07 • Rules

223K 12K 80
                                    

Suasana kantin benar-benar sepi, hanya terlihat beberapa siswa dan juga para pedagang di sana. Hal ini sangat wajar mengingat bel istirahat baru akan berbunyi sekitar satu jam lagi.

Tadi ketika perjalanan menuju kantin, tanpa sengaja Brisia dan Ghea bertemu dengan Brian. Tahulah Brian itu siapa? Gebetannya Ghea.

Alhasil Ghea yang tadinya sudah berkoar-koar semangat sekali ingin mengantarnya bertemu Devano, mendadak berhenti di tengah jalan dan memilih berbelok mendekati Brian. Sahabat sialan kan itu?

Ketika hal itu terjadi Brisia tentu tidak hanya diam saja, dia kesal saat itu. Namun Ghea hanya cengengesan nggak jelas, sedangkan Brian memberi senyum meledek. Mulai saat ini Brisia akan menjuluki mereka berdua couple sialan.

Devano ada di sudut kantin. Cowok itu sedang sibuk dengan ponselnya sambil meminum es jeruk yang sudah ia pesan.

Biar Brisia tebak, paling-paling saat ini cowok itu tengah mengirimi bermacam chat modus ke banyak gadis. Itu kebiasaan Devano yang telah Brisia dengar sejak dulu.

Tanpa berkata sepatah katapun Brisia langsung saja duduk di depan Devano. Devano yang menyadari pun menghentikan kesibukannya di ponsel miliknya.

Ia memandang Brisia dengan penuh senyuman di wajahnya. Sedangkan Brisia? Jangan pernah berpikir bahwa gadis itu akan membalas senyuman dari Devano. Melihatnya saja sudah membuat Brisia mual sendiri, apa lagi harus membalasnya. Bisa bisa ia muntah nantinya.

"Kangen gue ya?" Devano membuka percakapan sambil menarik turunkan alisnya. Senyumnya sungguh menggoda iman, namun jelas itu tak mempan bagi seorang Brisia Adelina Wijaya. Gadis itu justru memutar bola matanya malas. Ia muak akan semua yang terjadi di hadapannya kini.

"Fix, ini sih kangen banget sama gue. Seorang Brisia yang murid teladan rela bolos demi gue?" Ucap Devano sambil terbahak bahak.

Jangan tanya dari mana Devano bisa tahu bahwa Brisia itu sedang bolos. Kelas mereka bersebelahan, dan arah menuju kantin melewati kelas Brisia. Jadi Devano tahu bahwa tadi Pak Yudi sedang mengajar di sana. Dan sekarang Brisia ada disini. Bersamanya. Jadi apa lagi kata yang tepat untuk mendeskripsikan Brisia selain.... Bolos?

"Gak usah basa basi. Mau lo apa?" Tanya Brisia to the point.

"Jalan sama gue ya? Pulang sekolah nanti." Ucap Devano sambil tersenyum.

Mata Brisia membulat. Jadi ini syarat yang di maksud? Ia harus pergi jalan dengan si playboy itu? Yang benar saja. Kalau sampai ada yang lihat bisa-bisa gosip pasti akan semakin menjadi jadi.

"Gak mau!" Tolak Brisia secara tegas.

Devano hanya tersenyum santai, ia diatas angin saat ini. Brisia pasti akan berubah pikiran dengan segera. Itu pasti. Jika Brisia tidak mau, gadis itu pasti akan menerima konsekuensi yang sangat tidak ia sukai.

"Bener gak mau? Yaudah, itu foto permanen beneran." Ucap Devano. Kemudian ia berdiri lalu berjalan meninggalkan Brisia sendirian.

Devano terus tersenyum, ia yakin sebelum ia meninggalkan kantin Brisia pasti akan memanggilnya dan mengiyakan ajakannya. Jika itu tidak terjadi? Jangan tanya, Devano masih punya segudang cara lainnya untuk dapat menjaring Brisia ke dalam dekapan dirinya.

BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang