30°

4.4K 347 40
                                    

~Happy Reading~

Galvan masih berada dirumah sakit. Dia belum dibolehkan untuk pulang karna luka tembak dipinggangnya masih basah

Karna gabut Galvan pun menyalakan Tv yang berada diruangan itu

Hari ini telah terjadi perampokan Bank Disalah satu bank yang berada di daerah bandung. Dan pelaku sama sekali tidak diketahui. Mereka sepertinya bermain rapih karna tidak meninggalkan jejak dan polisi sangat sulit untuk mencari pelaku. Demikian informasi yang dapat saya sampaikan,.kembali ke Rehan di studio.

Galvan mengepalkan tangannya ketika melihat berita di Tv. Dan Galvan yakin sekali bahwa pelakunya adalah Roy. Mengapa polisi sangat bodoh sekali jika mereka tidak mengetahui bahwa Roy adalah pelakunya.

"Roy.." Ucapnya dengan geram

Ketika dia sudah mengucapkan kata Roy. Galvan kembali teringat dengan Nada. Ia Nada.. apakah anak Guaran sudah menemukannya?

Galvan langsung mengambil ponsel yang berada dimejanya dan segera menghubungi Robin

"Bin. Gimana Nada udah di temuin belum?" Tanya Galvan dengan sangat khawatir

"Sorry Gal. Gue sama sekali belum nemuin Nada. Bahkan anak-anak udah beroperasi 24 jam buat nyari dia" Jawab Robin disebrang

Galvan kecewa dia ingin sekali membanting ponselnya. Galvan menghela nafas nya agar diberi kekuatan untuk berbicara lagi karna tadi bibirnya bergetar

"Gue harap kalian bisa nemuin dia secepatnya" lirih Galvan

Tranggg

Galvan membanting gelas yang berada dimejanya dengan emosi. Galvan benar-benar marah dengan dirinya sendiri dan jika dia seorang perempuan dia pasti akan menangis

Pecahan kaca dan air telah berserakan pada ruangan Galvan. Dia benar-benar kecewa terhadap dirinya sendiri

"Argghh" Geram Galvan karna Nada belum ditemukan

"Kak" panggil seseorang

Deg.

Galvan menoleh dan mendapati Adara yang berada di ambang pintu sambil membawa buah-buahan yang berada pada tangan kirinya

Galvan tersenyum miring ketika melihat Adara dan jangan lupakan tatapan yang tidak bersahabat yang Galvan berikan pada Adara

Adara semakin gugup dan tersenyum kaku ketika Galvan melihatnya dengan aura  kebencian.

Dengan langkah ragu Adara menghampiri Galvan dan menaruh bingkisan buahnya pada meja. Galvan hanya mampu memandang Adara dengan datar

"Gimana kak udah sehatan?" Tanya Adara tak kalah lembut

Galvan berdecih. Adara benar-benar bermuka dua

"Dimana Nada?" Tanya Galvan sambil mengintimidasi

"Aku gak tau" jawab Adara dengan takut

"Dimana Nada!?" Tanya Galvan lagi dengan suara yang sedikit meninggi

"Sumpah kak. Aku nggak tau!" Jawab Adara sedikit bergetar

Galvan mengacak-acak rambutnya dengan geram dan menggertakan giginya

"Pak Arkan udah tau kalo anaknya ilang?" Tanya Galvan pada Adara

Adara menggeleng

"Aku bilang ke Papa kalo Kak Nada nginep dirumah temannya" Jawab Adara

Gila.

GALVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang