangyul langsung lepasin tangan Anin paksa dan pergi buat nemuin Mamahnya Anin.
"Hangyul?"
Tiba-tiba Hangyul berhenti pas udah di depan Pintu kamarnya Anin. Dia langsung balik badan ke sumber suara itu.
"Jam berapa nih?" Tanya Anin. Dia langsung ambil jam yang ada disamping tempat tidurnya. "ASTAGAAAHH, UDAH JAM SEGINI? LO KENAPA GAK BANGUNIN GUE SIH SANGGUL!" Tukas Anin.
"Gue udah bangunin lo sih. Tapi badan lo panas, jadi gue gak bangunin lo aja." Kata Hangyul.
Anin langsung pegangin dahinya. "Eh iya gue kok sakit ya? Mana gue mimpi buruk lagi." Ujar Anin lirih sambil ngacak-ngacak rambutnya.
"Lo istirahat aja, biar gue yang bilang si bos kalo lo sakit." Kata Hangyul. Dia langsung pergi gitu aja tanpa pamitan.
"Euh bocah! Gak punya sopan santun pisan." Tukas Anin.
Anin langsung tarik selimut dan tidur lagi. "Gue kenapa ya? Akhir-akhir ini gue sering pingsan dan mimpi buruk tentang kak Ong terus. Padahal tuh mimpi udh berhenti pas beberapa bulan lalu." Ujar Anin lirih.
Anin langsung menatap foto yang ada di pinggir kasurnya lalu tersenyum.
"Gue gak usah takut kan, Kak? Lo kan udah pulang. Sejauh apapun lo pergi, gue tetep jadi polaris di hati lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Return - Ong Seongwoo
FanfictionSequel dari tetangaan (Ong Seongwoo) "I'll never give up on you." -Ong Seongwoo #7 in Seongwu