25°

4.1K 295 7
                                    


~Happy reading~

"Lo rindu sama Rossa?"

Pertanyaan itu seperti petir yang menyambar tepat pada hati  Galvan

Galvan Diam

"Kalo gue bilang Rossa udah mati lo akan percaya?"

Galvan masih diam

Dia masih menatap mata Roy dan mencari kebohongan di raut wajah Roy tersebut.. tapi sial Galvan tidak menemukan itu
Karna jika melihat mata saja tidak dapat memastikan orang itu serius atau tidak! Roy masih memakai masker yang menutupi hidung dengan mulutnya

Dan tidak lama kemudian suara yang seperti tawaan berbunyi dibalik masker Roy

Galvan semakin tidak mengerti pada Roy yang tertawa secara tiba-tiba

Tetapi hanya jeda beberapa detik suara tawaan Roy tiba-tiba berhenti dan langsung menatap tajam pada Galvan

Mata Elangnya menatap tajam pada Galvan

Dengan gerakan cepat Roy mengambil pisau lipat yang berada dikantongnya dan melemparkannya pada Galvan

Pisau itu melayang tepat pada tangan kiri Galvan. Galvan menghindar tetapi pisau itu tetap saja merobek jaket yang ia kenakan dan sedikit merobek kulitnya

"Akhh" Ringis Galvan sambil memegangi lengan kirinya

Roy tersenyum

lalu meninggalkan Galvan dengan langkah yang santai

**************

"Nad? Lo beneran anaknya pak Arkan?" Tanya Amir dengan penasaran. Baru saja Nada sadar dia langsung di cekoki pertanyaan yang selama ini ia hindari

"Bukan"

"Udah jelas-jelas tadi Pak Arkan ngaku sendiri" Kekeuh Amir

"Gue baru sadar, Nama sekolah kita kan, SMK Mulsita Angkasa trus Nama Lo kan Nada Alira Angkasa trus nama panjang Adara juga Adara Angkasa dan ternyata Nama sekolah diambil dari marga kalian toh" Jelas Amir sambil berfikir

"Lo bisa diem gak sih!" Seru Salma pada Amir

"Iya maap"

Nada menghiraukan pernyataan Amir dia malah melihat sekelilingnya disana Ada Raja, Amir, dan juga Salma, Bima masih berada diruangan dokter karna dia juga ikut mendonorkan pada pasien yang kekurangan darah dan Pak Arkan yang harus terbang ke jepang untuk mengadakan kerjasama dengan Perusahaan-perusahaan jadi murid Smk Mulsita Angkasa dapat melaksanakan Prakerin ke Jepang

"Galvan mana?"

Pertanyaan itu lolos dari mulut Nada secara tidak disengaja

Menyadari itu Nada langsung menutup mulutnya seharusnya Nama itu tidak keluar begitu saja

"Gue disini" Ucap seseorang yang langsung membuka pintu ruangan rumah sakit

Nada menatap Galvan dengan datar tanpa ekspersi tetapi raut wajahnya menjadi khawatir ketika melihat robekan jaket dan sedikit darah yang berada ditangan kiri Galvan

"Tangan lo kenapa Gal?" Tanya Amir sambil membulatkan matanya

"Sampe robek gitu.. padahal lo pake Jaket Levis Kak" Tambah Raja

GALVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang