26°

4K 306 27
                                    

~Happy Raeding~

Gue ngga bisa tahan lagi! Gue harus bongkar semuanya sekarang! Ucap batin seseorang

Lalu orang itu mengetik sesuatu dari ponselnya dan berseringai ketika telah mendapatkan jawaban dari orang yang telah di kirimkan pesan tadi

*******

"Yang lain pada kemana?" Tanya seseorang yang tiba-tiba masuk ruangan Nada

Dan refleks Galvan dan Nada menoleh lalu mendapati Adara yang telah masuk sambil membawa buah-buahan

Galvan pun melepaskan pegangan tangannya pada tangan Nada dan membuat hati Nada terasa sesak

"Udah lanjutin aja kak, aku gapapa" Ucap Adara dengan semanis mungkin

"Dar..ini bukan seperti apa yang kamu pikir" Jelas Galvan

"Emang Kaka tau apa yang sedang aku pikirin?" Tanya Balik Adara

Galvan tidak menjawab dia hanya memilih untuk diam

"Ada ya orang yang selalu merebut kebahagiaan orang seharusnya dia tuh sadar diri bukan tetap saja menjadi Parasit" Ujar Adara sambil berniat menyindir seseorang

"You Now Paras--"

"Adara Cukup!!" Bentak seseorang dan orang itu adalah Nada

"Setelah lo ngambil kasih sayang Papah yang seharusnya di berikan ke gue dan sekarang lo juga nikung pacar gue! Lo itu cuman parasit!" Ucap Adara dengan nada Tinggi

"Perebut kebahagian orang!"

"Anak Pungut!"

"Dan seharusnya lo nggak ada dikeluarga angkasa!''

"PARASIT!"

"Seharusnya lo bersyukur masih gue anggap jadi kaka! Walaupun dari dulu gue cuman pura-pura dalam hal itu"

Cacian dan makian terlontar dari mulut Adara dan Nada hanya bisa diam dan melawan rasa sesak dalam hal ini Nada memang anak pungut dan diadopsi dari panti asuhan oleh Pak Arkan ketika dia SMP kedua orangtua Nada telah meninggal karna dibunuh tepat didepan kedua matanya

Sementara itu Galvan hanya menatap kedua wanita yang didepannya secara bergiliran terutama menatap Adara dengan tidak percaya

"Gue benci sama lo Nad!"

"Belum puas lo hah hancurin kebahagiaan gue!?"

Adara masih mengoceh dan memaki Nada  sedari tadi Galvan sudah mencoba untuk merendam emosi Adara tapi tetap saja Adara semakin meluap-luap emosinya

Brakkkkk

Pintu rumah sakit didobrak begitu saja dan nampaklah dua orang pria dengan menggunakan topeng langsung menyandra Adara dan menempelkan pistolnya tepat pada kepala Adara

Nada dan Galvan kagetnya bukan main dan Galvan sangat mengkhwatirkan Adara

"Kak.. tolongin aku.." Lirih Adara sambil merasa ketakutan

GALVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang