5K 386 7
                                    

HAPPY READING

Bel istirahat telah berbunyi
Seluruh siswa cepat-cepat pergi ke kantin untuk mengisi perutnya

Tidak dengan Galvan, Amir, Nada dan juga Salma setelah  Nada dan Salma menyelesaikan hukuman mereka sudah duduk di salah satu kursi yang berada dikantin

"Gal laper... " rengek Nada sambil memegang perutnya

Galvan yang sedang mengutak-atik ponselnya pun menoleh

"Ya Makanlah" jawabnya dengan dingin

"Anak SD juga tau kalo laper ya makan" Ujar Nada dengan sewot

"Terus?"

"Bayarin ya?" Pinta Nada sambil membujuk

"Ogah! Bayar sendiri!" Tolak Galvan

"Gue nggak punya uang Gal.." ucap Nada

"Lo nggak punya uang? terus lo punyanya apa!?" Tanya Galvan

"Gue cuman punya Hati.." ujar Nada

"Tapi Nggak mungkin kan gue bayar makanan pake Hati?" Sambung Nada dengan memelas

Ujaran Nada mengundang tawa Salma dan Amir 

"Yaiyalah Nada! Mana mungkin lu bisa bayar makanan pake hati! Nggak waras nih sohib gue" Sambar Salma

"Galvan... Bayarin yaa" Bujuk Nada lagi sambil mengoyang-goyangkan tangan Galvan

"Iyaiya tapi Ada syaratnya" ucap Galvan diselangi senyum

"Gini nih ciri-ciri orang nggak ikhlas..Nolongin tetapi ada maksud terselubung..Ada Batu dibalik Gajah" ujar Nada sambil menatap seungit Galvan

"Ada Gajah dibalik Batu Dongo!" Sambar Amir

"Yaudah kalo nggak mau, Gue nggak maksa" Acuh Galvan

"Iyaiya gue mau, cepetan kasih makan gue dulu"

Galvan pun merabah kantong sakunya dan munculah uang 20k

"Nih! Kalo bisa kembalian!" Ucap Galvan sambil menyondorkan uang itu

Nada pun tersenyum dan langsung mengambil uang itu

Nada memesan Nasi goreng Pedas dan langsung memakannya dengan lahap

******

Pulang sekolah
Galvan sudah berada di depan gedung anak perhotelan untuk menunggu Nada

Nampaklah seorang gadis yang ditunggu-tunggu oleh Galvan

"Nada!'' Panggil Galvan

Nada pun menoleh lalu Galvan menghampirinya

"Gue mau nagih syarat yang tadi" ujar Galvan

"Emang apa syaratnya?"

"Lo antar gue pulang" ucap Galvan dengan enteng

"Hah! Gila lu! Lu kan biasanya bawa kendaraan ke sekolah" ujar Nada

"Si manis lagi disita jadi sekarang lo harus anterin gue pulang!"

"Lu udah janji!" Tegas Galvan

"Ada apa ribut-ribut?" Tanya seseorang dengan tiba-tiba dan suara yang serak

Refleks Nada dan Galvan pun menoleh

"Ehh Pak Arkan... Ketua Yayasan tertampan dan menjadi panutan saya.. Apa kabar pak?" Ujar Galvan seramah mungkin dan Malu karna baru saja dia ditegor oleh orang terhormat disekolahan ini

GALVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang