6.6K 449 15
                                    

HAPPY READING

"Lo mau balik atau mau kemana?" Tanya Galvan sambil mengayuh sepedanya

Setelah makan Mie Ayam mereka berdua pun memutuskan untuk pulang dan juga masih menggunakan sepeda Galvan

"Emang elu mau kemana dulu?" Tanya balik Nada

"Gue mau ke rumah mama gue dulu, lu mau ikut?" Tanya Galvan

"Okedeh gue ikut lu aja" jawab Nada

Galvan pun mengayuh sepedanya untuk pergi kerumah mama nya
Dan sampailah mereka berdua di tempat pemakaman umum

"Disini rumah mama lu Gal?" Tanya Nada di ikuti dengan bulu kunduknya yang berdiri dan turun dari sepeda Galvan

Galvan tidak menjawab dia terus saja melangkah ke dalam pemakaman itu dan Nada pun terpaksa mengikutinya dari belakang

"Eh?'' Ucap Galvan

Galvan melihat seorang Bapak-Bapak yang tengah menangis tepat di Makam Gladist - mamanya Galvan

"Hisk.. hisk... hiks... kenapa kamu tinggalin aku hiks..hiks" ucap Pria paruh baya itu sambil menangis

"Kenapa Gal?" Tanya Nada karna tiba-tiba Galvan memberhentikan langkahnya dan menatap pria paruh baya itu

Galvan masih tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Nada
Dia malah menghampiri pria paruh baya itu

Dikacangin lagi gue batin Nada

Galvan berjongkok sambil mensejajarkan tingginya dengan pria paruh baya itu

"Om kenal sama mama saya?" Tanya Galvan dengan lembut

Pria paruh baya itu pun menoleh dengan mata yang sembab karna habis menangis

"Mama kamu? Om nggak kenal" jawab pria paruh baya itu sambil mengusap air mata yang berada di pipinya

"Trus kenapa Om nangisin makam mama saya?" Tanya Galvan lagi

"Makam mama kamu? Ini kan makam tunangan saya Gisel"
jawab Pria paruh baya itu

Galvan pun terkekeh sepertinya om itu salah makam ya jelas-jelas ini makam mamanya dan tertera sangat Jelas GLADIST BINTI PERWIRA bukan GISEL yang diucapkan oleh om itu

"Eumm Om.. " panggil Galvan

Om itu pun menoleh

"Sepertinya Om salah makam..ini makam Mama saya.. kalo om nggak percaya Om bisa Baca Ukiran nama dibatu Nisannya" Jelas Galvan

Pria paruh baya itu pun mulai membaca ukiran batu Nisan

"Gla-Gladis Binti Perwi-wira?" ucapnya

"Lha kok Gladist? Berarti tadi om--" ucap Pria baruh baya itu sambil menggantungkan omongannya

"Maaf dek Om salah makam" ucap Pria baruh baya itu sambil berdiri dan meninggalkan Galvan dan Nada

Galvan pun tersenyum lalu kembali mengusap batu Nisan milik mamanya

"Galvan jadi mama kamu itu---" ucap Nada menggantungkan ucapannya

"Sorry Galvan gue ngga tau" sambung Nada sambil ikut jongkok disebelah Galvan

Galvan pun mengangguk

"Maafin Galvan yaa ma, baru sempet kesini lagi" ucap Galvan

Galvan pun menutup mata sambil membacakan surat Al-fatihah untuk mamanya diikuti oleh Nada yang ikut memejamkan mata

GALVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang