I'm back!
Bacanya pelan-pelan ya 😉--------------------------------------------
"Papa!" ucap Zidan yang langsung memeluk Galvan ketika Galvan baru saja membuka pintu rumahnya."Kamu kemana aja bocah? Dari tadi dicariin" Galvan mengomel sambil berjongkok agar tingginya sejajar dengan Zidan.
Bukannya Zidan cemberut dia malah tersenyum dan memamerkan kantong plastik warna putih yang sudah terisi susu kotak.
"Kamu dapet dari mana ini semua?" Galvan mengernyit kebingungan.
"Ngemis" ujarnya lalu masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan Galvan yang mulai frustasi.
Galvan menutup wajahnya dengan kesal. Dosa apa dia sampai dititipkan anak ber spesies seperti Zidan.
"Itu gue yang ngasih Gal" celetuk seseorang yang ternyata sedari tadi berada di belakang Zidan.
Galvan mendongakakan kepalanya lalu berdiri mencari sumber suara. Bola matanya terkejut ketika melihat gadis yang kini berdiri dihadapannya.
Nada memberinya tangan kanan seperti akan bersalaman tetapi Galvan dia tidak membalasnya ia hanya diam saja menatap Nada dengan tidak percaya
"Oh gue paham" ucap Nada lalu mengambil kembali tangannya yang sedari tadi diudara.
Gadis itu tercekat dengan mata yang sudah mulai memanas, "Selamat atas pernikahan lo"
Walaupun sebenarnya ia benci mengatakan itu.
"Ohiya satu lagi, anak lo lucu" ujar Nada dengan sangat-sangat menahan rasa sakit yang mendalam di dadanya dan menerima kenyataan jika penantiannya selama ini sia-sia.
Nada membalikan tubuhnya dan menjauhi perkarangan rumah Galvan.
Di dalam hati Nada, ia berharap sekali Galvan mengejarnya atau paling tidak memanggilnya untuk menyuruh berhenti dan menjelaskan semuanya bahwa lelaki itu belum menikah atau paling tidak membantah ketika Nada berbicara bahwa Zidan adalah anaknya.
Tapi itu tidak terjadi.
Galvan hanya diam di bibir pintu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Galvan masih dalam mode idiot.
*******
Nada masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu dengan keras sampai membuat Salma yang sedang menonton Drakor langsung teronjak kaget.
Nada melempar seluruh belanjaannya dimeja dengan kasar lalu langsung menaiki kasurnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut
"Nad lo kenapa?" tanya Salma dengan lembut tanpa mencoba membuka selimut yang menutupi seluruh wajah sahabat nya.
Namun nihil tidak ada jawaban dan yang Salma dengar hanya suara segukan dan selimut yang mulai basah
Nada menangis.
"Nada, gue serius lo kenapa?" tanya Salma dengan begitu khawatir. Dia baru melihat Nada yang seperti ini
Masih tidak ada jawaban
"Lo ketabrak gerobak?"
Malah suara tangisan berbunyi semakin keras.
"Nad lo bisa cerita sama gue.."
"Ohiya, gue denger dari Amir. Kalo Galvan sekarang udah balik Nad! Dia udah kembali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GALVAN [END]
Humor#1 in SMK #8 in Humor [BOOK II: Galvan & Nada] Amazing Cover By Ipapoo 'Genggam Erat atau lepaskan? Dan ketika keduanya memilih yang salah' ©copyright 2018 Shellayulistiani