23 • Abang Laknat

176K 8.6K 162
                                    

Hari ini sikap Ghea kepada Brisia masih sama seperti hari yang lalu. Ghea masih begitu dingin kepada Brisia. Setelah mendengar cerita Brian semalam mengenai sikap Ghea yang juga mendadak berubah kepada cowok itu, kemungkinannya hanya ada dua. Yang petama, mungkin mood Ghea sedang buruk jadi dia bersikap seperti itu. Atau yang kedua, pasti ada masalah dan rasanya masalah ini pasti bersumber dari Brisia dan Brian.

Brisia tak mau membiarkan masalah ini berlarut larut, oleh karenanya saat ini Brisia meminta Ghea untuk menuju rooftop untuk bertanya mengenai akar permasalahannya.

Rooftop di SMA Mandala telah di sulap sedemikian rupa sehingga menyerupai taman. Walau begitu, suasana di sini masih sepi mengingat pengerjaannya juga baru selesai dan belum di sertai oleh bangku yang dapat di gunakan untuk duduk.

Brisia masih belum tahu Ghea akan datang atau tidak. Namun jika Ghea tak datang juga, ia terpaksa akan membicarakan masalah ini dikelas tak peduli jika ada orang lain yang mendengarnya sekalipun.

Senyum manis tercetak jelas di wajah cantik Brisia ketika melihat orang yang ditunggunya kini telah datang. Ghea dengan wajah yang masih saja seperti hari kemarin itu mendekat dan langsung menanyakan tujuan Brisia mengajak gadis itu kemari.

"Ghe, kalau gue ada salah sama lo kasih tahu dong. Jangan tiba-tiba kaya gini,"

"Lo tahu salah lo apa? Kesalahan lo adalah, nikung sahabat sendiri Bri!"

Brisia kaget seketika. Ia tak mengerti maksud ucapan Ghea. Ia tak mengerti alasan apa yang mendasari Ghea berkata seperti itu.

"Dari awal saat gue ajak lo nemenin gue sama Kak Brian nge date gue udah nyium gelagat aneh. Awalnya gue coba ngeyakinin diri gue sendiri bahwa apa yang gue rasain waktu itu adalah salah, karena gue masih nganggep bahwa lo sahabat gue dan gak mungkin lo ngelakuin itu ke gue. Tapi ternyata semuanya terbukti sekarang! Lo ada main kan sama Kak Brian?"

Jadi ini akar masalahnya. Brisia mengerti sekarang kenapa Ghea bersikap seperti itu. Tapi yang masih tidak Brisia mengerti adalah, kenapa Ghea bisa berpikiran seperti itu kepadanya?

"Ghe denger ya, gue gak mungkin ngelakuin hal itu sama lo." Brisia memegang lengan Ghea namun dengan secepat kilat di tepis oleh tangan Ghea.

"Awalnya gue juga mikir gitu. Tapi setelah lihat lo diantar sama dia ke olimpiade itu, dan lo pelukan sama dia di parkiran waktu itu. Gue jadi gak punya alasan cukup jelas untuk tetap pada pemikiran awal gue."

Brisia menghela napasnya berat. Rasanya ini memang sudah saatnya ia membongkar semuanya di hadapan Ghe. Soal hubungan darahnya dengan Brian yang selama ini sengaja ia tutup tutupi dari muka publik. Devano dan Alan telah mengetahuinya, dan rasanya Ghea adalah orang ke tiga yang akan tahu juga.

Alasan kuat kenapa Brisia sampai harus menyembunyikan semua ini adalah karena dulu sewaktu di SMP, sewaktu semua orang tahu bahwa Brian itu adalah kembaran Brisia. Hidupnya tidak tenang. Brian dulu adalah bintang sekolah, dia tampan, pintar, murid kelas akselerasi, ketua OSIS yang sekaligus jadi kapten futsal membuat Brian digilai hampir seisi sekolah.

Setiap harinya, ada saja barang barang yang di titipkan para fans Brian kepadanya. Bahkan tak jarang banyak diantara fans tersebut yang mengejar ngejar dirinya hanya supaya mereka bisa dibantu dekat dengan Brian. Semua itu membuat Brisia jenuh. Itulah kenapa pada saat mereka SMA, Brisia sengaja meminta Brian untuk pura-pura tak mengenal dirinya.

"Apa yang lo saksikan hari itu adalah benar, dan gue mengakui semuanya. Tapi, ada satu rahasia yang akan gue kasih tahu ke Lo Ghe, soal hubungan gue dan Brian yang sebenarnya."

Ekspresi wajah Ghea langsung berubah menegang, gadis itu seakan tak siap mendengarkan jika Brisia mengakui semua tuduhannya tadi.

"Gue dan Brian kembar,"

BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang