Sebelum baca lebih lanjut, coba apa yang kalian pikirin pas baca judulnya?
Selamat membaca kisah BrisiaDevano. ❤❤
〰〰〰
Sebuah tas ransel berukuran cukup besar kini telah berada di teras rumah Brisia. Gadis itu menyeretnya bagai koper dari dalam kamar tadi. Terlalu berat jika harus di angkat, ia tak ingin menyakiti tangannya hanya untuk melakukan hal itu.
Ia kembali mengingat ingat kemungkinan barang apa yang belum terbawa di dalam tas nya, namun rasanya semuanya sudah lengkap ada di dalam sana. Mulai dari pakaian, handuk, peralatan mandi, kotak obat, semuanya sudah ia masukkan tadi.
Liburan kali ini hanya akan berlangsung selama dua hari lamanya, Devano yang memutuskannya. Katanya ia tidak rela bangkrut mendadak jika terlalu lama berlibur. Yang lain sempat memprotes keputusan tersebut, namun Brisia bisa memakluminya.
Gadis itu justru sangat bersyukur karena Devano mau bekerja demi mendapatkan uang untuk dipakai berlibur. Kemarin Devano sudah bercerita semuanya tentang ia yang bekerja membantu mamanya untuk mendapatkan uang itu. Brisia benar-benar bangga dengan Devano-nya itu.
Suara klakson mobil terdengar dari luar sana, dan tidak lama Devano muncul dari balik pagar. Cowok itu langsung mengambil alih tas Brisia yang tergeletak di lantai dan membawanya ke bagasi mobil, begitu pengertian.
Mobil yang mereka pakai untuk ke pulau seribu adalah mobil milik Ghea. Ghea memiliki banyak sekali mobil, karena usaha orang tuanya memang bergerak di bidang rental mobil. Mobil ini memiliki space yang cukup luas, cukup longgar jika hanya di isi lima orang.
Brian berada di kursi kemudi, di sebelahnya duduk Ghea. Tadinya Devano ingin duduk di sana sebagai teman untuk menunjukkan arah jalan yang benar, namun Ghea dengan keras menolak hal itu. Ghea sangat tidak sudi jika tidak duduk bersebelahan dengan Brian.
Terjadi perdebatan kecil sebelumnya, namun Devano lebih memilih mengalah. Ada beberapa alasan yang mendasari.
Pertama, ia tak ingin di anggap banci karena tidak mengalah dengan perempuan. Kedua, Brisia ikutan merayunya supaya mengikuti saja apa mau Ghea. Ketiga, Devano merasa gagasan duduk di belakang bagus juga karena ia bisa sekaligus ndusel ndusel manja ke Brisia.
"Bri, tas lo taro tengah. Jaga jarak aman, ngerti?" Ucap Brian tanpa menoleh sedikitpun.
Ucapan itu menghentikan Devano yang sedang bergeser mendekat kearah kekasihnya itu. Ah, sialan. Brian terlebih dahulu membaca modusnya nampaknya.
"Lo sama Ghea aja bisa mesra, masa gue gak boleh? Dimana keadilan untuk gue coba?"
"Gue sudah tahu mana batasan yang tidak boleh di langgar. Kalau lo? Gue gak yakin lo seperti itu."
Ghea tiba tiba cekikikan, kemudian gadis yang menggunakan dress model sabrina bermotif bunga itu menoleh kebelakang sambil menjulurkan lidahnya dan membuat Devano langsung mendelik kesal kearahnya.
Tak sampai lima menit mereka telah tiba di depan kediaman milik Alan. Cowok itu sudah stand by di depan rumahnya dengan ransel biru tua yang terdapat di punggungnya.
Busana yang di kenakannya adalah kemeja bermotif stripe, untuk bawahan cowok itu memilih menggunakan celana selutut berwarna krem.
Tidak ada yang aneh memang dengan busananya, namun jika kalian melihat topi yang di kenakannya pasti kalian akan berpikiran sama dengan Brisia, Devano, Brian, dan juga Ghea. Pertanyaanya disini, untuk apa Alan mengenakan topi koboi? Mereka akan berlibur ke pulau seribu, bukannya ke nusa tenggara untuk naik kuda lalu main koboi koboian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIDE
Teen Fiction"Mimpi kali Lo! Gue gak akan pernah mau jadi pacar playboy kaya Lo! " -Brisia Adelina Wijaya- "Mungkin sekarang lo bisa bilang gak suka sama gue. Tapi gue punya seribu satu cara untuk bikin lo jatuh cinta sama gue." -Devano Hardian Kusuma- Siapakah...