36°

3.5K 346 88
                                    

~Happy Reading~

Suara dentingan sendok dan garpu hanya menghiasi keheningan mereka

Nada dan Roy sedang sarapan pagi dengan biasa berbeda dengan Aldi yang mengunyahnya dengan terburu-buru karna kelaparan

"Ehm" dehem Roy yang mencoba menarik perhatian Nada. Berbeda dengan Aldi yang sedang tertawa tidak jelas ketika melihat Roy memberi kode pada Nada

Nada memang Gadis yang tidak peka dia malah asik dengan makanannya tanpa memperdulikan deheman Roy

"Nad" panggil Roy dengan suara rendah

Akhirnya Nada pun mendongkakan kepalanya dan menatap Roy

"Dua hari lagi lo harus ikut gue pindah" Ucap Roy dengan dingin

Harus? Itu sudah seperti perintah yang mutlak

Nada diam sebentar sambil mencerna perkataan Roy

"Sorry Roy, gue Ga bisa" Jawab Nada sambil mengunyah makanannya

Roy diam lalu menoleh pada Aldi. Aldi berkata seolah-olah Gue bilang juga apa

"Lo harus ikut gue Nada!"

"Gue nggak bisa Roy! Gue masih sekolah! Hampir satu bulan ini gue bolos gara-gara ditawan sama lo!"

"Ngga ada bantahan!"

"Sebentar lagi gue UN Roy dan gue mohon biarin gue pergi dari rumah ini gue mau belajar" sambung Nada

"Gue bakal panggilin Guru Privat"

''Gue ngga mau"

"Lo bisa Home Scholling"

"Gue gak mau!"

"Lo bisa langsung kuliah"

"Gimana caranya anjir! Jangan tunjukin autis lo di depan Nada! Mana ada orang yang belum lulus SMA tiba-tiba kuliah" Sambar Aldi sambil melempar kerupuk ke arah piring Roy

"Oke kita ngga akan pindah asal lo tetap disini dan jangan coba-coba untuk kabur" Tegas Roy dengan dingin

Makanan yang berada di piring Nada belum habis tetapi rasanya dia sudah kenyang dan muak ketika mendengar penuturan Roy

Nada pun memutuskan pergi untuk dari ruang makan meninggalkan Aldi dan Roy yang tengah menatap kepergiannya 

Nada kembali ke kamarnya

Nada berfikir sejenak ketika sudah berada didalam kamarnya. Dia tidak mau terus-terusan seperti ini, dia ingin hidupnya kembali seperti dulu. Dosa nya sudah sangat besar ketika dia telah menghabisi anak Losi hingga mereka terbaring dirumah sakit

Nada harus pergi

Dia tidak mau terus-terusan berada dibawah naungan Roy

Nada rindu sekolah

Nada rindu Salma sahabatnya

Dia benar-benar rindu dengan sekolahnya

Dia rindu canda tawa teman-temannya

Dia juga rindu Raja si Junior kelas X yang tiba-tiba menembaknya dengan sedikit paksaan

Dan dia pun rindu Makanan kantin yang menunya tidak berubah-rubah tetapi setiap tahun harganya selalu naik

Nada pun memutuskan untuk mengambil topi dan memakainya. Nada tidak perlu membawa koper/barang bawaan. Karna semua barang itu milik Roy bukan miliknya. Sebelum Nada meninggalkan kamarnya dia sedikit menatap poster Sehun lalu mengingatkan semuanya terhadap Galvan. Pria konyol yang baru dia temui sepanjang masa

Nada menuruni tangga dengan cepat sambil menunduk dan menghindari tatapan para pelayan yang memperhatikannya

Dia juga tidak peduli terhadap Roy yang nanti akan menahannya karna Nada keluar bukan mengendap-ngendap tetapi terang-terangan

"Lo mau kemana?" Suara itu sempat menghentikan langkah Nada tetapi Nada tidak memperdulikannya dia terus saja melangkah menghampiri pintu yang menantinya

"Jangan coba-coba pergi!"

Nada masih tidak memperdulikannya

"Satu kali lagi lo melangkah. Gue tembak kaki lo" Ancam Roy dengan nada teramat dingin

Kata-kata itu dapat membuat Nada diam dan akhirnya ia membalikan tubuhnya dan menatap Roy

"Lo sama Galvan ngga ada bedanya! Sama-sama pembunuh!" Ucap Nada dengan dingin

Nada pun kembali melangkahkan kakinya dan tidak peduli dengan ancaman Roy

Dor!

Nada kaget.
Ternyata Roy serius dengan ucapannya

Roy menembakan pelurunya tetapi tidak terkena kaki Nada. Roy malah menembakan pistolnya ke arah kunci pintu tersebut dan otomatis pintu tersebut langsung mengunci

"Roy" Geram Nada sambil mengepalkan kedua tangannya

Nada membalikan tubuhnya sambil menatap tajam Roy lalu menghampirinya yang duduk santai diatas sofa

"Roy! Lo apa-apaan sih!?" Ucap Nada dengan nada tinggi

Roy hanya diam tidak menjawab

"Roy!"

"Gue mohon sama lo. Biarin gue pergi" sambung Nada dengan melemah

"Itu ngga akan terjadi" Ujar Roy setelah beberapa lama diam

"Gue tanya sama lo. Apa keuntungan lo nahan gue disini? Lo lagi ngadain balas dendam sama siapa? Sama Galvan?"

"Gue ngga balas dendam. Setidaknya gue pernah nyelamatin lo" Ujar Roy dengan datar

"Oke kalo masalah itu gue sangat berterimakasih sama lo. Tapi biarin gue pergi, gue masih pengen sekolah perjalanan gue masih panjang bukan untuk diem dirumah sebesar ini"

"Lo perlu apa? Tiket konser EXO? BTS? Wanna-one? Atau hadir di acara fansign? Gue bisa kabulin itu semua asal lo tetap disini" Tawar Roy

Nada diam sejenak

Tawaran itu memang cukup menggiurkan bagi Nada, sebagai seorang fangirl siapa yang tidak mau itu? Tetapi Nada masih mempertahankan Ego nya dia harus menolak seluruh permintaan Roy

"Gue pengen pulang" Ucap Nada dengan sendu

"Nada..."

"Gue pengen pulang Roy! Kalo gue kelamaan berada disini bisa-bisa gue akan jadi seorang pembunuh bahkan pisikopat. Gue nggak mau Roy!"

"Lo nyindir gue?"

"Baguslah kalo lo merasa"

"Lo berubah" ujar Roy dengan datar dan tiba-tiba

"Gue bukan berubah. Tetapi gue udah tau semuanya"

"Gue udah tau semuanya Roy! Lo itu pembunuh! Pemaksa!Perampok! Kriminal! Pokoknya lo udah ngelakuin semua kejahatan! Lo itu Monster!Ngga punya hati!"

"Setelah lo tau sisi buruk gue. Lo mau tinggalin gue? Apa semua manusia seperti itu ketika dia tau sisi buruk orang tersebut maka dia akan pergi meninggalkannya"

Nada Diam Mencerna seluruh perkataan Roy

"Setidaknya lo hargain sedikit perasaan gue Nad"

"Lo boleh pergi, silahkan.."

Dor!

Roy menembak kembali kunci tersebut hingga pintu itu terbuka

---------------------------------------------------

Tolong berikan pendapat kalian tentang story GALVAN ini:) Makasihh<3

Vote and comment jangan lupa😄

Gabung GC kuy biar tambah akrab. Tautan ada di bio 😉

GALVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang