[1] SABTU MALAM

25.5K 987 40
                                    

HAPPY READING

Udah Vote belum?

SABTU MALAM Adalah malam dimana sebagian remaja ataupun orang dewasa memilih untuk keluar rumah dengan mencari hiburan bersama teman-temannya atau pujaan hatinya. Walaupun menurut para Jomblowan dan Jomblowati semua malam itu sama yaitu sama-sama gelap seperti malam dihari biasanya. Tetapi pernyataan itu ditantang keras oleh insan yang sudah memiliki pasangan dimana mereka selalu berkata "Jomblo mah engga perlu keluar rumah, macet-macetin jalan doang nantinya. Diam aja dirumah jadi anak sholeh kalo keluar takuk masuk angin" Untuk Jomblowan dan Jomblowati mohon bersabar

Kini disebuah Cafe yang berada disalah satu daerah Bogor, terlihat dua insan atau sepangan kekasih yang sedang berinteraksi satu sama lain

"Kamu selingkuh ya?" Intograsi Karina sambil mempelototi pria yang duduk dihadapannya dengan secangkir coklat hangat dengan asap yang masih mengepul ke atas

"Astaga Karina. Aku baru aja duduk trus nafas udah dituding yang bukan-bukan" Elak Galvan. Pria itu memang baru saja datang ditambah dengan nafas yang masih ter engah-engah karna kelelahan telah mengayuh sepedanya

Gadis berambut coklat dengan gaya kebulean itu memutar bola matanya dengan malas "Jawab aja pertanyaan aku" Ucapnya sambil memalingkan wajah dan enggan menatap Galvan yang sudah berdandan rapi serta wangi dan tampan duduk dihadapannya

Galvan meraih tangan Karina yang berada diatas meja dan membuat gadis itu tersentak lalu menatapnya "Aku ngga selingkuh" Ucap Galvan sambil menatap Karina dengan lekat

Karina tersenyum paksa lalu menaikan sebelah alisnya "Yakin? Trus cewek yang kemaren sama kamu di Cafe dekat Mancur itu siapa?"

Galvan diam. Dia tidak boleh salah berucap karna satu kata saja yang salah maka semuanya akan selesai. Galvan berpikir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan tatapan memandang kesana-kemari guna mencari pencerahan

"Ohh itu dia Leni. Nenek aku" Jawab Galvan dengan santai sambil sedikit menyuruput coklat hangat itu

Karina Diam mencari titik kebohongan yang pria itu ucapkan

"Nenek kamu kan bukannya udah meninggal?" Celetuk Karina dengan bingung

DAMN IT

Galvan hampir saja menyemburkan coklat yang dia minum

"Ehh kan di-dia MATI SURI!" Tangkas Galvan dengan cepat sambil menaruh cangkirnya

"Hah?"

Gadis itu menyuruput Jus Alpukatnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan kembali sesi intograsinya pada pria tampan yang berstatus sebagai kekasihnya itu

"Trus cewek yang minggu lalu diTaman Ekspresi sama kamu itu siapa?" Lanjut Karina sanbil mengetuk-ngetuk meja Cafe sambil menunggu jawaban dari Galvan

"Karina—"

"Jawab aja sayang" Potong gadis itu dengan lembut

Galvan menghembuskan nafasnya

"Ohh... ohh itu Ri-Rian! Iya Rian!" Jawab Galvan sambil pura-pura mengingat

"Rian kan bukannya nama cowok?"

"I-Iya, aku juga ngga ngerti kenapa si Rian tiba-tiba berpenampilan kayak cewek" Jawab Galvan sambil tertawa yang dibuat-buat sedangkan gadis yang ada dihadapannya hanya menatapnya datar

"Tapi kok cantik banget ya? Putih lagi" Sindirnya

"I-iya cantik"

"Cantikan aku atau Rian?"

GALVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang