Suasana kantin tengah ramai sekali, mereka yang berada di sana kebanyakan bukan bertujuan untuk membeli makanan, melainkan mereka semua menanti momen putusnya Devano dengan Gisell. Sudah satu minggu semenjak mereka berdua resmi berpacaran, itu artinya jika perkiraan banyak orang tidak meleset maka Devano akan memutuskan hubungannya dengan Gisell hari ini, tepat satu minggu semenjak mereka resmi berpacaran. Persis seperti yang sudah sudah.
Pandangan semua orang tertuju kepada meja yang ditempati oleh Devano dan Gisell, Devano tampak biasa saja dengan tatapan tatapan itu, baginya hal itu sudah biasa. Sedangkan Gisell, dia tampak risih dengan tatapan semua orang.
Devano memandang Gisell dengan santai, kemudian di wajahnya tercetak senyum simpul. Gisell membalasnya dengan senyuman pula. Gadis itu benar-benar sama sekali tak bisa mengartikan dengan baik senyum dari Devano.
"Ada yang mau aku sampaikan ke kamu," Ucap Devano dengan senyuman.
Gisell memasang raut wajah penasaran dengan apa yang akan Devano sampaikan. "Apa?" Tanyanya sambil tersenyum juga.
"Kita putus," Ucap Devano dengan santai dan tetap disertai senyuman.
Jika kebanyakan orang diluaran sana biasanya akan berat mengatakan hal semacam itu, maka itu tak berlaku bagi Devano. Ia dengan begitu enteng dan santai mengatakannya. Seakan akan mengatakan hal itu adalah hal yang lumrah, dan tak akan menyakiti perasaan orang lain.
Gisell masih diam ditempatnya dengan raut wajah yang sulit dijelaskan. Yang jelas dari tatapan matanya ia bingung, sekaligus kaget mendengar kata putus yang di lontar kan oleh Devano.
"Kamu bercanda?" Tanya Gisell tak percaya.
Lagi lagi, Devano tersenyum sebentar lalu ia menggeleng pertanda bahwa apa yang ia ucapkan tadi tidak bercanda. Dan ia serius dengan perkataannya.
"Tapi kenapa? Kita kan baru seminggu jadian?" Gisell masih saja belum dapat mempercayai apa yang Devano katakan, selama seminggu mereka berpacaran Gisell merasa tak ada masalah dengan hubungan mereka. Dan jika kini Devano meminta putus tentunya Gisell bingung dan tak mengerti apa sebabnya.
Devano menghela napasnya, kemudian ia memandang orang-orang yang juga sedang memperhatikan dirinya dan juga Gisell.
Banyak ekspresi wajah yang bisa ia tangkap, mulai dari perempuan perempuan yang terlihat senang sekali melihat Devano memutuskan Gisell, sampai ekspresi kesal para lelaki yang kalau Devano tebak adalah pasti karena dirinya menyia-nyiakan gadis secantik Gisell.
Devano tak peduli dengan semua itu, semua pandangan itu tak akan mengubah keputusannya untuk mengakhiri hubungan dirinya dengan Gisell.
"Gue bosen sama lo." Ucap Devano kemudian ia pergi begitu saja meninggalkan Gisell yng masih menatapnya dengan tatapan tak percaya.
Lagi, alasan yang di keluarkan Devano untuk memutuskan hubungan yang baru berusia seminggu adalah karena bosan. Semua orang sudah tahu kebiasaan Devano yang satu itu, terkecuali Gisell. Gisell adalah murid baru di SMA Mandala, wajar jika Gisell tak tahu dan menjadi bingung akan keputusan Devano untuk mengakhiri hubungan mereka secara tiba-tiba.
Kepergian Devano dari kantin sekaligus membuat kerumunan manusia disana ikut bubar. Mereka, yang laki-laki khususnya sebenarnya agak kecewa karena kali ini tak ada adegan penamparan terjadi. Hampir semua perempuan yang diputuskan oleh Devano pasti akan menampar wajah tampan cowok itu, namun kali ini berbeda. Gisell terlalu baik nampaknya, karena membiarkan cowok itu lepas begitu saja.
Devano melangkahkan kakinya menuju kelasnya, ia berniat ingin tidur siang. Ada yang bilang tidur siang itu dapat mencerdaskan otak, jadi baginya tak salah jika tertidur pada saat jam pelajaran berlangsung. Jika benar tidur siang itu dapat mencerdaskan otak, bukankah itu sama saja dengan memperhatikan dengan saksama guru yang sedang mengajar?
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIDE
Teen Fiction"Mimpi kali Lo! Gue gak akan pernah mau jadi pacar playboy kaya Lo! " -Brisia Adelina Wijaya- "Mungkin sekarang lo bisa bilang gak suka sama gue. Tapi gue punya seribu satu cara untuk bikin lo jatuh cinta sama gue." -Devano Hardian Kusuma- Siapakah...