Jeng..jeng..
" Woi bangun lo, udah siang ini " Ucap Kiki sambil menggoyang-goyangkan tubuh (nama kamu) yang masih terbalut selimut.
Tubuh (nama kamu) menggeliat, matanya terasa masih berat untuk terbuka. Setelah beberapa detik, matanya mulai mengerjap untuk mengidentifikasi cahaya yang memang sudah meninggi dari balik jendela kaca di kamarnya yang gordennya sudah disingkap oleh Kiki tadi.
" Abang.. gangguin aja " Dengus (nama kamu) pelan sambil masih menutup matanya.
" Bukannya lo udah tau kalo sekarang silau? " Ucapan Kiki membuat (nama kamu) mengangguk-angguk tidak jelas.
" Yaudah ayo bangun, satu jam lagi udah jam sembilan. Kasian Alwan nanti nungguin lo lama " Ucap Kiki sambil menarik keras tangan adiknya itu.
" Iya abang, gue bisa bangun sendiri kok " Ucap (nama kamu) yang sudah memposisikan dirinya untuk duduk, namun matanya masih terpejam.
" Bangun atau gue siram? " Ancaman Kiki membuat (nama kamu) berusaha untuk membelalakkan matanya yang memang terdapat kantung besar dibawahnya saat ini.
" Lo semalem begadang apa nangis? " Ucapan Kiki yang membuat (nama kamu) menjadi terbelalak sungguhan.
Kiki sekarang sudah duduk di hadapan adik kesayangannya itu sambil tersenyum miring dengan keterkejutan adiknya.
" Gue.. semalem begadang ngerjain tugas " Ucapan (nama kamu) dengan sedikit gugup.
" Ohya? Semalem gue mau nyamperin lo, eh gue denger ada sesenggukan kecil gitu. Apa ada orang lain selain lo di kamar ini? " Ucapan Kiki dengan wajah yang dibuat seolah-olah terkejut.
" Abaangg... " Lirih (nama kamu) membuat Kiki mencubit pipi chubby adiknya itu dengan gemas.
" Iya gue ngerti " Ucap Kiki yang langsung mendekap erat tubuh adik kesayangannya itu.
" Udah ah lo bau, mandi dulu " Ucap Kiki yang setelah beberapa detik memeluk adiknya, lalu melepaskannya. Kemudian Kiki berlalu keluar dari kamar (nama kamu).
" DASAR ABANG DURHAKA " Teriakan (nama kamu) yang sudah tidak mendapat jawaban dari Kiki.
***
Pukul 8.45 Alwan sudah stay untuk menunggu (nama kamu) di ruang makan bersama Haris, Harnum, dan Kiki." Ayo Alwan, sarapan dulu gih " Ucap Harnum lembut sambil memukul pelan bahu Alwan yang berada tepat disampingnya.
" Maaf tante, beneran deh Alwan sudah sarapan tadi sama mama " Ucap Alwan sambil tersenyum seramah mungkin kepada Harnum.
" Yaudah, kalo gitu kamu samperin aja (nama kamu) ke kamarnya. Ketok aja sampe dia keluar " Ucap Kiki sambil tersenyum lebar sebelum memasukkan sesendok nasi ke mulutnya.
" Iya bang " Ucap Alwan sambil tersenyum bahagia.
" Permisi om, tante " Ucap Alwan yang sudah berdiri dan langsung berlalu untuk menaiki anak tangga rumah Haris setelah mendengar kata ' IYA ' dari bibir Haris dan Harnum.
***
Setelah beberapa menit akhirnya (nama kamu) dan Alwan pun menuruni anak tangga beriringan. Terlihat wajah (nama kamu) yang gelisah dengan dihiasi dua kantung mata.Sedangkan Alwan memasang wajah setenang mungkin dan dihiasi oleh senyuman termanisnya.
" Mah, pah, aku berangkat dulu ya? " Ucap (nama kamu) sambil menyium punggung tangan mama dan papanya secara bergantian.
" Kamu gak mau sarapan dulu? " Ucap Harnum sambil tersenyum.
" Gak usah mah, nanti ditraktir Alwan katanya " Ucap (nama kamu) sambil menampilkan puppy eyes-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Teen Fiction[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...